Oneshoot Yadong NC

hypocysi man

Cast                 :

Han Hyunjae
Lee Chan Hee / Chunji (Teen Top)
Others
Kategori          : Oneshoot

Genre              : Kekerasan (dikit, gak parah)

Rating              : NC-21

As usual, I prohibit you to bash my ff. Forgive me if you disagree about my cast that I use. Is just wanna make different something for Chunji. A cute boy will be a little horrible man #PLAK!!

Requested by Deasy Eonni.

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

“Hentikan kebiasaan burukmu itu. Mau jadi apa kau jika tiap malam kau selalu pulang dalam keadaan mabuk?”

“Bisakah eomma tak berisik? Kepalaku sudah cukup pusing tanpa mendengar ucapan eomma.”

“Yak, kurang ajar kau! Lebih baik kau cari ibu baru (?) untuk anakmu, Taemin, dari pada kau keluyuran tak jelas. Aish, gara-gara wanita saja kau jadi seperti ini. Terpaksa ku akui, kau itu sangat payah sebagai lelaki, Lee Chan Hee.”

“EOMMA!!!”

“Aku tak mau tau, mandikan Taemin, se-ka-rang! Dan kau harus menerima perjodohan yang telah ku susun bersama appamu dengan keluarga Kang. Kau akan ku jodohkan dengan putrinya yang bernama Kang Sora *disambitLeeteuk*.

“Kalau aku tidak mau?”

“Kau akan ku mutilasi! Yak, cepat kau mandikan anakmu!”

Chunji’s POV

Apa-apaan ini? Kenapa orang tuaku selalu saja memaksaku untuk menikah. Ditambah ibuku yang gemar sekali merecoki hariku dengan wejangannya itu. Menikah? Aku sudah berjanji bahwa aku hanya akan menikahi gadis yang bernama Kim Yeonji. Wanita yang sangat kucintai sampai saat ini sekaligus wanita yang menjadi ibu dari putraku Lee Taemin.

Saat Taemin lahir, Yeonji memang belum menjadi istriku. Ia meninggal saat hari pernikahan kami akan berlangsung 5 hari lagi. Saat itu ia akan pergi ke makam ibunya, namun saat diperjalan kejadian naas itu pun terjadi. Karena aku! Aku meneleponnya saat Yeonji sedang mengendarai mobil dan membuatnya tak fokus saat menyetir sehingga mobilnya menabrak pagar pembatas jalan hingga benar-benar hancur dan mobilnya masuk kejurang.

Aku menyesalinya. Sangat. Andai saja saat itu aku tak meneleponnya, ia pasti masih hidup dengan baik sampai saat ini. Menjadi istri sekaligus eomma yang baik untukku dan Taemin. Aku merasa menjadi appa yang tak berguna untuk putraku karena telah menyebabkan ia tumbuh tanpa seorang ibu.

Club malam ini lah yang ku jadikan pelampiasan. Aku selalu datang kesini untuk sekedar melepas rasa lelahku. Mencoba sejenak melupakan masalah-masalahku, namun tak sedikitpun aku berkeinginan untuk melupakan Yeonji. Selamanya aku akan mencintainya.

Ku putuskan untuk meninggalkan club malam ini saat kesadaranku sudah mulai menurun. Terbukti dengan cara berjalanku yang sempoyongan (?) dan tak terfokus. Ku pegangi keningku seraya memijitnya lembut, berusaha untuk menghilangkan sedikit rasa pening yang mulai menyerang kepalaku.

BRUUUKK

Tubuhku ambruk seketika. Kakiku nampaknya sudah tak kuat lagi untuk menopang tubuhku.

“Ahjussi, gwenchanayo? Yak, ahjussi, apa yang terjadi denganmu?”