RIDER - 1

468 23 8
                                    

Author POV

waktu sudah menunjukan jam setengah tujuh orang orang sudah mulai aktivitasnya mereka sibuk dengan kehidupan mereka sendiri sendiri kecuali seorang bernama DEVA REYNA PUTRA ia berjalan dengan malas menuju kamar dengan muka yang masih kucel dan rambut yang berantakan selesai mandi dengan raut wajah yang masih sama ia pergi meuju kamar dan berganti baju dengan asal asalan ia tidak begitu peduli dengan penampilannya dengan cepat ia mengambil tas nya dan langsung berangkat menuju sekolah dengan motor Ducati 848 miliknya dan melewatkan sarapan bersama keluarganya. ia juga tidak terlalu memperdulikan keluarganya karena mereka sangat jarang sekali berkumpul bersama keluarganya bahkan hanya untuk berbicara sesaat saja itu sudah sangat jarang dilakukan. sambil melihat jam sesaat reyna langsung memacu sepedanya dengan kencang ia memang mempunyai skill yang lumayan dalam bersepeda. tak lama reyna sudah sampai di gerbang sekolah ia melihat gerbang sudah tertutup dan proses belajar mengajar telah di mulai iapun tak lama satpam sekolah datang "wah mas rey..telat lagi mas??" tanya satpam "ya bapak tau sendiri gimana..." jawab rey kesal "gini deh pak saya di tas masih ada satu pack rokok ntar bapak saya kasih rokok nya tapi bapak juga buka in nih gerbang..gimana??" kata rey "waduh gimana ya mas..." balas satpam malu malu "udah gak papa pak saya ikhlas kok" kata kinal meyakinkan "tapi ntar kalo ketahuan gimana mas" tanya satpam tak yakin udah gak papa pak..." balas kinal sambil langsung memberikan rokok yang ia janjikan tadi. akhirnya dibukalah pintu gerbang dan rey pun bisa langsung masuk seperti tidak mengalami apa apa.

Reyna POV

"hah...akhirnya masuk juga" jawabku lega kuparkirkan motor di tempat biasanya dan langsung kuberlari aku tak mau hari ini berurusan dengan bp lagi.. tak kusadari ada gadis yang tengah berjalan di depanku, akhirnya kami pun bertabrakan kulihat kertas yang di bawa nya telah jatuh tak karuan akupun tidak memikirkan gadis itu dan langsung aku teruskan berlari menuju kelas, ku tengok ke belakang sesaat gadis itu tengah merapikan kertasnya yang jatuh tadi. ku lihat klas masih ramai dan tak ada guru akupun langsung duduk dan seperti biasa aku tidak begitu dekat dengan teman sekelasku bahkan dengan teman sebangku pun aku sering lupa namanya. dan tak lama sesosok makhluk yang tak diingin kan kehadiranya diruangan ini pun datang kau pasti sudah tau siapa yang ku maksud dan pelajaran hari ini aku lalui dengan cara biasanya yaitu TIDUR. Akupun terbangun karena mendengar bel istrahat kulihat jam sudah menunjukan jam setengah sepuluh dan tadi saat berangkat aku melewatkan sarapan yah...apa boleh buat aku harus pergi ke kantin bertemu dengan badut badut sekolah hanya untuk makan. setelah mendapatkan makananku aku tidak melihat tempat duduk sama sekali yang aku lihat hanya sekumpulan orang orang yang tidak mau berbagi dengan temanya yang lain inilah sebab nya aku tidak mempunyai teman disini karena mereka sendiri yang membuatku menghindari mereka. namun ada satu bangku kosong di pojok kantin kulihat hanya ada gadis yang makan sendirian di san dan akupun memaksakan diri untuk duduk di dekatnya daripada tidak bisa makan. kulihat gadis itu hanya diam saja dan tanpa respon melihat aku duduk di dekatnya mungkin ia tahu sifatku yang sedikit anti-sosial. "udah tau salah masih gak minta maaf.." ucap gadis itu mengagetkan ku "hm??" tanyaku singkat "kamu gak ingat tadi yang kamu dorong pagi tadi siapa" tanya nya "enggak" jawabku polos "hm.. .dasar" jawabnya kesal lalu pergi meninggalkanku.

tak terasa sudah waktunya pulang tidak ada yang menarik hari ini yah.. seperti hari hari biasanya ku ambil lagi motor ku kulihat parkiran sudah sepi sepertinya tidak ada lain murid di sekolah hingga kulihat di luar masih ada gadis tadi yang menuntut perminta maaf an dariku akupun berpikir mungkin jika aku mengantarnya pulang ia akan memaafkanku. baiklah akupun pergi menghampirinya. "hey kamu belum dijemput??" tanyaku biasa "belum" balasnya singkat "bagaimana jika sebagai ganti perminta maafanku tadi aku akan mengantarmu pulang" tawarku "boleh.." jawabnya sambil tersenyum "oke naiklah" kataku. perjalanan yang kulalui dengan dia hanya diam seribu bahasa mungkin dia hanya berbicara saat akan menunjukan arah rumahnya dan selebihnya tidak ada. hingga sampai akhirnya kami sampai dirumah gadis ini "makasih ya udah nganterin aku pulang, eh..kita belum kenalan lho" ucapnya "oh iya.." jawabku malu "namaku jessica veranda panggil aja ve, nama kamu siapa??" tanya nya "namaku deva reyna putra panggil aja reyna atau rey" jawabku canggung.

"kamu punya nomer hp atau line gitu??" tanya ve basa basi

"eh...punya" balasku sedikit canggung

"boleh minta nggak??" jawab ve

akupun segera mengeluarkan hp dan membacakan id lineku "tunggu dulu kamu mau apa emang" tanyaku curiga.

"yaaa nambah nambah temen aja" jawab ve sembarang

"emang situ ga punya temen??" balasku bercanda

"yaudah... aku jujur aku emang gak punya temen dan aku gak tau kenapa semua anak anak di sekolah gak mau temenan sama aku, mungkin gara' aku sedikit berbeda dengan mereka yang hidupnya selalu ada dan penuh dengan apa yang mereka inginkan dan kau sendiri mungkin begitu. tidak mau berteman dengan anak seorang penjual roti" ucap ve dengan sedikit berkaca kaca.

"o...maaf aku tidak bermaksud begitu..." ucapku sesal

"bagaimana kalo kita menjadi teman" tawarku dengan senyum tipis

"boleh..." jawab ve sambil mengusap air matanya

"wah.. ve mungkin sudah waktunya aku pulang" ucapku berpamitan

"o...yaudah hati hati yah dijalan makasih tadi udah nganter dan makasih udah mau jadi temenku" timpal ve

"tapi ve sebelum aku pulang..." cegahku

"ada apa?" tanya ve bingung

"aku tahu kenapa kamu dianggap berbeda karena kamu bukan golongan mereka.." kataku

"maksud kamu?" jawab ve kebingungan

"iya... kamu berbeda karena kamu bukan golongan mereka tapi kamu golongan bidadari surga" jawabku sambil langsung menancap gas dan pergi

kulihat dari spion ve hanya tersipu malu dan baru kali ini kami mempunyai seorang teman aku tidak tau kenapa tuhan mentakdirkan begini tapi aku berharap aku dan ve bisa lebih dari seorang teman biasa....

Ve POV

hari ini sedikit spesial atau mungkin bahkan sangat spesial, tidak seperti hari hari biasanya hari ini aku mendapatkan seorang teman mungkin bagi anak anak yang lainya hal ini sangat biasa, namun bagiku ini sangat istimewa karena mungkin aku sedikit kesepian dan memang aku setiap hari sering sendirian di rumah hingga malam saat ibu ku harus pergi untuk berjualan roti mulai pagi hingga siang dan ketika siang sampai malam ia menjaga toko kelontong di pinggir jalan milik seorang saudagar kaya, aku juga bukan anak yang pemalas aku setiap pulang sekolah juga membantu membersihkan rumah, memasak makam malam dan mencuci baju jika ada. memang itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan perjuangan ibuku untuk menghidupiku. dan aku hampir lupa mneceritakan ayahku, aku sebenarnya malas mengungkit cerita ini. ia pergi meninggalkan aku dan ibuku saat umur 7 tahun waktu itu aku belum cukup dewasa untuk memahaminya namun aku tahu bagaimana bodohnya ayahku meninggalkan kami hanya karena ia tidak bisa menghidupi kami karena perusahaannya bangkrut. dulu kami memang hidup berkecukupan bahkan lebih namun sejak ada krisis ekonomi secara drastis ekonomi keluargaku turun hingga akhirnya ayahku meninggalkan kami dan membuat hidupku dan ibuku menjadi seperti ini, untungnya ibuku dulu suka sekali membikin kue dan roti, jadinya kami masih punya harapan untuk mencukupi kehidupan dengan menjual roti dan kue. waktu masih menujukan jam 4 sore namun semua pekerjaan rumah telah selesai semua akhirnya aku pergi ketaman di dekat rumahku seperti biasanya aku memang suka berjalan sendirian di taman melihat bunga lihat kumbang dan menghirup udara segar. akupun bersiap menuju taman dan mengambil sepeda pancalku. akupun mulai mengayuh sepeda sambil berdiri menikmati angin lembut dibulan september. tak lama aku sudah sampai di taman kulihat dan tidak terlalu ramai seperti biasanya, akupun berjalan perlahan dan menikmati keindahan langit mentari senja. aku pun duduk dikursi taman kulihat burung merpati terbang kembali kesangkarnya hal ini sangat membantu pikiranku tenang dari kepenatan.

brum..brum...bunyi motor moge dari kejauhan aku berpikir sejenak "apakah itu reyna" ah..tak mungkin ia sampai kesini taman ini tak cocok bagi anak sekelas reyna. aku pun melanjutkan meditasiku(?) sambil berusaha fokus kembali namun suara dari knalpot itu masih menggaguku saja akhirnya karena penasaran akupun menghampiri asal suara tadi.

lalu veranda melihat sesosok orang yang tidak asing baginya "sepertinya aku pernah lihat jaket itu, apakah itu rey" akhirnya veranda memberanikan diri untuk menyapanya. "rey..." ucap ve sambil menepuk bahu orang itu.

~~~ BersambunG~~~

Hai reader :3

gimana gimana :v

baru nyoba nulis nih :"

saran dan votenya yaaaa :'v

RIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang