RIDER - 2

199 16 7
                                    

Veranda melihat sesosok orang yang tidak asing baginya.

"Sepertinya aku pernah lihat jaket itu. Apakah itu Rey?" pikir Veranda.

Veranda pun memberanikan diri untuk menyapanya.

"Rey," ucap Ve sambil menepuk bahu orang itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Orang itu menoleh, namun orang itu bukan seperti yang diharapkan Ve.

"Eh, maaf, Pak, saya kira temen saya," kata Ve malu-malu sambil menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia pun kembali ketempat bangku taman tadi, namun ternyata bangku itu telah diisi orang lain. Ia pun memutuskan untuk pulang. Lagipula, ia juga harus belajar karena sekarang ia sudah kelas 3 SMA dan sudah mendekati Ujian Nasional.

***

Reyna POV

Tak lama setelah mengantar pulang Ve, aku sampai di rumah dan mencoba mengistirahatkan diri. Akan tetapi, bayangan si JESSICA VERANDA masih menghantui pikiranku. Akhirnya akupun mencoba tidur,namun handphone-ku ternyata berdering. Aku tidak menghiraukannya dan melanjutkan tidurku.

Sinar matahari mulai memaksa keluar dari balik tiraiku dan singkat cerita aku terlambat lagi, namun kali ini sudah ada guru BP di depan gerbang sekolah mencegat murid yang terlambat. Sialnya, pada saat itu hanya aku seorang disana.

"Selamat siang, Mas Rey," ucap guru BP tersebut sambil menekankan kata siang. Aku terdiam.

"Sudah jam berapa ini?" tanya sang guru sambil meninggikan nada suaranya.

"Jam setengah delapan, bu," jawabku datar.

"Oke. Karena kamu sadar bahwa kamu terlambat, ibu tidak akan menyuruhmu pulang, tetapi kamu jangan bersenang hati terlebih dahulu karena sekarang aula sedang menunggumu untuk dibersihkan," ucapnya dengan angkuh.

"Terima kasih, bu Melo," jawabku.

Kini aku sudah berada di aula dan dengan terpaksa akan membersihkan semua kotoran yang dihasilkan rapat guru kemarin.

"Hadeh, bisa ancur dah nih badan," keluhku setelah melihat aula yang sangat kotor.

***

Author POV

Reyna mulai mengambil pel dan membersihkan aula sambil sedikit mengomel. Karena sibuk mengomel, ia tidak tahu bahwa pelnya membentur kaki seseorang. Reyna melihat sosok wanita muda berambut panjang berbaju putih *tapi bukan setan.

"Ve? Ngapain disini?" tanya Reyna bingung.

"Dihukum," jawab Ve judes.

Mendengar jawaban Ve begitu, Reyna pun bingung apa yang salah darinya.

"Ve kok judes gitu? Lagi dapet, ya?" ucap Reyna merayu Ve.

"ENGGAK!" tukas Jessica Veranda.

Reyna menghela nafasnya berat. Reyna tidak mau kehilangan Veranda karena hanya Veranda-lah teman satu-satunya.

RIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang