Apa yang membuat hujan begitu istimewa ? apa yang membuat suasana hatiku begitu berbeda saat hujan turun. Saat dia mulai gemercik dan membasahi bumiku. Hujan ibarat tangis, luapan hati sedih yang tidak tersurat ataupun tersirat.
Yang aku tahu, hujan memiliki kesan mendalam bagi siapapun yang melihat dan merasakannya. Pasti mereka akan memiliki firasat yang sama. Sebuah firasat atau perasaan yang tidak seorang pun bisa menjelaskannya.
Kenapa langit terlihat muram saat hujan, dan hawa begitu dingin. Itu normal, tapi, apa maksud Tuhan ? kenapa harus warna abu – abu dan kelam ? kenapa, hujan begitu dingin dan deras seperti deraian air mata. Tangis adalah kata – kata yang tak mampu terucap, karena itulah airmata mengatakan hal yang seharusnya dilontarkan oleh mulut. Dibalik pemikiranku, Itu semua normal. Tidak ada yang aneh. Tidak ada yang salah. Semua hal adalah normal. Karena manusia memiliki batas fikirnya. Yang tidak bisa menandingi pengetahuan Tuhannya. Oleh sebab itu, mereka berkata " itu normal."
Hujan. Memang indah. Tapi, fajar ini terlalu indah dengan nyanyian hujan. Aku tidak ingin terbangun dari tarikan gravitasi ranjang ku yang semakin kuat. hari-hari terasa begitu kosong. Tentu saja aku tidak bisa berdiam diri. Seakan aku tidak mampu sedetik saja. Keluar dari dingin ini.
Mentari telah terbit, tapi awan murung itu masih segan bersemayam lama di langit yang seharusnya cerah. Aku tidak terbiasa dengan dingin. Tapi aku menyukainya. Akibatnya jika dingin bersentuhan langsung dengan kulitku, akan mengakibatkan bentol-bentol mengerikan diseluruh tubuhku. Termasuk wajahku. Aaarggghh !
Oleh sebab itulah, aku selalu memakai piyama hangat dan selimut tebal. Jika harus keluar rumah saat musim hujan seperti ini. aku harus memakai jaket tebal seperti orang Eskimo. Terasa aneh jika banyak orang memandangiku serius dengan pakaian seperti itu. Potongan kain yang seharusnya tidak dipakai di Negara tropis.
mama sering berkata " jangan perdulikan perkataan buruk orang lain. Just you knows. " begitulah petuahnya terkadang menabahkan hatiku.
Selimut tebal yang hangat nan lembut ini menuruti kemanapun aku pergi. Tentu saja selimut ini tidak akan kotor. Karpet yang melapisi lantai telah dibersihkan setiap harinya. Dan aku tidak perlu khawatir. Langkah kecilku sedang menuju dispenser disalah satu sudut ruang kamar yang tidak terlalu besar ini. Kakak yang membelikannya untukku. Sejak dia pulang dari studi mencapai gelar sarjananya, dan mengetahui perkembngan tidak baik dari adik kecilnya ini. " alergi dingin." maka, gaji pertamanya disebuah lembaga periklanan diperuntukkan untukku. Dispenser yang sangat membantu. Jadi, aku tidak perlu repot-repot turun ke dapur jika ingin minum setelah mengalami nightmare atau ingin minum segelas susu hangat dipagi hari. Agar tidak terkena gejala alergi. Aku sungguh berterimakasih padanya, Kakak ku, pengganti mendiang Ayahku yang sangat dewasa pemikirannya.
Setelah meracik segelas susu hangat. Jendela yang sedari tadi masih tertutup oleh gorden berwarna putih tulang, dengan surai biru menggantung di ujung bawahnya. Kubuka dan aku duduk disana. Sebuah tempat yang nyaman. Jendela kaca yang terasa dingin, aku tidak pernah membukannya. Kecuali saat matahari sudah naik sebatas tepat diatas kepala. Dibatas bening ini menempel banyak sekali rintik air. Hujan sudah berhenti saat aku mencoba melawan gravitasi ranjang tidurku tadi. Embun telah terkalahkan oleh rintik hujan. Lebih kuat dan beraroma.
Aku memandangi lapangan luas dibelakang rumah besar yang menjadi penghalang. Rumah besar berlantai dua. Satu kamar diatasnya yang hampir sejajar tingginya dengan kamarku. Aku menanti terbitnya hangat mentari. Yang seharusnya sudah 30o bangun dari posisi tidurnya semalam. Dan seharusnya bisa kulihat bebarapa orang menyehatkan diri dengan jogging ria dan biasanya mama ikut jogging bersama ibu-ibu lain tetangga rumah. Dan biasanya pula, sepuluh menit lagi, tukang sayur keliling akan lewat berteriak-teriak mempromosikan dagangannya yang akan selalu habis 3 jam mendatang.
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE SMOKE
Mystery / ThrillerApa yang membuat hujan begitu istimewa ? apa yang membuat suasana hatiku begitu berbeda saat hujan turun. Saat dia mulai gemercik dan membasahi bumiku. Hujan ibarat tangis, luapan hati sedih yang tidak tersurat ataupun tersirat. Yang aku tahu, hujan...