HSI - Chapter 1

245 10 4
                                    

Seragam putih abu-abu nampak memenuhi SMA Bakti Mulia tempat mereka bersekolah mencari ilmu. Prilly dan Ali memang tidak sekelas sehingga mereka berpisah di koridor.

"Hai, pagi Pril."

Suara itu membuat seorang Prilly Safitri terperanjat. Ia memutar tubuhnya menghadap pemuda yang barusan menyapanya.

"Pa..pa...pagi Win."

Balas Prilly sedikit gugup. Entah kenapa mengapa setiap berbicara, atau sekedar saling tatap dengan Erwin jantungnya tak karuan, tak bisa di ajak komproni. Rasanya deg-degan.

***

Bel sekolah barulah berbunyi.
Di depan pintu kelas sudah terlihat Ali, sahabat Prilly. Seperti biasa sudah menunggu. Raut wajahnya yang tak sabaran membuat Prilly ingin mencubit pipinya.

"Lama Lo ahh," keluh Ali.

"Sabar dikit napa Li."

Prilly yang tak tahan akhirnya menarik pipi chubby-nya itu.

"Sakit bego!!" Ali menjitak Prilly.

"Dasar Alien." Teriak Prilly mengejar Ali, Karena Ali lari.

Prilly pun berhasil menarik dasinya hingga Ia memelas.

"Gue traktir mie ayam deh." Ucap Ali yang memamerkan gigi putihnya yang rapih.

"Sama minum ya!"

"Enak aja. Iya sama minum, tapi minumnya Lo yang bayar."

"Ihhhh Ali,"

Setelah membeli mie ayam dan minumnya mereka menuju taman sekolah yang terhampar luas. Mereka lebih memilih makan ditaman dari pada di meja kantin, karena di taman lebih sejuk udaranya. Mereka duduk bersila di atas rerumputan.

"Eh tau gak Li, tadi tuh waktu gue mau ke kelas Erwin nyapa gue." Ucap Prilly sembari memakan mie ayamnya.

"Terus?"

"Terus ya gue jawab sapaannya,"

"Kayaknya si Erwin suka sama Lo deh,"

"Hah? Serius Li? Lo yakin?"

"Iyaa."

"Berapa persen keyakinan Lo?"

"Hmmm... Sekitar 45 persen lah kemungkinannya."

"Yahhh dikit banget sih Li,"

"Ya Lo tembak aja si Erwin, kalau Lo di terima berarti dia naksir sama Lo."

"Ahhh Lo nih gak asik. Masa Gue sih yang nembak duluan. Gengsi ah!"

"Cinta tapi gengsi haha. Lo suka kan sama Erwin?"

"Ya iyalah! Cewek mana coba yang nggak tertarik sama dia."

"Tapi kalau misalkan Erwin beneran suka sama Lo, berarti Erwin mesti cepet-cepet periksa ke dokter deh."

"Loh kok gitu?"

"Ya kok mau-maunya dia suka sama Lo,"

"Ihh Alien Apaan sih." Ucap Prilly merajuk.

"Bantuin Gue mikir dong Li, gimana gitu biar gue bisa jadian sama Erwin."

"Gue kasih tau ya."

"Iya iya Li apaan?" Ucap Prilly yang tak sabar.

"Mending Lo kasih surat. Terus Lo kasih Erwin deh,"

"Surat cinta gitu?"

"Surat wasiat!" ucap Ali terdengar jengkel.

Haruskah Seperti IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang