Myth - Ares & Aprodite

373 36 3
                                    

Cast : Krystal Jung as Dewi Aprodite & Oh Sehun as Dewa Ares

Genre : History, Romance | Rating : G | Leght : Ficlet

[ Original Story By Christy Wu]

Disclaimer :

Ff ini tidak murni dari buah pemikiran Christy karena ini berasal dari beberapa artikel Mitologi Yunani yang dikembangkan tanpa merubah inti dan kebenarannya. Cast Christy pinjam dari S.M Entertaimen. Bapak Sooman Christy pinjem ya. Cast milik agensi dan orang tua masing – masing. Alur cerita dari Mitologi Yunani yang bisa dengan mudah kalian akses.

o0o

Berlari melewati lorong Goa dan menerjang gerbang belakang. Tidak sejenakpun sang dewi itu melambat hingga sampai didalam hutan menuju tempatnya dulu dibesarkan bersama dewa – dewi lainnya. Berpegangan pada pohon terdekat, perasaan gelisah yang menyergap takut akan bayangan bersembunyi yang akan tahu tujuan langkahnya berlari.

Udara disekitarnya menyetrum – nyetrum seolah masuk akan medan gaya. Perasaan berbeda tentang semua hal yang ada di Olympus menusuk – nusuk kulit. Sang dewi bertolak kepohon lainnya melangkah maju mengabaikan kuduknya yang meremang, kakinya yang berdarah karena tak beralaskan apapun, atau wajah cantiknya yang tergores dahan pohon yang ia lewati.

Dedaunan menggigil diterpa angin, suaranya ibarat bisikan lirih, mengutuk dan bersekongkol. Aliran darahnya seakan menderas membanjiri kulit sampai menimbulkan efek gerah dan pening. Tangannya mencari tumpuan pada sebatang pohon, didepannya pohon – pohon berkerumun menghalangi sebuah kastil megah ala dewa Olympus dari pandangan. Kesadaran akan arah biasanya sangat bagus namun di Olympus waktu terasa menggantung. Angin mengibas rambut cokelatnya kemata hingga tersungkur sebelum mencapai tempat yang ia tuju.

Ia singkap rambutnya, berdiri dengan tenaga yang ada lalu berjalan cepat tanpa suara diantara pepohonan, gaunnya ibarat bendera putih mencolok ditengah kegelapan hutan. Gaunnya berkibar – kibar keatas, menyingkap kaki pucatnya yang berdarah sekilas dengan cahaya yang berpendar dari tubuhnya seperti hantu. Tapi di Olympus tidak ada hantu atau arwah penasaran lainnya. Mungkin kau bisa kesarang Dewa Hades jika ingin mendapat pemandangan seperti itu.

Nyeri beriak merayapi lengan namun sang dewi tetap meneruskan langkahnya. Helaian tebal rambut coklatnya menari – nari sepanjang punggung. Akhirnya ia berhasil masuk dalam kastil mewah nan megah dengan ornamen perang disetiap sisi. Kakinya yang berdarah dan kotor lantas meninggalkan jejak yang menodai lantai marmer putih mengkilap tanpa peduli siapa yang kan membersihkan. Dorongan hati mengikutinya kesebuah ruangan yang tak ia kunjungi lebih dari beberapa bulan belakangan ini.

Dengan terengah sang dewi dengan kasar membuka pintu “ Ares “ teriaknya menggema, padahal sosok yang ia cari tengah berdiri gagah menyambutnya dengan ekspresi terkejut diwajah dan menghilang dalam hitungan sekon mendekap tubuh ringkihnya kedalam pelukan rindu.

“ Aprodite dewiku, apa yang terjadi padamu sayang “ pelukan balasan tak kalah erat yang Ares dapatkan.

“ Aku merindukanmu “ balas Aprodite melupakan definisi dari kata dosa.

“ Aku juga “ ditatapnya paras Aprodite yang ia rindukan dengan mata musangnya yang kerap ditakuti semua musuh saat berada dimedan perang, kini memancarkan sorot lembut dan penuh cinta pada sang tambatan hati.

Tangan kekarnya menelusuri lengkuk wajah Aprodite dan berhenti pada goresan luka dipipi, mengecup goresan itu lembut membersihkan darah yang tertempel disana dengan sapuan lembut bibir dan lindah yang bermain dengan lihai menelusuri tiap inci paras sempurna pujaannya. “ Kau melukai dirimu sendiri “

“ Aku menghawatirkanmu Ares, aku takut terjadi sesuatu padamu “ – Aprodite.

“ Tidak ada yang bisa mengalahkanku, karena aku terlahir sebagai dewa perang terkuat dan tak terkalahkan “ Ares tak kuasa mengecup bibir ranum yang ia rindukan lembut syarat akan hasrat mengabaikan pakaian dewinya yang basah. Tubuh keduanya semakin berhimpitan intim dengan tangan Ares yang mengusap lembut punggung Aprodite mengantarkan kedua tubuh itu kepermukaan kasur empuk tanpa melepaskan tautan yang sudah mereka mulai.

“ Oh Ares apakah tangan lembut nan hangat ini yang telah dengan bengis memegal semua pasukan Yunani yang memberontak. Kenapa begitu hangat dan menggoda dalam setiap sentuhannya “ erang Aprodite tak berdaya dalam kungkungan tubuh sang dewa. Ares adalah dewa perang, dia tidak disukai oleh orang tuanya yaitu Zeus dan Hera karena dianggap selalu haus darah dan merupakan pembunuh berdarah dingin. Kehadirannya dalam perang yang melibatkan yunani membuat musuh gemetaran diatas lututnya sendiri. Dewa Ares sering membuat medan peperangan menjadi lautan darah sambil memburu musuhnya tanpa ampun. Ia adalah saudara kandung dari Haphaestus. Wajahnya sangat rupawan mewarisi garis kesempurnaan Hera sang ibu dan kewibawaan dari ayahnya Zeus.

“ Tangan ini penuh dosa Dewiku, tubuhku penuh dengan dosa. Didalam tubuhku hanya berkobar aura peperangan, kebengisan dan hasrat membunuh musuh dalam jangkauan mata. Tapi kau adalah bentuk suatu keindahan yang Olympus berikan untuk mengikat monster tak punya hati ini jadi melunak dan takluk akan cinta. Kau adalah penyempurnaku “ tak hentinya Ares menatap paras memikat dalam kukungannya kala mereka menyatukan diri melepaskan rindu yang membuncah. Melupakan status masing – masing, menantang takdir yang membuat mereka akan terhina.

Aprodite adalah dewi yang dikenal sebagai dewi cinta yang menggambarkan suatu bentuk keindahan dan kecantikannya yang tiada tara membuat Hera kadang merasa iri padanya. Wajah cantik membuat para dewa jatuh hati dan berlomba – lomba mendapatkan hati sang dewi. Ayahnya Zeus tak mau kalau terjadi pertempuran untuk kesekian kalinya hanya karena seorang wanita. Maka dari itu ia menjodohkan Aprodite dengan salah satu anaknya bernama Haphaestus. Hasil dari pernikahannya dengan Hera. Haphaestus mempunyai wajah yang buruk rupa dan ia dibuang dari Olympus sebelumnya karena Hera sang ibu merasa jijik saat melihatnya. Namun Haphaestus membalas dendam dengan mengutuk Hera dan baru melepaskan kutukannya setelah ia dinikahkan dengan seorang gadis yang kecantikannya melebihi kecantikan para dewi Olympus.

Sialnya Aprodite yang harus menerima keputusan itu karena hormatnya pada Zeus. Walaupun dalam hati banyak dewa yang tak setuju. Terutama Dewa Ares.

Jelas ia merasa tidak terima karena menganggap ialah yang pantas menjadi pendamping sang Dewi kecantikan itu dibandingkan saudaranya Haphaestus yang buruk rupa. Namun perintah tetaplah perintah, akhirnya Aprodite meninggalkan Olympus dan tinggal bersama suaminya Haphaestus di gua Gunung Etna di Pulau Sicily. Haphaestus selalu memberikan perhiasan yang indah untuk menghibur istrinya. Namun Aprodite tetaplah tidak bahagia. Saat Haphaestus sedang sibuk ia selalu pergi keluar gua. Menemui seseorang yang ia anggap sebagai cinta sejati dan jodoh yang tepat untuknya. Ares.

FIN

Christy lagi dari dulu suka banget sama Mitologi Yunani, cerita yang kalian baca ini sesuai dengan sejarah yang ada. Aprodite memang berselingkuh dengan ares hingga pada suatu hari Haphaestus menemukan mereka yang sedang dalam keadaan telanjang bulat diatas tempat tidur dengan kemurkaannya Haphaestus membawa kedua dewa itu kehadapan para dewa Olympus lain dengan keadaan telanjang. Setelahnya Aprodite resmi bercerai dengan Haphaestus dan menikah dengan Ares hingga dikaruniai 9 orang anak yang diberi nama : Eros, Phobos, Deimos, Harmonia, Aresthousa, Adrestia, Anteros, Himerose dan Atesia.

Sedangkan Haphaestus lalu menikah dengan Aglaea, salah satu dari Charites pembantu Aprodite.

Christy bisa dibilang penggemar dewa Ares dan dewi Aprodite yang mana nama mereka sering diibaratkan dengan nama Planet ditata surya. Seperti Planet Mars yang menggambarkan Ares dan Planet Venus yang menggambarkan kecantikan seorang Aprodite. Mitologi Yunani terdapat banyak versi dan ini salah satunya. Semoga kalian merasa terhibur dengan yang Christy berikan.

salam sayang Christy Wu

XOXO

Myth YunaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang