Gue gak suka jadi gini!!!! Argghhh!!! Gue benci!!!" terdengar suara seorang cowok yang kedengarannya seperti sedang putus asa di dalam kamarnya. Ya, seorang cowok putus asa itu bernama Azka. Dia adalah cowok yang menderita penyakit disleksia, atau bisa dibilang penyakit gangguan perkembangan baca-tulis yang dialami sejak usia dini. Dia bersekolah, hanya saja dia sering tidak masuk sekolah karena malu pada kondisinya. Miris memang.. tapi ya inilah takdir.
"Argghh!! Benda gak berguna!!" Kata Azka sambil melempar buku yang tadinya sedang ia baca. "Kalo gini terus, gimana gue bisa nyamain Arka?!" Gerutunya kesal. Arka? Ya, Arka adalah saudara kembar dari Azka atau bisa dibilang kakaknya Azka karena Arka lahir duluan. Dan disaat dia sedang memaki maki dirinya sendiri, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya dari luar. *tok tok tok* "siapa?" Tanya Azka. "Gue.. Arka" kata orang di luar pintu kamar Azka yang ternyata adalah Arka. "Masuk aja gak dikunci Ar" Jawab Azka. Si cowok sipit berkacamata itu langsung masuk ke dalam kamar kembarannya itu. "Yaampun adekku sayang... pagi pagi gini udah berisik sih? Terus kok kamarnya rapih banget gini sih?" Sindir Arka karena Arka sudah terlalu sering mengingatkan Azka untuk selalu membereskan kamarnya, tapi selalu saja tidak pernah digubris. "Lagi depresi!" Jawab Azka singkat. "Kenapa lagi sih? gara gara ini?" Tanya Arka sambil memungut buku bacaan Azka yang tadi dibuang. "Gak usah nanya!" Kata Azka kesal. "Yaelah.. ketus amat vroh. Kalo gak mau dibaca ya jangan maksain.. kalo gak mood mending tidur lagi aja.. ya kan?" Kata Arka santai sambil menaruh buku bacaan Azka di atas meja belajar Azka. "Enteng banget lu ngomong! Lu sih enak bisa baca buku sepuasnya tanpa ngerasa eneg, pusing. Lah gue?! Baca buku satu aja enegnya gak karuan! Lu sih gak ngerasain penderitaan gue selama ini!" Jawab Azka sangat kesal dengan ucapan Arka yang menurutnya sindiran itu. "wehh.. santai santai vroh.. yaelah gue juga cuma becanda kok.. sumpah gue gak ada niat buat nyindir lu sama sekali adikku sayang.." kata Arka menenangkan adik kembarnya yang sangat kelihatan kelewat kesal itu. Azka yang saat itu kesal dengan kakaknya itu hanya bisa mendengus kesal. "Udah buruan mandi! udah jam berapa ini?! Lu mau mama jadi sedih gara gara lu gak niat sekolah?!" Kata Arka sambil melemparkan handuk ke arah Azka dan tepat mengenai wajah Azka. "Uset dah! Gak usah ke muka gue juga kali ngelemparnya! Iya iya gue sekolah! Ini karena gue sayang mama." Ucap Azka sambil masuk ke kamar mandi. "iya! Gue tau itu! Yaudah nanti langsung ke meja makan sarapan! Udah ditunggu mama!" Teriak Arka pada Azka yang sudah berada di kamar mandi.
Azka sudah rapih dengan seragamnya dan juga tak lupa memakai headphone kesayangannya yang selalu ia kalungkan dilehernya. Sebenarnya itu bukan buat gaya gayaan, tapi karena headphone itu punya sejarah. Headphone itu adalah hadiah ulang tahun terakhir yang diterima Azka dari Ayahnya. Ya, ayah si kembar itu meninggal karena kecelakaan kerja yang menimpanya 2 tahun lalu. kembali ke cerita, Azka kini sudah berada diruang makan, dan disana juga sudah ada Arka dan mama Rinda yang sudah menunggu Azka daritadi. "pagi sayang. Mau sarapan apa hari ini nak?" Ucap mama Rinda menawar sarapan pada Azka. "Emm.. roti pake selai kacang aja deh ma" jawab Azka. "Oke deh" jawab mama Rinda dan mengambil roti dan mengoleskan selai kacang pada roti. "Nih nak" mama Rinda memberikan roti isinya pada Azka. "Makasih ma" ucap arka sambil mengunyah roti buatan mama tercintanya itu. Saat tengah asik mengunyah makanannya, tiba tiba Azka ingat kalo Azka ada PR Matematika dan harus dikumpulkan hari ini. Dan ia harus segera minta bantuan pada sahabatnya di sekolah. Karena ia malu kalo harus minta bantuan Arka. "Emm! Ma,Azka harus berangkat sekarang ma. Azka ada urusan soalnya. Azka berangkat dulu ya ma." kata Azka sambil terburu buru memakan roti isinya. "aduh pelan pelan makannya Az.. emang kamu gak mau bareng Arka?" tanya mama Rinda. "Gak usah ma. Azka berangkat sendiri aja pake mobil Azka." Azka menolak saran dari mama Rinda. "yaudah hati hati ya nak.. jangan ngebut! Bahaya jalanan jam segini lagi rame ramenya." Mama Rinda mengingatkan. "Siap ma. Ar, gue berangkat duluan ya?! Assalamu'alaikum." Azka pamit pada mama Rinda dan Arka. "Iyee.. Wa'alaikumsallam" jawab Arka yang masih santai mengunyah sarapannya dan sesekali membenarka letak kacamata kotaknya itu. Sesampainya disekolah, Azka memarkirkan mobilnya dan langsung berlari menuju kelas dan berharap bel masuk tidak berbunyi dalam waktu yang cepat. Dan sesampainya di kelas, ia mencari sosok yang bisa membantunya. Dan pas! Ia sudah datang dan sedang duduk manis di bangkunya sambil memainkan ponselnya. Menunggu teman teman sekelasnya berdatangan ke kelas karena memang kelas masih sepi. "fiuh..Akhirnya lu udah dateng. Gue kira lu pagi-pagi gini belum dateng." Ucap Azka kepada sahabatnya itu dengan lega. Sahabatnya Azka itu langsung menolehkan wajahnya ke arah datangnya suara yang mengarah padanya.~bersambung~
Kira-kira siapa sahabat Azka yang suka bantuin Azka itu coba? :D ayo ada yang tau? :D
Vote+Comment sangat dibutuhkan ya :) kalo masih mau NEXT :)
![](https://img.wattpad.com/cover/76282364-288-k799347.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GUE bukan GUE
TienerfictieAzka, Seorang cowok yang dibalik kelebihannya yaitu mempunyai wajah yang tampan, tersembunyi kekurangan yang membuatnya putus asa. Yaitu penyakit Disleksia, penyakit gangguan perkembangan baca-tulis yang dialaminya sejak usia dini. Penyakit itu memb...