Pt 1

60 2 0
                                    


Kali ini, aku menatap lembaran lembaran kertas yang tersusun rapih berdasarkan tanggal pembuatannya aku tersenyum kikuk, itu surat permohonan yang aku kirim untuk tuhan beberapa tahun lalu.
Air mataku menetes ketika membaca satu surat lusuh tanpa nama warna kertasnya sudah menguning warna tinta dari pulpen nya pun sudah memudar tapi, tidak dengan isi dari surat tersebut isinya masih sama dengan bait-bait indah tentang permohonan gadis remaja kala itu dan entah mengapa pikiranku melayang kembali ke saat itu

April,2014

"Elen!" Miska merangkulku pagi itu dengan senyum indah diwajahnya "tumben ga telat" aku menyingkirkan tanganya,

Aku menatapnya naas "Aih" aku mendelik melihat pakaianya yang berantakan seperti habis diusir dari rumah.

"stop!" dia berdiri di depanku menghentikan langkahku dan juga jantungku.

"cium deh" dia menyerahkan kesepuluh jarinya tepat di depan wajahku aku menangkisnya lal berjalan lagi 'Bodoh' batinku masih dengan muka kesal.

"Elen, gue serius cium deh" dia masih kukuh menyuruhku untuk mencium kedua telapak tanganya bahkan menaruhnya di mejaku, dengan ragu aku menciumnya

1 detik

2 detik

bahkan detik ketiga tidak tercium apapun, seperti wangi sabun tercium disana

aku menatapnya yang kini tersenyum lalau menarik tanganya "wangikan?" tanyanya polos " aku mengangguk bingung

"Hari ini gue pake parfum biar lu ga ngomel gara-gara tangan gue bau roko gimana?" tanyanya jantungku berdetak tak karuan, baru saja aku mau menjawab ia sudah kabur ke mejanya entah kenapa.Aku tidak pernah mengerti apa yang ada dipikiran lelaki itu

"pagi len, udah kerjain tugas?" perempuan dengan hijab di kepalanya itu duduk disampingku jadi ini yang membuat Miska kabur fikirku "gua ga ngerti deh kenapa kita dikasih tugas segitu banyaknya padahal kita udah kelas tiga gila kan?" ia terus mengoceh tanpa henti. Lalu tanpa permisi mencuri buku fisika dari tas ku dan menyalinnya tanpa ijin lagi diikuti beberapa orang lain yang sudah berkumpul di mejaku. Aku menatap ke belakang sebentar seperti ada yang memperhatikan, ituMiska dengan senyum dan headseat di telinganya memandang kearah meja kami.

Aku tersenyum nanar karena aku tau bukan aku yang dipandangnya saat ini.

Skip

"Sequel dari Miskha dan Rahel yang sempet di post di blog kefikiran buat bikin, setelah baca baca screenshoot dan DM dari Mas Miska di masalalu maaf kalo kurang jelas namanya juga masih belajar tolong apresiasinya thankyou~"

-Liz


ButterflyWhere stories live. Discover now