BAB 4

10.9K 858 25
                                    

Repost 04082017

Jangan lupa VOMENT

Happy reading gengs

====

Seminggu berlalu. Aku sengaja menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan untuk menghilangkan Dylan dalam pikiranku. Dan sedikit berhasil. Tapi begitu aku sampai di rumah, semua ingatan itu kembali. Sialnya, yang paling kuingat adalah soal ciumannya yang sangat lembut di bibirku.

Aku mendesah dan membaringkan tubuh di atas ranjang yang lumayan empuk. Bahkan rasanya sangat malas untuk mandi. Menghela nafas, kucoba memejamkan mata.

Baru saja akan terlelap, suara ponsel sedikit menyentakku. Merasa enggan, aku tidak memedulikannya. Namun sepertinya seseorang di seberang sana bersikeras ingin bicara padaku.

Dengan malas-malasan aku bangun dari posisi tidur, mataku mencari di mana bunyi itu berasal. Setelah menemukannya, kukeluarkan semua isi di dalam tas itu. Tampak benda pipih persegi panjang masih menyala. Sebelum aku menggeser icon hijau, keningku mengernyit. Tidak biasanya Carla menghubungiku.

Apa sesuatu terjadi pada Naomi? Aku menggelengkan kepala, berusaha menepis pikiran buruk yang sempat melintas. Tanpa firasat apapun aku menggeser icon hijau.

"Iya,Carl!" Sapaku. Dengan menggunakan tangan satunya aku memasukkan kembali barang-barang yang tadi tercecer.

Tidak ada sahutan. Aku memeriksa layar ponsel, masih terhubung, "Carl?"

"Michelle... Naomi, Naomi ingin bertemu denganmu!" Ucap Carla sedikit ragu.

Aku mengerutkankan kening. "Kami baru saja bertemu minggu lalu!" Sedikit bingung dengan permintaan Carla. Bukankah ia tahu karena Naomi sempat menghubunginya saat menginap di sini.

"Dia ingin bertemu lagi denganmu," ujar Carla.

Menghelanafas, aku tahu Naomi sosok yang manja. Bukannya aku tidak mau menemuinya, tapi datang ke sana sama saja dengan bertemu kembali dengan pria itu. Aku takut bertindak egois dengan mengambil Dylan darinya.

"Kenapa tidak dia saja yang ke sini?" Sedikit menyesal karena cara bicaraku terdengar kejam.

"Dia tidak bisa Michelle, saat ini keadaannya tidak memungkinkan untuk menemuimu langsung."

Mendengar perkataan Carla membuatku yakin ada sesuatu yang terjadi. "Kenapa tidak bisa?" Carla tidak menjawab, "Naomi baik-baik saja, kan?" Entahlah, pertanyaan itu meluncur saja dari mulutku. Carla masih tidak menjawab pertanyaannku, "Apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?" Kali ini aku benar-benar curiga.

Jangan-jangan Carla memintaku datang karena Naomi bertindak nekat karena tahu Dylan mencintaiku lantas memutuskan hubungan dengannya! Atau Naomi—

"Aku... aku tidak bisa mengatakannya, lebih baik kau segera pulang. Anggap aku memohon padamu, Michelle!" Ucapan Carla menyadarkanku.

Aku menggeleng, "Tapi aku tidak bisa..."

"Aku mohon Michelle!" Aku diam tidak menjawab. Carla menarik nafas. "Naomi masuk rumah sakit."

"APA?! Apa yang terjadi dengannya?" Jantungku berdebar sangat cepat.

Aku teringat terakhir kali bertemu dengannya, ia memang terlihat tidak sehat. Tapi beberapa kali aku mencoba mengajaknya untuk memeriksakan diri ke dokter tapi Naomi selalu menolak.

In The Name of LOVE (SELESAI)Where stories live. Discover now