part 1

484 23 1
                                    

Hay, aku bawa cerita nih Semoga kalian suka ya... Maaf kalo banyak typo yg bertebaran,  maaf kalo fell nya kurang,  maaf kalo ceritanya masih abal-abal soalnya masih belajar..
akan aku next kalo banyak yg suka dan vote nya banyak

happy reading........

"what?? Gak pokoknya aku gak mau,  papa apaan sih emang ini jaman siti nurbayan apa main jodoh-jodohan." Gadis itu protes setelah mendengar penuturan papanya.

"papa, gak nerima penolakan prilly. Ucap pria itu tegas."

"tapi,  aku gak kenal dia pa.  Papa harusnya nger...." Belum sempat prilly menyelesaikan kalimat nya pria yg di panggil papa itu sudah memotongnya.

"kamu bisa mengenalnya setelah menikah,  pokoknya sekarang kamu pilih terima atau kamu bukan lagi anak papa." Pria itu tetap teguh pada pendiriannya.

"papa udah berubah ya,  papa sekarang udah gak pernah ngertiin prilly. Papa ambil keputusan semau papa sendiri. Prilly kecewa sama papa." Gadis itu langsung berlari menuju kamarnya dg derai air mata.

"maafin papa sayang, bukannya papa gak ngertiin kamu tapi ini yg terbalik buat kamu.  Supaya kamu jadi orang yg mengerti akan tanggung jawab." Gumam pria itu lirih, wajah yg semulanya keras berubah menjadi sendu menatap sang putri yg sudah berlalu.
*****
Prilly pov.

Air mataku berderai membasahi pipi,  tapi aku biarkan air mata itu mengalir begitu saja,  seolah-olah ingin membagi beban dg nya.

Shock??? Pasti, Bagaimana tidak shock aku, baru saja pulang langsung disambut dg keputusan secara sepihak dari papa.

Kecewa? Ya, karena papa sekarang sudah berubah tak pernah memikirkan perasaan ku sedikit saja.

Marah??? Sangat,  sebentar lagi aku bakal kehilangan kebebasan ku saat aku sudah dipersunting pria sialan itu. 

Apa aku harus kabur? Tapi kemana bahkan keluarga ku ada di luar negeri semua. Ah,  belum sempat aku mendapatkan ide,  suara ketokan itu harus membuatku beranjak dari duduk.

"ada apa papa kesini?" Tanyaku dg wajah datar.

"papa cuma mau bilang,  sekarang kamu siap-siap bentar lagi kita bakal ketemu sama calon suami kamu."

"prilly kan udah bilag prilly...belum juga kalimatku selesai." Papa sudah memotong terlebih dahulu.

"papa tunggu 1 jam di bawah."
Perintah papa tegas.  Kalo sudah begini aku tak dapat menolak nya, jika aku menolak bisa-bisa papa marah dan menyita semua uang bulanan ku.

******
"kenapa sih lo mau aja di jodohin sama gue kenapa lo gak nolak aja? itu lebih bagus dari pada lo nerima Perjodohan ini."

Prilly tak habis pikir mengapa pria ini tidak menolak sama sekali saat mereka di jodohkan. Apakah pria ini tak ingin menikah dg gadis yg ia cintai, bukan karena paksaan.

"mungkin karena dg cara ini aku bisa membahagiakan dan membalas jasa kedua orang tua ku yg udah ngrawat aku dari kecil, walaupun itu gak sebanding." Jawab ali dg senyum yg mengembang.

Prilly hanya mencebikkan bibirnya kesal. Tidak tau kah pria ini jika saat ini prilly ingin sekali mencakar mukanya yg sok alim itu.

"Asal lo tau ya,  gue bakal nglakuin Berbagai cara buat batalin Perjodohan ini. Gak sudi gue nikah sama lo."
Prilly langsung  berlenggang pergi dari hadapan pria yg bernama ali itu.

"loh, udah selesai ngomong nya, alinya mana.tanya papa prilly, yg dijawab deheman oleh prilly.

"pa,  udah selesai kan ayo pulang.." Ajak prilly.

"eh,  tunggu ali dulu dong pril,  sekalian ngomong tanggal pernikahan nya."

"nah itu dia ali " ucap mereka serempak kecuali prilly.

"gini li pril, kita memutuskan bakal nikahin kalian minggu depan. Siap gak siap kalian harus siap karena ini sudah menjadi keputusan bersama,  dan kami memutyskan acara pernikahannya sederhana saja cukup keluarga aja yg diundang."

"lah,  gak bisa gitu dong om  aku kan masih kuliah dan lagian kalo aku nikah sama ali aku mau dikasih makan apa ali kan belum kerja."

"hahaha,  sayang-sayang kamu ada -ada aja ya, ali itu udah kerja loh malahan jadi ceo di syarief corp jadi tenang kamu bakal dikasih makan yg enak-enak kok sama dia. Kalo masalah kamu kuliah kamu tanya aja ke ali,  boleh atau enggak kamu kuliah setelah menikah."

Skakmat,  prilly hanya diam tak bergeming setelah mendengar penuturan papanya. Bagaimana bisa ia lupa kalo orang yg dihadapannya ini adalah keturunan dari keluarga syarief terhormat. Kalo sudah begini ia bisa apa,  hanya bisa pasrah sama keputusan orang tuanya.

"kamu sudah siap kan li,buat jadi imam anak saya nanti?" Ali hanya tersenyum dan mengangguk kan kepala.

"Cihh,  sokmanis sekali dia. Kenapa pakek ngangguk segala lagi,  udah tau gue gak mau,  tetep aja mau di nikahin sama gue. Ok kalo itu mau anda tuan ali terhormat, liat aja nanti apa yg akan gue lakuka. Dan akhirnya elo yg bakal minta cerai sendiri ke gue.."
Prilly menatap ali dg senyum miringnya. Entah apa yg akan ia lakukan setelah ini..

**********
Gadis itu menatap malas tempat tidurnya yg di penuhi dg bunga mawar berbentuk hati. Harusnya hari ini ia bahagia jika seandainya ia menikah dg pria pujaannya bukan pria yg dijodohkan itu.

Kriet...

Prilly menatap pintu kamar mandi yg baru saja terbuka. Matanya kali ini menangkap pria yg sekarang sudah sah menjadi suaminya. Bukan tatapan cinta yang prilly berikan pada ali tapi melainkan tatapan kebencian yg tersirat jelas di matanya.

"prill kok belum tidur"

"emang itu urusan lo ya mau gue tidur atau enggak?"

Ali hanya bisa bersabar menghadapi sikap istrinya yg slalu tak sopan terhadap ali, kelakuannya yang tak pernah menggambarkan sikap selayaknya istri yg menghormati suami tak pernah membuat ali benci atau apa terhadap prilly, melainkan ali slalu saja bersikap baik pada prilly dan slalu berdoa agar prilly bisa cepat mendapat hidayah dari sang maha kuasa agar dapat menerimanya. Mungkin jika kita fikir ali terlalu bodoh jika bersikap selembut dan sebaik itu terhadap prilly tp itulah ali,pria tampan dg 1001 kelembutan yang ia punya.

"bukan maksudku mau mencampuri urusanmu pril, tapi aku tau kamu pasti capek karena acara resepsi tadi dan lagi bula gak baik cewek tidurnya malem-malem." Tutur ali tetap lembut, meskipun tadi prilly menjawabnya dg ketus.

"udah ceramah nya, asal lo tau ya gue gak butuh ceramahan murahan dari lo itu. Mending kalo lo mau ceramah jangan di sini deh, mending di pengajian tuh pasti kalo di sana banyak yg butuh ceramahan lo itu."

Prilly mungkin belum sadar bahwa seharusnya ia bersyukur karena tuhan sudah mengirim kan seorang malaikat tanpa sayap kepadanya.

"nih ambil!! Jangan harap lo tidur 1 ranjang sama gue, meskipun saat ini gue ber status istri lo tapi sampai kapanpun gue gak bakal sudi tidur seranjang sama lo. Sekarang lo pergi deh gue ngantuk mau tidur."

Ali yg semula ingin merebahkan diri mengirungkan niatnya, setelah mendengar pernyataan bahwa prilly tak ingin bahkan tak sudi seranjang dengan nya. Apakah ali punya salah ya g sebegitu besar terhadap gadis yang saat ini berstatus sebagai istrinya, sampai - sampai gadis itu sangat benci dengan dirinya.

Dengan beralaskan karpet lantai ali merebahkan tubuhnya. Angin malam yg menusuk langsut ke kulitnya di tambah Ac ruangan yang dinyalakan membuat tulang-tulang di badannya terasa nyeri semua. Tapi ali bisa apa? mau tidur disofa saja bahkan kamar ini tak ada sofa 1 pun, mau memakai selimut tapi selimut siapa bahkan ia lupa membawa selimut dari rumahnya. Ia yakin jika ia meminjam pada prilly, prilly pasti tak akan meminjamkannya.

Saat ini ali hanya bisa pasrah. Bukan berarti ia takut terhadap prilly ,jika seandainya saat ini ia melawan ia yakin prilly akan bertambah benci terhadapnya. Dengan posisi tidur meringkuk seperti bayi ia berharap mendapatkan sedikit kehangatan meski tanpa selimut yang membungkus tubuhnya..

Jangan lupa vote comment nya guys dan jangan lupa follow  aku ya avisilvi
Love you all...
Silvhi 😘

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang