Malaikat cinta #1

129 4 5
                                    


Mungkin dia hanya menunggu, menunggu yang tak pasti ketika semua datang dengan hal pasti yang mungkin dia lihat, terlihat dari jauh seorang wanita yang sedang duduk diantara ribuan bunga dikelilingi oleh ribuan burung dibawahnya.

Dia sudah duduk lama lebih lama dari bulan yang menunggu datangnya matahari, mungkin dia sudah lelah, lelah untuk pergi namun tertahan oleh cinta yang terus terikat.

" kenapa dia tidak datang ? apakah dia lama ? ataukah dia hanya membuatku menunggu " suara seorang wanita yang kesal

" aku rasa aku harus pergi saja " lanjut seorang wanita tadi sambil melihat handphonenya

langit juga tak berpihak padanya, langit menjadi gelap dan dia mulai menetes kan air matanya, langit tahu bahwa wanita tadi tak harus sedih sendiri, alam pun akan menemaninya jika tak ada tempat untuk menangis.

" haloo haloo, kenapa tidak diangkat sih, ahh " perempuan tadi mulai mengangkat tasnya dan pergi meninggalkan ribuan bunga yang sudah mengelilinginya

seakan dunia tak adil ketika harus menunggu lalu pergi, tapi lebih baik pergi ketika sudah tidak ada lagi cara untuk bertahan.

Dia pergi dan menggenggam handphonenya,air sudah mulai deras tetapi tempat berteduh cukup jauh dari tempatnya menunggu, seperti hatinya yang tak ada tempat berteduh ketika hujan datang.

" aku harus cepat hujan mulai deras " dia berlari tanpa memperdulikan langit

" hah!!! " tiba tiba dia tersandung dan hpnya terlempar dari genggamannya

seakan akan dia melihat hpnya akan pecah menjadi beberapa bagian, seperti perasaanya saat ini, raut mukanya mulai mengencang dan dia hanya bisa melihatnya tak bisa untuk mengambilnya.

" kok tidak ada suara seperti barang jatuh " dia tidak benar2 melihatnya, dia hanya memejamkan mata karena tidak kuat untuk melihat handphonenya akan menjadi beberapa bagian

perlahan dia membuka mata tetapi didepannya ada seseorang laki laki membawa payung dengan menggunakan jaket cukup tebal, seakan dia tahu bahwa hari ini akan hujan dan dia sudah bersiap untuk bermain dengan langit.

Hujan seakan membuat suasana menjadi dingin, ketika dua mata bertemu untuk saling bertatap namun tidak untuk menetap.

" lain kali hati hati " sambil mengembalikan handphonenya

" selanjutnya mungkin hatimu yang akan terjatuh " sambil menarik kembali handphonenya, lalu mengembalikan handphonenya lagi

lalu wanita itu mengambil handphonenya dan berjalan cepat melewati laki laki tadi, tapi seakan laki laki tadi menahannya untuk pergi.

" tunggu " dia menahan untuk pergi dan memegang tangannya

" apa?! " nada kesal seperti ingin memukul laki laki itu

" aku sudah punya pacar " lanjutnya sambil mengencangkan alis

" hahah kau pikir aku akan mengganggumu " lanjutnya sambil tertawa, ketika hujan mulai lebat

" kau pikir aku akan membiarkan wanita kedinginan, ini ambil" laki laki tadi mengasih payungnya

wanita tadi malah melihat nya saja seperti dia ingat kata kata dari seseorang dahulu.

" kenapa hanya kau lihat ?, cepat ambil dan cari tempat berteduh " lanjut laki laki tadi

" ma.. maa kaa sih " lalu mengambil payung dan laki laki itu pergi meninggalkan wanita tadi

seakan rintik hujan mulai melambat dan seakan dunia berhenti, laki laki tadi memakai kupluk dari jaketnya lalu pergi, wanita tadi tetap disana dan melihat laki laki tadi berjalan pergi meninggalkannya.

Hari itu sepertinya buruk sekali untuknya ketika harus menunggu diantara ribuan bunga, lalu pergi dengan langit gelap tetapi muncul malaikat, malaikat yang tak dikenal lalu pergi.

" kau pikir aku akan membiarkan wanita kedinginan " perkataan itu seperti tak asing untuk wanita tadi, sepanjang jalan dia hanya terdiam memikirkan laki laki tadi dan perkataan itu

bersambung.... 

Malaikat cintaWhere stories live. Discover now