Prolog

16 1 1
                                    

Aku mengitari sekolahku. Berkali-kali, hingga bel sekolah kembali berbunyi, menandakan kita harus segera masuk. Aku masuk melalui pintu belakang dan langsung menuju kursiku. Aku duduk dengan tenang. Walau kelasku keadaannya gaduh.

Tawa dimana mana. Berisik.

Guru sudah didepan kelas, tapi mereka masih berisik. Ms. Victoria. Dia guru terbaik disekolah. Aku sangat menyukainya. But hey, siapa tau? Diluar, kadang dia yang paling menakutkan.

Ia terus mengibaskan tongkat mungilnya dimeja tempat ia duduk dengan mata terpejam. "sudah diam" langsung, kami diam. Diam ditempat dan diam di mulut.

Ia membuka bukunya dan muncullah sebuah kertas yang lumayan besar. Ia bangun dari duduknya dan membeberkan kertas itu dipapan tulis. Ia menunjuk kesebuah gambar hati.

"jika kalian mau tetap hidup, maka, kalian harus mengambil hati mereka" setiap hari, setiap waktu, hanya itu  itu saja. Aku mulai bosan dan muak.

Well, lebih baik aku kabur saja. Perlahan, aku menghilang dari gerombolan kelas dan pergi pulang.

Tok tok tok

Aku terus mengetuk pintuku. Tidak ada yang membuka, well, aku putuskan masuk saja. Ternyata tidak dikunci. Rumahku terlihat gelap dan menyeramkan. Perlahan, aku memasuki rumahku.

"mom? Dad?" aku berteriak memanggil nama mereka. Tidak ada jawaban, yah, mungkin mereka pergi ke toko makanan membeli beberapa makanan untuk aku, Jonathan,  dan Adik kecilku,  Emily.

Nyiitt..

Suara deritan tangga kayu begitu menggema dirumahku. Rumahku memang sedikit, kuno, tangga yang terbuat dari kayu. Dengan 3 lantai. Banyam kamar terbiarkan kosong. Hanya kami yang menempati rumah ini.

Sesampainya dikamar, aku merebahkan diriku dan memejamkan mata. Terlalu lelah untuk hari ini. Ugh!

Brkk brkk brkk...

Lagi lagi, lemariku seperti ada seseorang didalamnya. Seperti seseorang sedang mencoba keluar dari dalam lemari.

"ayolah, aku mau tidur" aku sedikit berteriak. Aku membalikkan badanku menatal tembok dan menutup wajahku dengan selimut.

Aliceee....

Suara itu. Suara suara yang selalu ada disaat aku sendiri dirumah. Hembusan nafasnya menjalari leherku.

"stop!" aku sedikit mengeraskan suaraku dan terus memejamkan mataku. Pura pura tidak dengar.

Aaaliiiceeeeee

Ugh. Menyebalkan sekali!

Srrrkkk!!

Lagi lagi, dia menarik selimutku dengan keras. Jauh lebih keras dari sebelumnya. Sontak, aku kaget dengan perubahan wajahnya yang jauh lebih mengerikan kali ini. Matanya yang hitam, mulutnya yang mengangga hitam, dan.. Rambutnya yang panjang berantakan dibiarkan terurai, melayang layang diudara karna kibasan selimut. Dan yang lebih parah, kuku kukunya yang panjang melengkung, tangan yang kurus.

Perlahan, ia merangkak diatas kasurku. Kali ini, apa yang dia akan lakukan padaku?

"su.. Sudah cukup" suaraku sedikit bergetar melihatnya. Ia hanya tertawa sambil terus merangkak dikasurku.

"ENOUGH!! " aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Dan, kali ini, hembusan nafasnya sudah sampai dipunggung tanganku. Sangat dingin dan mencekam.

.
.
.

Copyright ©2016 by vxcx12

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Other Side Of The Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang