One

438 38 5
                                    

"Winda!" Teriak seorang perempuan mungil berumur belasan, sembari berlari - lari kecil.

Di tengah rumput ilalang, angin berhembus kencang menemaninya yang sedang mengumpulkan sejuta kata.

"WINDA FANTI!!" Teriak seseorang itu memecahkan konsentrasi nya.

Winda melirik seseorang yang memanggil namanya berulang kali itu.
Dia. Prilly,

"Lo tuh kebiasaan banget sih win! Dipanggil, diteriakin malah tetep aja gak denger!" Keluhnya dengan wajah yang menggemaskan.

"Maaf prill. Gue lagi serius tadi. Hihihi, tumbenan banget lo nyusul gue? Why?" Ucap Winda, yang akrab disapa Win dengan kekehan.

"Lagi sumpek aja, hehehe. Eh betewek lo lagi apa? Nyalurin sastra lagi?" Ucap Prilly dengan cengiran khas nya.

"Yeah. Lo tuh yah giliran lagi sumpek, larinya ke gue pasti deh! Seneng nya juga berduaan mulu sama Ali," Ucap Win disertai gelengan kepala.

Prilly yang tadinya berdiri disamping Win. Mengambil tempat dan duduk disamping Win.

Prilly melirik sebuah buku yang dipegang sahabatnya itu.
Penasaran, ia pun mengambil ahli buku tersebut dari tangan Win.

Takdir itu,
Layaknya nahkoda kehidupan.

Takdir,
Telah tertulis pada diri seseorang masing - masing sebelum ia terlahir ke dunia.

Takdir,
Itu susah ditebak.

Rezeki.
Jodoh.
Kematian.

Telah tertulis dalam takdir.
Aku bahkan tak tau apa yang akan terjadi 1menit lagi pada diriku.

Yang kulakukan.
Hanyalah berdoa kepadaNya.
Semoga hidupku baik - baik saja.

Padang Ilalang, 23 November 2014.
Winda Fanti.


"Weitss.. keren mbabro! Gue terharu liat kata - kata lo,"

"Ah. Biasa aja perasaan Pril! Lo nya aja tuh yang terlalu baper,"

"Bener Win! Ish lo mah kalau dipuji yang bener-bener gak kenyang!"

"Gue kenyang kok Prill. Tadi udah makan,"

"Bukan itu maksud gue Win! Tau ah, gue sebel sama lo!" Ucap Prilly kemudian berdiri laly berlari menjauh meninggalkan Win.

"PRILL LO MAU KEMANA?" Teriak Win, yang pasti masih didengar oleh Prilly.

Prilly menoleh dan masih terus berlari.

"ALI MAU JEMPUT! BYEE," Ucao Prilly yang telah menjauh, sambil memberikan sebuah kiss away diakhir.

Win hanya membalas nya dengan senyuman.



Win memasuki kamarnya dengan wajah kelelahan, kegiatan sastra nya hari ini benar - benar menguras waktu dan tenaga.

Ia meletakkan tasnya terlebih dahulu, setelah itu beranjak untuk membersihkan dirinya yang telah kegerahan.

Beberapa menit berlalu, setelah ia membersihkan dirinya. Win menuju tempat tidur nya, menghempaskan dirinya disana.

Menutup mata untuk beberapa detik,

- WINDA FANTI ( Point of View ) -

Lelah. Satu kata yang ada dalam diriku.
Hari ini aku benar - benar lelah.
Mulai dari pagi harus berkutak dengan kata - kata.

Memikirkan kata itu butuh tenaga yang ekstra untuk merajut nya menjadi tak hanya kata, tetapi kata yang indah dan penuh makna.

Diriku dan Jiwaku adalah sastra.

Tetapi dibalik sebuah kata sastra dalan diriku. Terselip sebuah keganjalan yang sangat - sangat mementingkan kehidupan ku.

Aku terlalu ekspresif , hingga tak sadar akan diriku.

Aku teringat kepada sahabatku, Prilly.

Kurasa dia sangat beruntung dikelilingi oleh orang - orang yang sangat menyayangi dia.

Tersenyum miris kepada hidupku.

Ali, kekasih Prilly.

Maaf yah pendek. Sampai sini aja dulu:)
Ohiyaa, cerita ini gak sampe berpart2 panjangnya. Hanya beberapa part saja;)

Ini khusus buat kak winstories_
Semoga suka yah kak😙😙
Masih butuh saran dari kak Win dan para readers, serta teman2😊

Vote&Comments.

#CalonnyaDigo😝😋💋

Triangle Eternal DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang