Awal mula

25 2 2
                                    

                            
               
" Hahaha.....hahaha..."

Suara tawa dari orang-orang meramaikan suasana taman raya indah,taman yang sangat luas ditumbuhi oleh beragam bunga dan pohon-pohon di sepanjang jalan membuat orang yang melintasinya merasa bahagia.
sama halnya dengan dua anak kecil yang saat ini sedang berlarian di tengah-tengah taman dengan riang gembira,sekilas tampak semyum puas diwajah anak laki-laki tampan itu.Namun tampak pula wajah manyun yang menandakan amarah pada anak perempuan seusianya sedang berlari kearah anak laki-laki tampan itu

" Ela ayo kejar aku hahaha...."

Tawa anak laki-laki tanpan itu menambah kesal raut wajah sang gadis manis yang saat ini masih berusaha berlari mengejar nya

" vi-vii tungguin!!" Teriaknya dengan napas terengah-engah

"Ayo Ela jangan menyerah"Teriak anak laki-laki itu

"Tungu,,,,,,,,"
Bella menjerit dengan suara lantang.
Segera setelah itu Bella tersadar mendapati dirinya  sedang berbaring di ruang rawat,hatinya mulai bertanya-tanya apa yang terjadi sehingga ia harus berbaring di sini.

Tiba-tiba muncul seseorang perempuan berpakaian putih lengkap dengan topi di kepala menghampiri Bella dengan wajah cemas bercampur penasaran.

" ada apa tenang lah,semua akan baik-baik saja" gumam suter itu.

Dengan rasa cemas Bella mulai bertanya dengan suara terbata-bata

" Di-di-dimana aku dan kenapa aku disini,lalu ayah dan ibuku,
dimana mereka?"

" me-mereka " jawab suster itu dengan gugup

" mereka apa? kenapa kau terlihat gugup,katakan padaku ada apa dengan mereka???"

Suster itu terlihat sangat panik karena bella semakin mendesaknya.

"A-anu mereka sudah tiada" jawab nya dengan cepat

"su-suster kau jangan bercanda"

" saya tidak bercanda semua itu benar,kau dan orang tua mu mengalami sebuah kecelakaan,
itu sebabnya kau ada disini"
Jelas suster itu.

Bella hanya diam mematung mendengar perkataan dari suster itu kemudian Bella merasakan adanya rasa sesak yang amat menyiksa dirinya,ruangan menjadi gelap dan tak lama setelah itu Bella tidak sadarkan diri.

***

     Tiga hari berlalu setelah kecelakaan yang menimpa Bella,rumahnya  masih dihias dengan bendera berwarna kuning yang menandakan bahwa bella masih dalam keadaan berduka.

" Bell lo yang sabar ya,Gua turut berduka cita atas apa yang menimpa lo sekarang" seru Cikha yang nggak tau harus berbuat apa.

Cikha adalah sahabat Bella yang senantiasa ada disaat bella lagi senang maupun susah.

" iya cik makasih ya" cika tersenyum mendengar jawaban Bella.

lalu dengan rasa ragu cikha mulai menanyakan isi hatinya kepada Bella

" Terus selanjutnya lo bakal ngapain?"Gumam cikha

"Gua mutusin buat ikut oma gua "
Deg....rasa khawatir menghantui dada cikha mendengar jawaban sahabatnya itu

" jadi maksud lo Bell,lo bakal pergi ke Bali?"

" iya cik,maafin gua ya ini  jalan satu-satunya yang gua punya saat ini" 

Bella merasa sangat bersalah karena harus meninggalkan sahabatnya

" iya Bell gua ngerti kok jaga diri lo baik-baik ya soalnya kalo sampai terjadi apa-apa sama lo gua bakal sedih banget" gumam cika dengan ekspresi sedih sambil menatap Bella yang tertunduk lesu.

" cik kenapa sih hal ini terjadi dalam hidup gua,emang gua salah apa sih sampai gua di hukum sebarat ini"
Gumam Bella yang mulai meneteskan air mata.

" Bell gua tau ini pasti berat banget buat lo tapi lo nggak boleh sesali apa yang udah menimpa lo saat ini,gua yakin pasti ada sesuatu dibalik ini semua,ya kan Bell??"
Cikha mulai menghapus air mata Bella dengan lembut

" makasih Cik gua harap apa yang lo bilang itu bener "

" semoga Bell gua bakal selalu doain yang terbaik buat elo" kata Cikha sambil memeluk Bella

"Oh ya Bell lo kapan ke Bali?"

" empat hari lagi sih,emang kenapa Cik?"

"Enggak gua mau tau aja soalnya kata orang,Bali itu sangat indah jadi menurut gue lo pasti bakal bahagia disana" seru Cikha.

Cikha nggak tau apakah yang dikatakan nya tadi benar atau salah yang jelas di hatinya iya merasa memang benar.

"Gua harap juga gitu cik" gumam Bella meyakinkan sahabatnya itu.

Terlepas akan hal itu,Bella merasa masih ada satu hal yang mengganjal di dalam hatinya saat ini,kemudian ia tersadar bahwa pada saat ia terbangun dari ruang rawat ia sempat bermimpi tentang masa kecilnya emam belas tahun yang lalu, saat Bella baru berusia lima tahun.
Pada masa itu Bella sangat senang menghabiskan waktu bermainnya di taman raya bersama vii satu-satunya teman yang Bella punya.
Namun entah mengapa vii tiba-tiba menghilang begitu saja dari kehidupan
Bella tanpa ada jejak sedikit pun,Bella hanya pasrah apakah takdir akan mempertemukan mereka kembali atau tidak.Saat ini dalam hati kecil Bella berharap agar bisa bertemu kembali dengan temannya itu,ia ingin menceritakan bagaimana kisah hidupnya selama ini.

" Bell lo kenapa?" Suara Cikha membuat Bella tersadar dari lamunanya

"Ahh engak kenapa kok Cik,cuma lagi mikirin persiapan buat ke Bali aja"jawab Bella bohong.

Entah mengapa Bella jadi terus kepiliran vii dan saat ini ia sangat merindukan kehadirannya.
Cikha yang saat itu menatapnya langsung semangat untuk membantu sahabatnya

"ok kalo gitu biar gua bantu ya Bell,itung-itung gua bisa ngabisin waktu berduaan sama lo hehehe" seru Cikha sambil senyum pepsoden

"Apaan sih lo Cik,berduan-berduaan emang kita pacaran?" Protes Bella

"Hehehe bercanda kali Bell,sentimen banget sih" cibir Cikha.

Bella tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu ia merasa tidak ada yang seberuntung dirinya dalam berteman karena ia memiliki sahabat seperti Cikha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang