+ Q +

3.1K 138 22
                                    

[PART SELANJUTNYA DIPRIVATE, FOLLOW BILA INGIN MEMBACA SAMPAI SELESAI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[PART SELANJUTNYA DIPRIVATE, FOLLOW BILA INGIN MEMBACA SAMPAI SELESAI. KALIAN GAMAU KAN CERITANYA GANTUNG GITU AJA]

makasih love you, all....

***

     Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi.

Berhubung besok libur panjang, alias libur JSM (Jumat, Sabtu, Minggu), teman-teman sekelasnya berbondong-bondong keluar kelas dan segera pergi dari sekolah. Sedangkan, Alva, Adit, Tito, dan Zetta, memilih tinggal di kelas.

"Anjir dah, Pak Rahmat." Lalu Adit menguap lebar, "Doi doyannya curhat mulu. Bosen dengerin ceritanya terus menerus setiap jam pelajarannya."

"Dit, gak boleh gitu," sahut Tito. "Dia kan juga guru, udah tua lagi. Ya, wajar aja di cerita mulu. Namanya guru Bahasa Indonesia, ya pastinya dongeng melulu."

"Yaelah, gue emang sebel banget. Pasti setiap pelajarannya dia, bawaan gue selalu ngantuk dan males." Dan Adit memberengut, "Kenapa, sih, dia gak MenWa aja."

"Huss," tegur Tito. "Gak baik, lho nyukurin guru. Nanti malah lo yang mencret-mencret."

Adit meninju lengan Tito, hingga membuatnya nyaris terjatuh. Dan Tito hanya menatap sini sahabatnya, "Di kasih tau malah ngeyel. Dasar Adit Sopo Jarwo!"

Kini, Adit mulai menjitakkan kepala, "Stop, jangan pernah manggil gue kayak gitu." Lalu ia mengganti topik pembicaraan dan menatap Alva, "Va, mau makan gak?"

"Dimana?" tanya Alva yang masih saja menatap layar laptopnya. Ia tampak berkonsentrasi menyelesaikan tugas laporan penelitian ilmiah yang diberikan Bu Arna, si guru killer.

Tiba-tiba Adit menutup layar laptop Alva di hadapannya, "Woi, kalo orang ngomong perhatiin." Adit bertanya sekali lagi, "Mau makan gak, Va? Makan Ayam Penyet di Obama?"

"Hah, gencet?" potong Tito tiba-tiba. "Mana ada ayam digencet."

Adit menoleh ke arah Tito. "Penyet, To. Pe-nyet," koreksi.

"Hah, monyet?" tanya Tito sekali lagi. Mungkin pendengarannya tersumbat oleh kecoak. Sehingga dia tidak bisa mendengar jelas. Tito kembali menatap Adit tajam, "Kok lo malah ngatain gue, sih?"

"Pe-nyet, To. Ayam P-E-N-Y-E-T," ujar Adit kesal. Ia harus terpaksa mengeja kata Penyet untuk Tito.

"Ohhh." Tito mulai mengerti, "Hayo-lah, cuss cabut." Lalu ia segera melemparkan tas dan berdiri.

"Va, Zett, kalian mau ikut gak?" tawar Adit pada Alva dan Zetta yang tampak serius menyelesaikan tugas Biologinya.

"Enggak, ah," sela Alva. "Kita mau nyelesain tugas dari Bu Arna dulu. Tanggung, bentar lagi kesimpulan."

Adit mendesah, "Yaelah, selow aja keles. Gue aja belum ngejain samsek, Va."

"Ye, belom?" potong Tito. "Gue udah ngerjain bab awal, Dit. Nanti lo selesain bab yang lain, ya." Tito mendesah, "Hayati lelah, sekelompok denganmu, Dit."

AlvaZett [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang