Rianara

33 5 7
                                    

Radina F : Yan, gue titip tugas buat besok, ya. Thanks

Adrian : Emg bsk lo mau ke mn?

Radina F : Lu lemot yak. Kan gue udh blg, bsk ada acara keluarga. Gmn si?

Adrian : O iya, sorry ai lupa :p. Key, bsk lu anterin ae pg2 ke rmh gue

Radina F : Hm, thanks

Adrian : Yoi, masama. Btw, tiati bsk.

Radina F : Sip dah, yodah ai tidur dulu. Bhay

Adrian : Sleep tight, nice dream :)

Read.

---

"ASSALAMUALAIKUM, RIAN.." Teriakan pagi seorang gadis membangunkan Rian dari tidur lelapnya. Rumahnya sedang kosong karena orang tuanya sedang berada di luar kota untuk dinas. Lelaki jangkung berkacamata ini lantas berdecak sebal dan mengintip dari celah gorden kamarnya. Tanpa ia sadari, kedua sudut bibirnya melengkung ke atas membentuk sebuah senyum tipis. Terdiam sejenak, Rian akhirnya menyadari kalau dirinya harus segera turun untuk menemui gadis itu.

Gadis yang ingin menitipkan tugasnya untuk hari ini karena ia akan izin untuk menghadiri acara keluarganya di kota sebelah.

Gadis yang selalu rajin mengerjakan tugas dan selalu menaati perintah guru.

Gadis penyuka es krim coklat buatan ibunya.

Gadis yang Rian sukai.

Rian segera membuka pintu rumahnya. Pura-pura menguap dan mengucek matanya. Sengaja membuat Rara ingin menyemprotnya habis-habisan dengan kata-kata Rara yang terkenal pedas—yang terdengar manis di telinga Rian.

Rara menarik napasnya dan mulai melancarkan aksinya.

"RIAANNN, LO BARU BANGUN? NTAR TELAT BEGO. SEMALEM TIDUR JAM BERAPA LO?"

Teriakan Rara membuat orang yang lewat jalan depan rumah Rian menoleh. Saking kerasnya, Rian pun sampai meringis dibuatnya.

"Aduh Ra, bisa nggak sih suaranya pelanin dikit. Malu diliat tetangga noh." Hanya itu yang Rian ucapkan setelah mendengar teriakan Rara yang kelewat keras tadi.

Rara hanya mendecak jengah. Lalu, cewek berambut ikal sebahu itu menyerahkan dua buah buku tulis bersampul cokelat.

"Nih, tugas gue ya. Awas kalo sampe besok gue kena marah Bu Fatma sama Pak Dega gara-gara nggak ngumpulin tugas. Gue bacok lo ntar, biar mampus."

Kata-kata berisi nada serta ancaman menusuk Rara tak mempan di telinga Rian. Toh, ini sudah biasa diterimanya selama ia menjadi teman dekat Rara.

Rian segera mengambil buku tulis bersampul cokelat tersebut dengan santai. "Iya iya princess. Yaudah, gue mau mandi dulu. Lo hati-hati di jalan ya. Besok udah sekolah, 'kan?"

Nada suara Rian melembut. Rara suka hal ini. Saat suara Rian yang berat disertai intonasi lembutnya berdengung di teling Rara. Terdengar sangat indah—di telinga Rara.

"Iya. Makasih ya. He-eh, besok udah sekolah lagi kok. Bye. Assalamualaikum." Rara lantas berbalik badan untuk segera mengakhiri percakapannya dengan Rian yang membuat jantungnya berdegup tak karuan.

Rian yang sedikit bingung dengan perubahan sikap Rara hanya bertindak seolah tak peduli dan membalas salam Rara dengan sekenanya.

---

Hari-hari Rian dan Rara tak ada yang berubah. Tetap menjadi teman baik yang saling mencintai dalam diam. Saling menyukai dengan keunikannya masing-masing.

RianaraWhere stories live. Discover now