[Tolong baca warningsnya ya~ ^^]
Kau berlari cepat ke arah perhentian itu setelah mendengar suara rem bus yang mendecit. Kakimu sudah sangat lelah--efek berlari kencang dari rumah. Kau harus bergegas, mengingat ini hari pertamamu sebagai suster di rumah sakit.
Tentu kau tidak ingin di-cap sebagai pemalas di hari pertama, bukan?
Kau menghela napas lega setelah kakimu menginjak lantai bus. Dengan hati-hati berjalan ke arah kursi yang masih tersedia. Jam segini bus sudah ramai--tentu saja, mengingat tidak hanya kau yang memiliki urusan pokok.
"Apa kursi ini kosong?" kautanyai seorang pemuda berhelai hitam yang sedang duduk sendirian di kursi panjang bus. Ia memakai jaket warna merah, celana jeans biru langit dan sebuah earphone yang setia menempel pada telinganya. Pemuda itu mengalihkan pandang kepadamu lalu mengangguk pelan. Badannya bergeser sedikit--memberikan tempat agar kau bisa duduk, "Terima kasih."
Kembali kau bernapas lega setelah merasakan tubuhmu terduduk nyaman di kursi bus, 'Syukurlah ...' batinmu.
"Telat?"
Matamu berkedip mendengar kalimat tiba-tiba datang dari pemuda di sebelahmu. Ia sedang tersenyum lebar, sambil menumpu kepalanya di telapak tangan.
"Tidak. Tidak hari ini." ucapmu bangga. Terdengar suara tawa keluar darinya--sepertinya ia menyadari keringat yang mengucur pada pelipismu karena berlari pagi ini. Fokusnya berpindah pada jendela lalu kemudian berpaling ke arahmu lagi.
"Jadi ... Kau hampir telat untuk apa?" ia kembali bertanya, sedikit menekankan nada pada kata 'hampir'.
Menyandarkan punggungmu pada kursi, kau mulai menjelaskan, "Aku suster baru di Rumah Sakit X." Lalu senyummu melembut, "Ini hari pertamaku."
"Ah, suster, ya? Sugoi ne ..."
Kau tertawa, "Tidak juga. Bagaimana denganmu? Kau masih kuliah?" Dilihat dari penampilannya--pemuda ini terlihat lebih tua darimu, mungkin 2-3 tahun lebih tua.
Ia menggeleng, "Tidak," Matanya kemudian menatap pemandangan di luar jendela bus dengan nanar, "aku seorang NEET."
Ah, kau bisa mengerti perasaan itu. Kau hampir mengalaminya--hampir. Kau tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali kau berganti minat dalam pekerjaan sebelum ini. Bahkan kau masih bingung apakah kau akan menikmati bekerja sebagai suster nantinya.
"Itu tidak apa-apa. Aku yakin kau akan menemukan hal untuk dilakukan nanti. Take your time." Kau tersenyum kepadanya, ia menatapmu kaget namun detik kemudian ia membalas senyummu.
"Terima kasih."
Setelah itu kalian berdua diam. Hanya suara mesin tua bus dan suara percakapan orang lain yang terdengar oleh telingamu. Tanpa kau sadari, kau sudah sampai, dan kebetulan pemuda yang tadi turun di pemberhentian yang sama. Namun, ia sudah terlebih dahulu pergi sebelum kau sempat mengucapkan selamat tinggal.
.
Memories
Osomatsu Matsuno x Reader fanfiction written by Aka-niira
Osomatsu (c) Akatsuka Fujio/Studio Pierrot
DISCLAIMER/Note: Terinspirasi dari fanfiksi 'Lost Souls'(ENG) oleh stacytheemo, dengan pengubahan sedikit di sana-sini. Please check out her stories guys! She's amazing! >.<)/☆
Warning: Percobaan pertama kali di bidang angst, fic Osomatsu-san pertama juga, PANJANG--, feels berantakan, OOCness, Typos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (Osomatsu X Reader)
FanfictionSemuanya berawal dari pertemuan singkat di bus. Hingga perpisahan yang tidak kau duga. My fist attempt at Osomatsu-san fanfic, karena itu maaf jika OOC :D Mind to RVC? xD Thanks! Thank you @BlueAngel555 for the cover image! Pict sc: zerochan/tumblr ...