Prologue

303 23 7
                                    

Menjadi utusan Tuhan yang paling dipercaya merupakan kebanggaan tersendiri bagi Choromatsu.

Tidak seperti bawahannya, ia justru mendapat pekerjaan yang lebih mudah ketimbang bawahannya.

Yaitu mengawasi umat manusia dan memberikan kebahagiaan pada mereka.

Meski pekerjaannya yang terlihat mudah, Choromatsu terkadang tidak mengerti dengan apa yang dinamakan 'kebahagiaan' yang mereka inginkan.

Ia sudah mengabulkan satu permohonan, mengapa masih ada yang meminta lebih?

Setelah ia mengabulkan permohonan tersebut, mengapa masih ada yang menyesalinya?

"Haah... Manusia memang sulit untuk dimengerti..." ujarnya dalam hati sambil menghela nafasnya.

Sambil mengawasi para bawahannya, ia ingat ada seorang manusia yang menarik perhatian Choromatsu.

Namanya jika ia tidak salah ingat adalah Matsuno Ichimatsu.

Tidak seperti umat manusia lainnya, Choromatsu jarang sekali mendapati ia mengeluh tentang hidupnyaーbahkan hampir tidak pernah. Selain itu, namanya yang mirip dengannya membuatnya tambah penasaran akan manusia yang satu ini.

Memang benar Ichimatsu tidak pernah memohon apapun untuk dirinya atau orang lain...

Tetapi, apakah Ichimatsu merasa bahagia dengan hidupnya?

Kenapa ia tidak pernah meminta apapun untuk hidupnya? Apa dia sudah puas dengan hidupnya?

Jika ia pikir kembali, manusia yang sebahagia apapun masih meminta lebih.

"Choromatsu nii-san! Selamat pagi~"

Mendengar ada yang memanggilnya, lamunan Choromatsu pun buyar.
"Ah, Karamatsu..." balasnya sambil mengelus rambut Karamatsu.

"Aku sudah mengerjakan semua tugasku, dear brother~!"

"Kerja bagus, Karamatsu." Choromatsu tersenyum lebar dan Karamatsu pun ikut senang karena dipuji oleh kakak kesayangannya itu. Karamatsu dan Choromatsu bukan satu saudara atau pun keluarga, hanya saja Karamatsu merasa hormat kepada Choromatsu dan menganggapnya kakak.

"Hmm..."

"Ada apa, Choromatsu nii-san?"

"Ah, tidak. Hanya saja..." Choromatsu berpikir sejenak apakah ia akan menanyakan hal ini atau tidak kepada Karamatsu. "Menurutmu, apakah mungkin seorang manusia bisa bahagia tanpa meminta apapun untuk kelangsungan hidupnya?"

"Eh?" Karamatsu menatap Choromatsu dengan pandangan heran. "Aku sendiri tidak terlalu tahu manusia secara mendalam. Tapi andai kata manusia tersebut meminta permohonan bukankah artinya ada suatu kekurangan dalam hidupnya? Jadi, menurutkuー"

Choromatsu tidak ingin mendengar penjelasan yang tidak penting dari Karamatsu segera memotong pembicaraannya. "Secara singkatnya apa maksud perkataanmu, Karamatsu?"

"Bagiku itu tidak mungkin. Manusia akan selalu memohon akan sesuatu, 'kan?"

Benar juga... Pikir Choromatsu dalam hati. Ia harusnya tahu akan hal tersebut. Cepat atau lambat, manusia pasti akan meminta permohonan dalam suatu hidupnya. 

Mulai saat ini, aku harus memperhatikannya. 

Choromatsu yakin, baginya semua manusia itu adalah sama.

ーーーーーーーーーーーーーーーー
Author's Note :

Ffn ini untuk temanku, Oni-Giri. Semoga suka yaaa (`・∀・')

Terima kasih juga untuk para readers yang mau baca Ffn pertamaku ini. Aku akan usahakan untuk update secepatnya ><)

Ah, aku mohon maaf karena aku ga terlalu tau Religion!AU jadi aku coba bikin sesuai imajinasiku sendiri... Moga masih ngepas sama AUnya TwT)/

Terakhir, tolong vomentnya ya, minna-san! (๑•̀ㅂ•́)و✧

From Heaven With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang