Mimpi...
Semua orang punya mimpi
Ya... akupun sama
Mimpiku ialah hidup bahagia bersama keluarga ku nanti...
Memiliki suami dan anak-anak yang manis...
Mimpiku sesederhana itu...
Tapi sungguh tak mudah untuk mewujudkannya...
~ AnneMasa lalu...
Semua orang punya masalalu
Ya... akupun sama
Masalalu ku begitu bahagia bersama istri dan calon anaku...
Tapi semua tak bertahan lama...
Kebahagiaan itu pergi sebelum aku bisa mendapatkan nya...
Mungkin tuhan belum mengizinkanku bahagia secepat ini...
~ Justin****
Los Angeles, California
29 Maret 2014
"MOMMY !!!"Itu dia laki-laki cilik tampanku. Jordan Edward Smith.
"JORD SAYANG!"
Aku tersenyum begitu lebar saat melihat seorang anak laki-laki tampan menatap ke arahku. Wajahnya berbinar gembira dengan senyum pipi merah khas anak kecil yang mempesona. Matanya menyipit lucu dan rambut pirang kecoklatannya berterbangan tertiup angin, membuatnya terlihat seperti laki-laki cilik paling tampan di antara teman-temannya yang lain. Ya! Laki-laki cilik tampan itu anaku.. Tentu saja!
Dia berjalan cepat menghampiriku. Tas bahunya terguncang kecil membentur bahu mungilnya, ia terlihat tak sabar ingin sampai di tempatku. Aku merentangkan kedua tanganku menawarkan sebuah pelukan hangat seorang Ibu.
Aku bahagia sekali.
Oh Tidak! Aku bukan sekedar bahagia, tapi aku sangat bahagia. Aku adalah Ibu paling beruntung di dunia. Terimakasih Tuhan telah mewujudkan semua impianku ini, aku sungguh-sungguh sangat bersyukur padamu.Jord, laki-laki cilik tampanku itu mendekat, langkah lebarnya tiba-tiba mengecil dan berhenti tepat di hadapanku. Kenapa dia tak langsung memelukku?.
"Jord! Peluk Mommy sayang...." pintaku berharap. Aku ingin dipeluk laki-laki cilik tampanku ini. Ingin sekali.
Dia tersenyum lebar menaikan kedua lengannya. Dia akan memelukku? Oh sudah pasti!
"MOMMY? .... MOMMY?... MOM.... NEE? ANNE? HEY! ANNE? KAU MASIH HIDUP?"
Duar!
Seperti ada bom waktu yang tiba-tiba meledak di kepalaku. Aku mengerjap kaget. Pandanganku tiba-tiba berputar membentuk pusaran hitamputih, dan ketika pusaran itu hilang, pandanganku justru memperlihatkan seulas wajah cilik tampan yang sebelumnya tersenyum amat antusias kini justru menjadi wajah penuh keheranan.
Aku mengerjap lagi untuk kedua kalinya. Lengkungan senyum di bibirku langsung menghilang. Wajah berbinarku tiba-tiba berubah bingung. Leherku kikuk mencoba menyadari apa yang sedang aku lakukan.
"Orang aneh! Kau konyol sekali. Kau ini sedang apa sih?" laki-laki cilik tampanku itu mencibir angkuh. Melirikku dengan pandangan tak sukanya.
"Hah? Apa? Aku kenapa?" aku mengerjap masih merasa bingung.
"Kau ingin terus dengan posisi seperti itu sepanjang hari? Kau ini benar-benar aneh!" dia melipat kedua tangannya di depan dada. Menatapku dengan wajah kesal, muak, jijik, benci... Ah! Eksperesinya berbeda sekali dengan laki-laki cilik tampan yang tadi aku lihat.
Aku mengerjap sekali lagi. Sekarang sepenuhnya sadar. Aku merasakan tanganku yang masih merentang lebar. Apakah aku berhalusinasi?
Lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be My Baby (Justin Bieber)
RomanceCopyright © 2013 by Nendy Surisma. Hak Cipta Terlindungi © 2013 oleh Nendy Surisma.