bab 1

257 9 1
                                    

Raynanda, gadis tengil yang terkadang cuek dengan sekitar tengah menikmati kecanggihan smartphone terbarunya.

Dia benar-benar kecanduan. Peduli amat dengan pria yang tengah memandangnya jengah itu.

"Ray"

Tak ada sahutan berarti. Ntah ini keberapa kalinya dia memanggil Raynanda.

"Raynanda"

"Apaan sih Mal, ganggue gue lu ah"

Raynanda melotot tajam ke arah Ikmal, pria yang sedari tadi memanggilnya.

Ikmal benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Raynanda yang notabene adalah bawahannya di kantor ini, bersikap tak sopan padanya.

Biar kita luruskan, mereka berada di kantor sekarang dengan Raynanda yang sedang duduk di kursi untuk sekretaris dan Ikmal yang berdiri menjulang di depannya.

Ikmal yang tak lain CEO sedari tadi memanggil Raynanda dari telpon kantor memutuskan keluar karena Raynanda yang tak kunjung menjawab panggilannya.

"Raynanda, ini di kantor bukan rumah. Letakkan HP kamu dan bekerjalah dengan baik! Atau saya bisa menendangmu dari sini!"

Raynanda mendelik kesal ke arah bosnya itu. Oh ayolah, dia sedang berbahagia dengan HP terbarunya. Dan sang bos tercintanya ini mengganggu kesenangannya.

Kalau bukan karena dia butuh uang untuk menghidupi kehidupannya dan keluarganya yang tak jelas itu, dia tak akan sudi bekerja pada Ikmal.

Mereka musuh bebuyutan dari jaman SMA.

"Iya pak, saya kerja sekarang!"

Ikmal mengangguk puas.

"Dokumen milik PT Wijaya segera serahkan ke saya!"

"Baik"

Ikmal berbalik menuju ruangannya. Namun langkahnya terhenti mendengar umpatan kecil dari Raynanda.

"Bos berisik. Heran deh, gak bisa liat orang seneng apa? Gue racunin kopinya baru tahu rasa dia. Awas aja-"

"RAYNANDA"

Raynanda berjengit dan memandang Ikmal yang menatapnya horor.

"Saya menggajimu untuk bekerja bukan mengumpatin saya"

"Maaf pak"

Raynanda menunduk dalam sebagai permintaan maaf. Ikmal hanya menggeleng melihat kelakuan Raynanda yang kelewat ajaib.

Raynanda menegakkan badan ketika mendengar pintu CEO ditutup. Dan kembali menyibukkan diri dengan dokumen yang diminta tadi.

~~~~

Raynanda mengumpat kesal di dalam angkot. Bagaimana tidak, dia pulang telat dari yang seharusnya.

Jam kantor sudah selesai 2 jam lalu dan dia baru pulang. Ray juga harus menunggu angkot di perempatan jalan yang lumayan lama.

Ray memang sektetaris CEO, tapi bukan berarti dia memiliki harta berlebih untuk membeli mobil. Dia lebih memilih menabung dan menghidupi keluarganya.

"Dasar bos resek, ini bukan jaman penjajahan kampret. Dikira gue bukan manusia apa.?"

Ray menendang kerikil asal. Rumahnya sudah dekat, di ujung gang.

"Assalamualaikum"

Raynanda membuka pagar rumahnya.

"Baru dateng lo?"

Raynanda hanya melengos malas tanpa niat menjawab pertanyaan dari wanita yang berdiri di sampingnya.

Reina-kakak perempuannya.

"Nanda, gue lagi ngomong bego."

Raynanda atau yang lebih sering dipanggil Nanda berpaling menghadap reina. Matanya menelisik reina dan secara otomatis tangannya menutup hidungnya.

"Mabok lu? Masih jam segini juga."

"Darimana lu?"

"Kepo bener lu. Gak usah ngurusin gue deh."

Reina hampir saja menarik rambut Nanda kalau saja sebuah suara tidak menghentikannya.

"Sayang..."

Reina dan Nanda menoleh ke asal suara, di depan pintu kamar Reina, Nino berdiri dengan bertelanjang dada.

"Noh urusin pria lu. Pengen di ninabobokin lagi kali."

Raynanda melengos pergi meninggalkan Reina yang sedang menahan marah.

Ini sudah hal biasa buat Raynanda, kakaknya itu selalu membawa berbagai macam jenis pria ke rumah ini.

Orang yang selalu jadi panutannya kini tak ada lagi. Ibu yang dicintainya, meninggal beberapa tahun lalu. Ayah yang dulu jadi idolanya, tak lebih seperti kakaknya yang membawa wanita ke rumahnya.

Mereka hanya tau caranya bersenang-senang dengan uang Raynanda.

Drrttt...
Drtt...
Drrttt....

Baru saja Raynanda merebahkan tubuhnya di kasur, handphone kesayangannya bergetar.

Dia lelah, ingin tidur. Siapa sih yang berani menelfonnya?

"Halo..."

"....."

"Iya pak. Selamat malam"

"Kampret dah si ikmal, gue baru nyampe ditanyain kerjaan. Bos gila kerja emang." sungut Raynanda kesal.

Ya, Ikmal lah yang menelponnya barusan. Benar2 menyebalkan untuk Raynanda. Tidak hanya sekali Ikmal melakukannya, sering.

Tanpa mengganti baju kerjanya, Raynanda terlelap dengan telentang.






Yang di mulmed, si Raynanda ya.
Vomentnya ya kawan.
Maaf kalo ceritanya aneh, geje dan absurd.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang