-Restoran lantai 12 jam 17.00
Menyebalkan sekali, hari ini adalah kencan buta ku yang ke-5, aku harap seseorang yang akan menemuiku sekarang akan menolakku mentah-mentah. Aku sama sekali gak tertarik dengan hal seperti ini, pertemuan pertama aku harus menyatakan bahwa aku menyukainya, pertemuan kedua aku harus siap jadi tunangannya, tetapi bagiku pertemuan ketiga adalah yang terakhir, tak ada pertemuan lagi selanjutnya, dan pastinya kencan buta kali ini-akan berakhir di pertemuan ketiga atau mungkin lebih singkat dari itu.
Jika bukan perinah ayah, aku pasti sudah kabur dari tadi -_-
Itu pasti dia ! aku yakin seseorang yang datang membawa bunga 장미 yang terlihat besar ditangannya-dia adalah kencan buta ku. Kenapa sih harus bunga? Memangnya semua cowok hanya mengenal bunga? Lagian bakalan layu dalam sehari -_-, entah mengapa cowok itu malah terlihat sombong dan angkuh. Dia terus saja berpandangan lurus, langkahnya cepat, dan aku melihat sedikit kerutan di alisnya.
Benar saja cowok itu datang menuju ke arahku...
Dia tak berkata apapun saat pertama kali melihat ku, bahkan dia hanya menaikkan alisnya saat memberiku bunga. Walau begitu aku harus tetap membuat lengkungan di bibirku tanda terima kasih. Selanjutnya kami tak mengeluarkan suara apapun sampai pesanan makanan datang.
"kau memesan ini?"
"ya, karena ini menu spesial hari ini"
"aku alergi makanan china"
"benarkah?"
"aku bisa pingsan"
"kalau begitu biar aku ganti makanannya"
"ahh gak apa apa kok, kau saja yang makan"
"lalu kau bagaimana?"
"melihati mu saja sudah cukup mengenyangkan"
"apa? Itu lelucon"
"setidaknya itu memang benar"
Sejenak aku tertawa kecil saat lelucon rendah yang ia ucapkan, bukan hanya aku yang tertawa tetapi ia pun tertawa mengikuti ku. Kini wajahnya yang ku anggap sombong itu malah berubah menjadi wajah polos tanpa dosa. Lengkungan bibirnya membuatku terhanyut dalam suasana canggung ini. Tetapi setelah dia menyelesaikan tawanya, wajah polos itu berubah kembali pada dugaan pertama ku.
"bagaimana kau bisa memiliki dua wajah?" tanya ku
"itu karena cara pandangku"
"memangnya cara pandangmu seperti apa?"
"satu arah"
"....."
"seperti kau sedang fokus pada sesuatu, dan kau benar benar harus mendapatkannya, seperti itulah"
"ahh aku mengerti"
Saat dia menjelaskan aku sesekali memakan makanan ku, sambil mengangguk angguk kepala setiap kali ia berhenti berbicara. Tetapi walaupun aku mengerti, saat wajah sombongnya terlihat sangat jelas, hal itu membuatku tak mempercayai sebagian perkataanya. Lalu apakah mengangkat alis itu adalah hal yang wajar? Dia ingin menantang ku ya?
Walaupun aku tak terlalu mengerti tentang karakter wajah seseorang, tapi aku sedekit mengerti makna dibalik wajah polosnya, itu terlihat seperti aksi tipu yang sengaja dikeluarkan saat dia mengatahui lawan bicaranya sudah beranggapan benar tentangnya, sehingga jika dia memamerkan wajah polosnya-aku akan terhanyut. Menurutku dia sedang mengkosongkan pikirannya saat tersenyum, itu mengapa minumbulkan kepolosan di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
passing by
Romancesampai aku merasa bumi akan meledak, aku tak peduli jika akhirnya jiwaku terbakar dan menjadi abu, bahkan jika aku hidup hanya untuk satu hari, aku akan bahagia karena mu