Aku tak berani masuk kedalam ruang itu. Aku Cuma berdiri diluar. "kamu kenapa?..." ucapku dengan suara polos diapun berbalik melihatku matanya sedikit bengkak dan dia segera menghapus air mata yang perlahan membasahi pipinya dan kemudian menatapku kembali dengan mata dingin dan tajamnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?. Kenapa kamu membuka pintu kamarku tanpa permisi?" tanyanya tajam seolah- olah aku baru berbuat kesalahan besar.
"M-ma-a a maaf kak tadinya aku mau ke toilet tapi aku tidak menemukannya dan malah tersesat begini," ucapku dengan sedikit gugup.
"Jangan sekali- kali memanggilku 'kak' karena aku bukan kakakmu dan tidak akan pernah menjadi 'kakak'mu." ucapnya dingin. Dalam hati aku menyayangkan wajah setampan itu memasang ekspresi yang sangat dingin dan penuh kebencian setiap melihatku.
"Kenapa? Mamamu dan Ayahku bilang kau akan menjadi kakakku! Aku sangat senang akan memiliki kakak laki laki kayak kamu, apa kau tidak senang akan memiliki adik perempuan??" tanyaku penasaran membuatnya semakin menatapku tajam.
"Tidak! Tidak! Tidak!" bentaknya seolah- olah perkataanku barusan merusak pikirannya. "Aku membencimu dan Ayahmu! Aku sangat membenci kalian!! Kalian berdua menghancurkan hidupku dan Ayahku!! Aku tidak akan pernah memaafkan kalian serta ibu kandungku sendiri!! Kalian baik tapi diam diam hati kalian jahat dan licik tidak punya perasaan! Jangan sentuh aku ataupun bicara denganku! Melihat muka Kalian saja bisa membuatku muntah!".
Setelah melontarkan ucapan yang cukup heboh dan mengagetkan itu dia berjalan keluar melewatiku, menyambar pundakku membuatku terpental mundur dan sedikit terjatuh.
Sejak saat kejadian malam itu kami hanya melirik satu sama lain tapi tidak berbicara satu kata pun.
...............
four years ago.
"Ouh... Aaaargh... tae... sudah...aaargghh"
"arggggg"
Suara erangan itu yang menjadi musik pengantarku mengerjakan tugas kampus selama sejam terakhir ini. "Sial, mereka tidak bisa melakukannya di tempat lain apa?,dasar!!! aku bisa gila di sini!!" Aku membuang nafas, mengambil handphoneku dan memutar lagu sekeras mungkin.
" twice like ohh-ahh "
I just wanna fall in love.....
Eotteohke naega umjigil su eopge nal ohh ahhh ohh ahhh hage mandeureojwo.
Gajja gajja jinsim eomneul gajja jal ga jal ga huhh "ooh-ahhhage"
Eotteohke ije deo halmari eopge nal ohh ahh ohh ahh hage mandeureojwo.
Bla lalala malmanhaji malgo neukkyeojige huh (ohh-ahhhage).............
" twice do it again "
Laaaaaaaaaaaaaa laaaaaaaaalaala
You ready girls?? Dj drop it
Aww
Jigeum hoksi naege johdago malhaessni
Geuge jinjjani geuge jinjjani
Wae ireohge oraesdongan mangseorin geoni mangseorin geoni. Iiihh iihhh owooo
Orae gidalyeosseo gyesog aetaeumyeonseo
Jomman deo neujeosseumyeon nal nohchyeosseo
Jigeumirado yonggireul naeseo dahaengiya. Eoseo iri waseo.................
"bts Run "
Dasi run run run nan meomchul suga eobseo
Tto run run run nan oejjeol suga eobseo
Eochapi igeot bakke nan mothae
Neoreul sarnghaneun geot bakken mothae.............
Biarlah gendang telingaku pecah daripada mendengar dua insan tak bermoral itu mengeluarkan suara- suara yang sangat mengganggu konsentrasiku.
Oh, tentu saja Kim Taehyung mengajak wanita itu ke sini. Ketika ayahku sudah menikah dengan mamanya 4 tahun yang lalu, aku dan dia jadi saudara tapi dia tidak menganggap kehadiranku dan sekarang aku sendiri disini. Karena orang tuaku pergi ke amerika 2 bulan yang lalu untuk mengurus bisnis yang ada disana katanya mereka ingin merayakan pembukaan gedung baru yang barusan terbangun.
Jadi ini kesempatannya lelaki itu berbuat asusila. Aku?? Dia toh tak menganggapku jadi ya terserah dia saja, kan ini rumahnya. Hanya saja naluri playboy pria ini cukup menakutkan karena setiap malam gadis yang dia bawa berbeda beda.
Setengah jam kemudian aku pun mematikan lagu hiphop ini dan kaget masih terdengar suara mereka yang asik dari seberang kamar. Aku menggeleng dan mengambil ponselku segera, menghubungi seseorang yang aku tahu yang pasti akan mengangkatnya.
"Chaeyoung, ada apa kamu menelponku?"
"Kak Jungkook!!" kataku. "Apa yang sedang kau lakukan, apa kamu punya waktu sebentar?" kataku kembali.
"iya!! Memangnya ada apa???" ucap suara lelaki itu penasaran.
Kami kemudian berencana bertemu di cafe kesukaanku. Aku menutup sambungan telepon dan bergegas pergi ke lemari baju mengambil kaos lengan panjang yang nyaman dan celana jeans hitam ketat kemudian mengambil dompet ponsel yang ada di meja dan jangan lupa mantel berbulu melindungiku dari angin malam yang menerpa sangat dingin.
Kim Taehyung keluar dari kamarnya ketika aku menutup pintu kamar, dia memakai kaos santai dan celana selutut. Wajahnya kelihatan jelas sekali "habis-melakukan-sesuatu" dan rambut cokelat gelapnya yang biasa menutupi dahinya dan sekarang rambutnya berantakan kelihatan basah dengan keringat. Dan anehnya, dia sangat tampan ketika seperti itu. Aku merasakan jantungku berdebar kencang apalagi dia terdiam sejenak dan menatapku tajam seolah- olah ia ingin menantangku.
"Tenang saja, kakakku 'tersayang', aku sama sekali tidak tertarik dengan urusanmu." Ujarku dalam hati.
Aku melangkah pergi secepatnya dan turun melewati tangga dan membuka pintu berjalan keluar sebelum dia sempat mengeluarkan kalimat yang pasti akan sangat melukai perasaanku.
VOMMENNYA SEALU DITUNGGU.
YOU ARE READING
Don't Call Me Brother
FanfictionKak taehyung!! panggil seorang gadis dengan suara polosnya kepada lelaki yang sejenak berdiri di depannnya. Apa??? Kakak!! Bentak lelaki itu bernada kasar kepada adik tirinya. cihh!!persetan!!! Jangan sekali- kali memanggilk...