Two Arms

437 33 2
                                    

Minna-san,ini drabble pertama saya, daripada lama terpendam, saya pikir lebih baik saya nekat publish aja deh XD.

Disclaimer: I do not own Naruto, it belongs to Masashi Kishimoto-Jiisan.

Warning: Fanon, AU, OOC-ness, Typos, Grammatical errors ,Bad storyline.

Genre: Romance (?), Friendship (?).

Pairing: GaaIno

Hope you enjoy this drabble minna :D

Sebelum memulai ficlet ini aku mau share beberapa quotes dulu deh, xixixixixi:D

Quotes:

"I have found men who didn't know how to kiss. I've always found time to teach them." by Mae West.

"It is better to have loved and lost than never to have loved at all." Love Quote by Alfred Lord Tennyson.

"The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard, but must be felt with the heart." by Helen Keller.

"If you judge people, you have no time to love them." by Mother Teresa.

"Gravitation can not be held responsible for people falling in love." -Albert Einstein.

"To be brave is to love unconditionally without expecting anything in return." – Madonna

Two Arms

Siang itu Kantin Konoha Gakuen.

Terlihat lima orang gadis seusia kelas 2 Sekolah Menengah Atas sedang berbincang-bincang di sebuah meja yang cukup besar dengan delapan kursi, namun hanya lima buah kursi yang terisi. Mereka memilih meja yang terletak paling dekat dengan layar TV besar yang memang tersedia di kantin sekolah itu.

“Demi apapun aku masih tidak mengerti mengapa tiba-tiba sikapnya mendadak berubah!” keluh gadis berambut pirang bermata biru laut yang diketahui bernama Yamanaka Ino.

“Memangnya sejak kapan dia berubah? Setahuku kemarin kalian masih terlihat mesra saja tuh!” timpal gadis berambut hazelnut dengan gaya rambut yang khas oriental mandarin yang bernama Tenten.

“Iya, bahkan semalam kamu mengirim pesan padaku,katamu kemarin dia baru saja membelikanmu kalung lucu incaranmu itu kan?” kali ini gadis berambut merah jambu bermata hijau terang yang bercakap.

“Mungkin ini hanya perasaanmu saja Ino, daritadi kuamati sikap dia tetap sama kok, tidak ada yang berubah.” sekarang giliran gadis berambut merah dan berkacamata yang menjawab.

“Huft,kalian tidak mengerti dia sih, dia itu tidak per….”

Ucapan Ino teinterupsi oleh pelayan kantin yang mengantarkan pesanan makanan mereka. Setelah tersenyum dan mengucapkan terima kasih, Ino kemudian menyesap jus tomat kesukaannya itu baru kemudian melanjutkan perkataannya yang tadi sempat tertunda.

“Iya,maksudku sikap dia hari ini benar-benar berbeda 180 derajat, asal kalian tahu dia itu tidak pernah tidak mengirimkan pesan singkat sebelum pelajaran pertama dimulai, tapi hari ini dia sama sekali tidak mengirim pesan barang satupun,dan lagi dia tidak mengantarku ke kelas sebagaimana biasa ia lakukan setiap hari, dan yang lebih parah lagi, dia tadi terlihat berjalan bersama Matsuri,kalian bias membayangkan bagaimana perasaanku kan?”

“I-Ino-chan, jangan dulu mengambil cepat kesimpulan, mungkin ini semua hanya kebetulan semata,kita lihat dulu sampai nanti sore,bagaimana?” kali ini giliran gadis berambut panjang yang terkenal pendiam dan bernama Hinata yang mencoba menimpali.

Two ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang