Jejak 1. If this is a joke, i dont like it!

34 3 5
                                    

Gue Lana. Athaya Delana Wilson. Gue pinter. Communication and business Analyst. Strategic thinker. And honorable mention lulusan dari Universitas ternama di Prancis. Kalian pasti berpikir gue sombong and a kinda smart ass. Yup. Am proud of being the smartest girl in town. Kalian boleh berdebat, beropini soal penampilan fisik gue. Which is gue gak terlalu peduli. But speaking about my brain, my qualification, am not gonna settle as second best.
Saat ini gue bekerja di sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang IT sebagai seorang business analyst. Orang yang kerjanya semacam tukang ramal. Mempelajari data, kecenderungan pasar, konsumerisme masyarakat, kebijakan  domestik dan internasional, opini para tokoh-tokoh global yang bisa jadi sentimen pasar khususnya untuk konsumen IT. Kemudian merumuskan sebuah paket hasil analisa dan begitu yakin akan keberhasilannya di masa depan.

Meskipun telah memiliki double degree di bidang hukum dan komunikasi, saat ini gue ditugaskan oleh kantor gue untuk mengambil gelar master di bidang bisnis di Korea. Sebenarnya gue agak kurang sreg. Out of all the great and well-known college all over the world, why Korea? Why Seoul? Am not that into kpop idol or autumn romantic scene or even Han River mesmerizing view. Not that i dont like it, but am an Ivy League hard-fans.
Jadi ketika kantorku memutuskan bahwa seorang Delana harus pindah ke kantor pusat di Seoul, Korea Selatan, sambil mengambil MBA di Universitas Seoul selama 2 tahun, am just take a very long breath. Tapi bukan Lana lah yah kalo sampe gue kabur dari tantangan. If i am brave enough to challenge Ivy League, then an Asia best college should be a good match.

So here i am. Hari pertama di bulan Juni. Memasuki hari pertama guedi kelas bisnis dan bertemu teman-teman baru dari seantero asia, lucky me kalau ada yang dari Indonesia juga atau bule-bule nyasar dari Eropa, hehehehe

Gue sedang asik melamunkan kelas gue nanti bakal kayak apa. Bakal beda dong sama kelas under-graduate yang tentunya pas masih unyuk-unyuk semua. Biasanya kelas post-graduate itu udah pada professional gitu, sudah kerja, kayak gue gini. Ada juga sih yang lanjut langsung pas kelar under-graduate dari ekonomi atau politik gitu. Macam-macam deh.

Untungnya di kelas MBA rata-rata nih pada fluent bahasa inggris. Please deh. Gue gak ada basic sama sekali bahasa korea selain anyyeonghaseyo dan saranghaeyo hahahah miris banget gak. Untungnya ini kelas internasional jadi gue gak dituntut untuk jago bahasa korea, meski tetap saja ada kelas matrikulasi 6 bulan untuk bahasa korea. Gak wajib sebenernya tapi dasar yah kantor gue, kayaknya gak pengen setengah-setengah. Gue pake didaftarin segala. Huft.
Anyway, kelasnya mulai jam 10. Gue nyampe kelas setelah 5kali bertanya sana sini berbekal kamus dan bahasa inggris di patah-patahin biar yang ditanyain ngerti gue mau nanya apa. Gedungnya ternyata agak nyelip-nyelip gedung fakultas lain, fiuhh.

Oke. Here we go Lana. Never be a second best.

Gue pun melangkah memasuki ruang kelas gue. Lumayan gede, dengan model teater yang nyaman. Hmmm, gak usah paling depan ah. Second or third row aja. Gue pun menuju ke baris kedua yang masih sepi. Di ujung meja panjang ada dua cewe berkacamata dan satunya nggak. Native korea sepertinya.
Kayaknya dosennya belum nyampe deh. Gue mending browsing-browsing  aja. Gue pun membuka flipagram gue. Buat update world today.

Bukk..
"Hey, please move to the left, miss"
Sebuah suara menyela kekhusyu'an gue membaca berita tentang debat presidensial Amerika Serikat.

"What?" Tanyaku sambil memicingkan mata.

"Can you move? I'd like to sit, here."

Laki-laki. Tinggi. Bermata biru tapi sipit. Campuran korea dan eropa? Hmmm seems like. Apa tadi katanya? Gw disuruh pindah? Enak aje.

"Sorry. Since i got here first, this seat is mine. Take another for you, mister" balasku.

"Nope. I want this seat. So move your ass to another seat at the left." Dia berkeras.

Wah ngajak berantem nih Oppa sebiji.
"Listen. How old are you? Seriously? Are you just arguing with me for a seat? Are you a high school student? Or you blind or something? Di sini ada puluhan kursi kosong, if you dont  smart enough to look around." Desisku.

Dia tersenyum miring.
"Never wanna lose, huh?"

Gue tersenyum setipis mungkin dengan menyipitkan mata.
"Absolutely. Particularly to a stranger that doesnt even has manner to ask for a favour." Gue menekankan nada sarkastis setajam mungkin. "Now if you finish for the seat, i have much more important thing to look at than arguing with you. Thankyou."
Gue memalingkan muka dengan mantap. Kembali fokus dengan tablet gue dan bacaan gue.

"Morning, class."

Ouw, dosennya datang. Here we come.

"If i cant take the right side, then the empty left side wouldnt be a prob." Kemudian cowok tengil ini menggeser lututku seenaknya dan menghempaskan pantatnya ke kursi kosong di sebelah gue.

"What the...." Gue bersungut-sungut gak percaya ama tingkahnya. Mimpi apa anakmu semalam mak.

"Well. Since today is the first day. Lets take a good vibe for the start. I see all of you come across asia and some even come from europe. Lets take a pair for the first assignment. This is the first class but i want you to bring me paper about South Korea business review on any field you'd like to emphasize about by next week." Dan dosen ini pun menjatuhkan bom pertamanya. Aku dan 23 orang siswa dalam kelas ini adalah Hiroshima-nya. Syalalala

"Well, since you are count at 24, there would be 12 papers. Here are you partnerts." Dan dia pun membacakan partner kerja setiap orang.

"Ken Takeshi with Choi Min Young. Astha Khan with Natalie."

Aku menengok ke belakang. Wah beragam juga nih isi kelasnya.

"Athaya Delana with Danny Park."

Hmmm...gue partner dengan orang korea nih. Baguslah. Buat sekalian nanya-nanya belajar bahasa Korea.
Gue celingak celinguk nyari partner gue. Mahasiswa lain udah sibuk haha hihi dadah dadahan dan kode-kodean dengan partner. Lha ini partner gue yang mana yah.

"So, Athaya right?" Suara di sebelah gue terdengar lagi

"What now?" Jawab gue males, meski sama sekali gak ngejawab pertanyaannya sih.

Dia mengulurkan tangannya.

"Danny. Danny Park. Well, seems like i'd be seeing you around."

Dan kalo ini becandaan, sumpah gue gak ngerasa lucu.
Demi apa gue sekelompok ama dia???????????
Demi para oppa dan noona idola kpop seantero DeahangMingguk, GUE GAK PENGEN DEKAT-DEKAT COWOK NYEBELIN TIDAK TAHU TATA KRAMA DAN KENTARA BANGET NGERASA DIA GANTENG INI. Meski dia emang beneran ganteng sih.

Such a long day Lana.
Such a long day.

______________
New story from me 😊😊

Semoga suka yah guys.

Voment!

Memoirs Of SeoulWhere stories live. Discover now