Counting Days – 1 : Stuck
Direct by : Hummingyu
Written by : Crypt14
Aku tidak dapat mengingat dengan pasti, bagaimana semua kekacauan ini bermula.
Pemuda itu membuka kedua matanya. Terpaan sinar redup dari matahari diluar sana berusaha merangsek masuk dari jendela kecil yang berada didalam kamar sempitnya. Ia mendengus, menghembuskan nafas panjang. Beranjak guna merubah posisinya menjadi terduduk di atas ranjangnya. Sesaat menggaruk belakang kepalanya. Pemuda itu kembali mendengus, menatap pada jendela kecil yang berada tepat diatas kepala kasurnya. Membangkitkan tubuhnya hanya untuk mendekat pada permukaan jendela yang tampak sedikit berembun. "Salju pertama sudah turun rupanya." Gumamnya singkat. Kedua iris mata pemuda itu masih menatap pada jalan kota yang tampak begitu penuh. Ia mendecih, menatap dengan pandangan muak pada kumpulan mayat berjalan yang terus menggeram itu. "Sampai kapan mayat-mayat itu akan terus berada disana." Ujarnya pelan. Kim Mingyu, pemuda berkulit kecoklatan itu masih menatap pada kumpulan mayat berjalan yang memenuhi blok perumahan yang di huninya kini. Sesekali mendengus saat rasa jengkel yang sejak empat hari yang lalu terus di tahannya. Pemuda itu terjebak di dalam kamarnya sendiri saat wabah yang hingga saat ini masih belum di pahaminya merebak dengan cepat di kota tempat tinggalnya.
Pemuda itu nyaris terjungkal dari tempat tidurnya saat salah satu dari mayat hidup itu secara tiba-tiba berada tepat diseberang jendela kamarnya yang tertutup rapat. Menggeram tertahan yang membuat Mingyu nyaris kehilangan denyut jantungnya. "Bang*at!" Umpatnya kesal. ia merangkak mundur, berusaha mencari sesuatu untuk menutupi jendela kamarnya yang kini tengah di garuk oleh mayat hidup itu. Meraih sebuh majah dewasa yang sengaja di sembunyikannya di kolong ranjangnya, setelahnya menutupi jendela kamarnya dengan benda tersebut. Mingyu menghela nafas kasar, terbaring seraya menatap pada langit-langit kamarnya. Pemuda itu jatuh pada lamunannya sendiri.
Suara benturan terdengar cukup keras dari luar kamarnya. Mingyu mengalihkan pandangannya sejenak pada pintu kamarnya yang terkunci rapat, setelahnya kembali menatap pada langit-langit kamarnya. "Sampai kapan aku akan terjebak disini?" Gumamnya lirih. Ia beranjak, kembali mendudukan tubuhnya seraya mengalihkan pandangannya pada kotak donat yang teronggok begitu saja di lantai kamarnya. Menarik tubuhnya menuju kotak donat yang masih tersisa 2 potong itu. Ia kembali menghela nafasnya, menatap 2 potong donat dimana toppingnya sudah sepenuhnya melumer. Salah satu tangannya tergerak guna meraih sepotong donat dari kotaknya. "Hanya tinggal ini, aku harus sedikit berhemat setidaknya sampai bantuan datang." Ujarnya pelan setelahnya mengambil sebuah gigitan kecil pada donat yang berada di tangannya itu. Mingyu tampak mengunyahnya perlahan, berusaha membuat perutnya merasa kenyang hanya dengan sebuah gigitan kecil. Kembali meletakkan potongan donat yang sebelumnya berada di genggamannya pada kotaknya kembali. Mingyu kembali menghela nafas, namun sedikit terdengar berat kali ini. Beranjak mundur guna menyandarkan punggungnya pada kaki ranjangnya.
"Apakah aku akan mati." Terdengar kekehan samar dari balik bibirnya. Pandangan pemuda itu masih terjatuh pada lantai kamarnya. Sebuah senyuman miris tampak jelas pada garis bibirnya. Mingyu mengusap wajahnya gusar. Sejujurnya, pemuda itu merasa begitu khawatir dengan keadaan yang tengah di hadapinya sekarang. Ia sudah terjebak empat hari di dalam kamarnya sendiri dengan segala keterbatasan. Ia hanya memiliki 2 potong donat yang dibelinya nyaris enam hari yang lalu untuk bertahan dan setengah botol air mineral sisa. Pasokkan listrik dan air sudah mati sejak dua hari kekacauan terjadi. Mingyu nyaris putus asa pada keadaannya sendiri. Pemuda itu tidak bisa keluar dari kamarnya karena terkepung oleh kumpulan mayat hidup yang kini sudah memenuhi rumahnya, itu akibat ibunya yang pergi keluar begitu saja tanpa menutup pintu rumahnya saat berusaha mencari tahu apa yang terjadi, membuat seluruh mayat hidup itu merangsek masuk kedalam kediamannya. Beruntung Mingyu mengunci pintu kamarnya saat itu, jika tidak pemuda itu tidak dapat membayangkan bagaimana nasibnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Days series
AdventureSeorang tentara muda Jeon Wonwoo bersama dengan dokter muda sekaligus seorang peneliti Kim Mingyu mencoba bertahan dalam kekacauan yang melanda kota tempat keduanya berada. Pertaruhan nyawa serta kepercayaan satu sama lain menjadi pengiring langkah...