Chapter #1

262 5 0
                                    

Aku seorang gadis yang bisa dibilang sempurna. Bagaimana tidak? Hampir semua lelaki di kampus ini memandangku dengan takjub. Ya, aku tau aku sexy, aku memiliki tubuh yang bisa membuat seluruh kaum hawa di kampus ini iri karena aku hampir sudah menikmati rasanya tidur dengan  semua pria-pria tampan di kampus ini. Aku punya segalanya. Aku punya uang. Aku punya ketenaran. Aku bisa melakukan apapun sesuka hatiku. Kau tau? Ayahku pengusaha yang sudah dikenal seantero Atlanta. Contohnya kampus yang sekarang aku tempati ini. Kampus ini milik ayahku, jadi siapapun yang macam-macam denganku, dapat dipastikan dia tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di tempat ini. Atau bahkan lebih dari itu, seperti urm.. mendadak jadi gelandangan. Ada banyak lagi bisnis-bisnis yang dimiliki ayahku, seperti resto dan hotel-hotel yang tak dapat kuhitung. Well, kalau aku ceritakan ada berapa banyak asset yang beliau miliki, kau akan kehilangan akal sehatmu.

Pagi ini aku memulai hariku dengan sangat bosan. Yaa, bosan. Tidak ada bedanya dengan hari-hari yang lalu. Aku segera turun dari mobil yang aku tumpangi setelah berhasil memarkirkan dengan sempurna, walaupun harus menabrak beberapa mobil murahan yang dengan seenaknya menggunakan area parkirku. Aku tidak peduli jikalau pemiliknya marah, akan kusumpal mulutnya dengan mobil yang jauh lebih mahal dari miliknya.

Baru saja aku menjejakkan kaki jenjangku ke halaman kampus, semua mata langsung memusatkan pandangannya kepadaku. Apa ada yang salah dengan outfit ku? Aku hanya mengenakan short dress­ berwarna krem dan kurasa aku masih tetap terlihat cantik. Aku mendengus, lalu berjalan memasuki gedung kampus sambil melihat sekeliling, mencari seorang pria yang sedang aku kencani sekarang. Ah.. itu dia. Aku beteriak memanggil namanya

“Zayn!” seruku sambil melambai kepadanya. Ku lepas kacamata hitam yang sedari tadi bertengger dengan manis dihidungku. Pria itu membalas lambaian tanganku dan berlari menghampiriku. Lalu dia menciumku. Oh aku sudah biasa dengan ciuman-ciuman seperti ini. 30 detik kemudian dia melepaskan ciuman kami.

“Hai, babe. Tumben kau masuk kuliah hari ini” ujar Zayn sembari menarik pinggangku merapat kearahnya. Aku terkekeh lalu menggigit kecil tengkuknya. Dia mendengus,

“Kau tau? Aku bosan di rumah, Zayn” ucapku dengan nada merengek

“Kau bisa pergi kemanapun kau mau, honey. Aku rasa kau masih punya cukup uang untuk memanjakan dirimu”

“Tentu saja, bodoh! Bahkan aku bisa membeli perusahaan ayahmu jika aku mau!”

“Kau tidak akan melakukan itu kan?” tanyanya penuh selidik. Aku hanya tersenyum geli.

Babe, kau tau aku kesepian dirumah” ujarku sambil menggelayut lengannya.

“Mm-hm, ada apa?”

“Aku ingin kau ke rumahku nanti malam, please. Aku kesepian, Zayn. Kau tentu tau maksudku.” Ucapku seraya mengerling kearahnya.

“Tentu saja, sweety. Aku akan datang ke rumahmu. Well, siapkan popcorn jumbo size

Aku tergelak sembari mengapit lengannya dan berjalan beriringan.

“Siap, bos”

“Kau tahu? Kau tampak cantik sekali hari ini” sahut Zayn lalu mencolek hidungku gemas. Aku mengusap hidungku cepat, berpura-pura menghapus bekas tangan Zayn yang menempel di hidungku.

“Uh, Zayn. Kurasa kita bisa melanjutkan ini nanti malam. Aku harus masuk ke kelasku”

“Baiklah, honey” kata Zayn sambil mengecup keningku. Harus kuakui, dia pria paling manis yang pernah aku kencani. Aku sudah beberapa kali berkencan dengan pria-pria tampan di kampus ini. Seperti Logan Lerman si pervert, para juniorku seperti Cody Simpson, Greyson Chance, juga Austin Mahone. Sampai kapten basket yang paling digilai pun aku sudah merasakannya, si Zac Efron. Tapi mereka semua payah. Mereka hanya menginginkan tubuhku—juga kekayaan orangtuaku. Jadi jangan salahkan kalau mereka hanya bertahan denganku tidak lebih dari 3 hari. Dan kencanku dengan Zayn kali ini merupakan kencan yang telama, yaitu 2 minggu, dan aku berharap dia yang terakhir bagiku.Terdengar sedikit berlebihan memang.

Perfectly meets ImperfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang