Pelajaran maam Asni sudah habis dan kini masuk ke pelajaran maam Tri, guru bahasa Indonesia.
"Shireen, dipanggil maam Tri ke ruang guru!" Teriak Fanny dari mulut pintu.
"Ngapain Fan?" Tanya Shireen. Alis nya membentuk gunung, seperti sedang marah. Padahal ia tidak marah._.
"Mana gue tempe. Cepetan sana!" Fanny mendorong bahu Shireen. Shireen hanya melirik sinis Fanny dan dibalas oleh Fanny cengiran minta ampun.
Shireen pun berjalan menuju ruang guru. Sesampainya di ruang guru, Shireen langsung menuju meja maam Tri.
"Ya maam? Manggil saya?" Ucap Shireen berhati-hati.
"Iya, mm..maam ini ada perlu, jadi hari ini maam gak ke kelas kamu. Cuma ada tugas lho.."
Shireen tersenyum.
"Nih, tugas nya di buku paket halaman 183 no 1-30 ya. Dikumpul hari ini, jika ada yang tidak mengerjakan catat saja lalu kumpulkan ke maam oke?" Ucap maam Tri panjang lebar.
Shireen mengangguk lalu pergi meninggalkan ruang guru. Dia berjalan menuju kelas nya dengan tergesa-gesa.
"WOY SEMUA DENGERIN GUE!" Teriak Shireen ketika ia di kelas.
Kelas nya benar-benar tidak terurus jika tidak ada guru ataupun ketua kelas nya.
Fyi, Shireen adalah ketua kelas XII-IPA2 hoho. Makanya maam Tri tadi memanggilnya untuk memberi tugas kepada anak kelas nya. Huah anak kelas leh ugak .-.Shireen menghela napas dalam-dalam, "WOY BISA DENGERIN GUE GAK?!" Masih tidak ada jawaban dari anak kelas nya.
BRAK
Kali ini Shireen memukul meja guru dengan tangan nya sendiri dan sukses membuat anak kelas nya terdiam dan kembali duduk ke tempat masing-masing.
"Maam Tri gak ngajar hari ini-" Ujar Shireen garang.
Belum sempat Shireen melanjutkan kalimat nya, sudah dipotong oleh anak kelas nya.
"YEAAAAYYYYY!!" Rivo sudah kegirangan duluan.
"WUHUUUUUU!!" Diva tidak mau kalah toa nya.
"ASEEEEKKK!" Bagas lebih tak mau kalah.
"Akhirnya Alhamdulillah..." Billy dan Arsy mengelus dada nya dan menghela napas."BELOM SELESAI!!!!" Suara Shireen mengalahkan suara toa Diva.
Anak kelas nya kembali terdiam.
Ngeri atuh bu ketua lagi ganas.
"Ada tugas buku paket halaman 183 kerjain nomor 1-30 dikumpul hari ini dan harus ngerjain semua!" Ucap Shireen tanpa jeda.
"SIAP BU KETUA!" Serempak anak kelas nya.
Shireen berjalan menuju meja nya. Sesekali ia mengatur napas nya karena berteriak tadi.
"Makanya jangan teriak-teriak." Cibir Rivo.
Shireen yang sedang minum langsung menatap nya dengan tajam plus alis nya yang ganahan.
"Namanya juga ketua kelas, Riv." Jawab Shireen sambil mengeluarkan buku dari tas nya.
"Pasti capek yakan?" Modus Rivo. Oke, Rivo memang sedang modus agar berlama-lama mengobrol dengan Shireen.
"Iyalah lo kira jadi ketua kelas itu seneng-seneng." Shireen membuka buku paket halaman 183.
Rivo terkekeh melihat Shireen yang seperti kelelahan. Rivo memandang Shireen sambil tersenyum dengan tangan menopang tangan nya. Shireen memang peka-an. Dia langsung menatap Rivo dengan alis yang menyatu dan mata tajam.
"Gue tau gue cantik. Tapi gak usah segitunya ya Riv." Ucap Shireen dengan percaya diri.
"ididih! Geer banget lo!" Tukas Rivo dengan alis menyatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different Heart
Teen FictionHati berkata untuk memilihmu, namun otakku memikirkan nasib-nya yang tersisihkan dari hatiku.