SATU

147 5 1
                                    

SATU

     Saat itu cuaca sangat panas, para nelayan yang mencari ikan ditengah laut tampak kelelahan. Dengan tenaga yang mulai habis, mereka terus menyebar jaring ketengah laut dan menariknya kembali. Seorang nelayan tua yang mulai beruban tampak semangat menyebarkan jaringnya. Wajahnya terlihat sumringah, mengingat ia akan segera mempunyai cucu pertamanya. Semangatnya untuk mendapatkan ikan lebih banyak demi anaknya yang sedang mengandung. Perlahan ia menarik jaring itu, berat, semakin berat.

     "Yo, sini bantu bapak, kayanya bapak dapet ikan gede." Bapak itu memanggil anaknya yang sedang sibuk mengurusi mesin perahu. "Cepet yo, sini. Bapak nggak kuat. Ini berat banget. Kayanya ikan gede" bapak itu kembali memanggil anaknya. Anak yang dipanggil aryo itu menghampiri bapaknya yang mulai brrkeringat.

     "Walah pak, ini ikan apa. Kok ya berat banget?" Ujar aryo yang sedang membantu bapaknya menarik jaring. Jaring itu terasa berat. Mereka berfikir ikan kakap atau gurita yang terperangkap dalam jaringnya.

     Sementara itu, didalam sana, Serena - Gadis cantik setengah ikan- tengah berusaha keras untuk terlepas dari jaring nelayan yang melilit tubuhnya. Ia berenang kesana-kemari mencoba melepaskan jaring itu. Namun nihil, Serena sama sekali tidak bisa melepaskannya. Dia sangat panik. Dia tidak boleh teetangkap. Manusia diluar sana sangat kejam, kalau sampai Serena tertangkap, mungkin dia akan menjadi bahan tontonan manusia-manusia itu.

     Serena terus berontak, perlahan jaring itu naik kepermukaan. Serena berusaha meronta lebih keras lagi, tapi terlambat, jaring itu sudah naik kepermukaan. Suara jeritan manusia pun terdengar sangat kencang mengalahkan suara debur ombak.

     "Putri duyung!! Ada putri duyung!!" Serena memejamkan matanya. Ia begitu takut melihat kenyataan bahwa dirinya tertangkap. Sekarang ia hanya bisa pasrah.

     ♡♡♡

     Suasana dipinggir pantai kejawanan itu sangat ramai. Para nelayan berkumpul untuk melihat putri duyung yang ditangkap oleh pak Kosim dan anaknya. Mereka berbisik-bisik, masih tidak percaya dengan pemandangan didepan matanya.
     Makhluk yang selama ini misterius itu kini ada didepan mereka, terbaring lemah didalam kotak berisikan air.

     Serena masih memejamkan matanya. Dia tidak berani melihat sekelilingnya yang terasa sangat ramai dan pengap. Dia terus berharap semoga dewi fortuna berpihak padanya hari ini. Dia tidak tau apa yang akan terjadi padanya nanti jika dia terus berada didaratan manusia. Serena sangat takut.

     Sebuah mobil mewah berhenti persis didepan warung pinggir pantai. Seorang berjas rapih dan elegan keluar dari mobil itu diikuti dengan seorang lelaki berpakaian sederhana namun terlihat sangat tampan. Mereka berjalan menuju kerumunan nelayan yang sedang terkagum-kagum.

     Lelaki itu mendekati pak kosim yang sedang berdiri disamping kotak kayu berisi air dan duyung yang cantik itu.

     "Inikah makhluk mitos yang kau temukan itu, Kosim?" Sapa lelaki itu tanpa basa-basi. Pak Kosim hanya menganggukan kepalanya dan menunduk. Lelaki itu mengangkat satu alisnya. "Berapa uang yang kau inginkan jika aku membelinya?"

     Pak Kosim perlahan menegakkan kepalanya, mencoba menata lelaki arogan didepannya. Sorot mata lelaki itu sangat tajam dan tak terbantahkan. "Terserah tuan Darren saja."

     "Terserah aku katamu? Baiklah, aku akan memberimu seratus milyar" Darren melihat ekspresi Pak Kosim yang langsung ternganga mendengar nominal yang diucapkannya.

     Darren sangat kaya memang, dia pemegang saham utama disalah satu perusahaan internasional, dan memiliki bisnis yang mencakup perhotelan dan Resto. Uang 100 milyar memang tidak ada artinya bagi Darren. Dia sangat kaya.

THE MERMAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang