Prolog

10 2 0
                                    

Terik mentari yang bersinar, dihiasi oleh indahnya rangkaian kapas putih, hembusan sejuk dari utara, menambah indahnya hari-hari yang kumiliki. Tapi, walau hari-hari yang ku lalui itu cerah, tak membuat hidupku ini secerahnya mentari. Ku ingin bersinar bagaikan bintang di malam hari dan tak seperti rembulan yang hanya memantulkan cahaya. Namun sejak saat dia datang serta mereka, hidup ini berubah sampai saat ini. Semua kejadian itu ku tuliskan dalam diary yang kumiliki "Viani's dairy"

-

2 tahun lalu....

Aku berjalan di tengah kabut putih menyelimuti kota kecil penuh makna ini bagiku yaitu kota Cimahi, hawa dingin yang dihembuskan angin membuat pohon pohon ikut menari, tak ada secercah cahaya sedikit pun. Hanya cahaya lampu rumah dan jalan yang menyinari jalanan yang biasanya ramai mendadak menjadi hening akan suara.

Tik...tik...tik... rintik hujan turun dari langit, aku pun mulai berlari untuk mencari tempat berteduh. Akan tetapi derasnya hujan semakin deras, aku pun melihat sebuah halte kemudian aku pun berteduh di sana seorang diri. "Untung aku bawa ja.....kett, aduh ya ampun di mana sih aku letakkan jaket it, mana tas ini banyak pula ruang ruangnya". Namun, kesendirian itu senyap seketika seorang pria datang dengan rambut acak-acakan serta seragam sekolah yang basah kuyup, seketika aku pun memperhatikan seragam yang di gunakan oleh nya, "seragam" ucapku dengan keras. Kemudian dia pun melihat ke arah ku dengan penuh rasa penasaran lalu aku pun memalingkan pandanganku darinya. "Maksudmu apa?" tanya pria tersebut, " aa..aanuu, it...itu...anuu...seragamnya bagus" jawabku dengan latah dan malu.

"Oh seragam ini, ini seragam sekolah SMA Galaxy yang terkenal di kota ini" ujarnya dengan sopan, "SMA Galaxy ya. Sekolah yang isinya anak-anak pilihan" ujar ku sambil menundukkan kepala lalu berbicara dengan nada yang suram. Seketika itu, pria tersebut memandang ke arahku dengan penuh rasa heran dan kebingungan dan kesunyian itu pun datang kembali.

Kutuliskan puisi ini di tengah rasa

Sunyi senyap dalam kesuraman

Kesuraman di tengah kota

Langit semakin menangis meneteskan air mata

Hawa dingin menusuk tulang

Bahkan seragam itu pun memberikan kehangatan

Seragam yang basah

Rambut acak-acakan itu

Badannya tegap dan tepat berdiri beberapa langkah dariku

Hawa kota itu semakin dingin, aku pun mulai menggigil dan memeluk diriku sendiri dengan tangan sambil memperhatikan pria tersebut."Kenapa jantung ini menjadi dag dig dug bunyi nya ya? Ada apa ini? Ini tak seperti biasanya" ucapanku dalam hati dan seketika pria tersebut datang dan memberikan jaketnya padaku dan dia pun pergi meninggalkanku di halte tersebut sendirian. "Namaku Riky, kembalikan lagi jika kau bertemu denganku" teriaknya. "Riky makasih" ucapku.

Seketika rasa hangat hadir menyelimutiku

Aku pun tersenyum

Kebaikannya tak akan kulupakan

Beberapa menit kemudian....

"Akhirnya hujan berhenti, Riky ya. Sampai ketemu di sekolah" ujarku sambil melangkah meninggalkan halte tersebut.

-

Aku pun berjalan menuju rumah, sementara aku berjalan langit pun kembali seperti sediakala secara perlahan-lahan, cahaya mentari pun mulai terlihat kembali. Aku hanyut dalam keindahan alam dan kebaikannya, kini aku tau masih ada kecerahan di balik kegelapan ini.
Dan saat itu aku sadar bahwa aku menyukainya, walau hanya bertemu sesaat....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang