Part 2

2K 232 43
                                    

Bandara Internasional Soetta Jakarta

"Bilang kalo ini cuma bercanda Yuk, lo cuma lagi ngerjain gue kan Yuk, lo gak bakal kemana-mana kan?? Yuk lo udah janji kalo kita bakal sama-sama terus sampai kakek nenek Yuk, hiikss" Vebby menangis sambil memengang kedua bahu Yuki, berharap Yuki mengatakan apa yang dia fikirkan.

"Veb, pliiss maafin gue. Loe tau kan kalo gue juga berat banget ninggalin kalian semua. Tapi gue udah janji sama mama dan loe tau itu" Yuki berusaha menjelaskan kepada Vebby sambil berkaca-kaca.

"Gak gue gak tau dan gak mau tahu. Loe tega Yuk sama gue sama Hito, hiikss" ucap Vebby sambil tetap menangis.

"Gue bakal sering-sering balik ke sini Vebb, lagian kita masih bisa telfonan kan" Ucap Yuki lagi.

"Bakal sering-sering dateng?? Kita bakal beda negara Yuk, dan itu jauuh banget. Hikss" Vebby semakin menangis dan langsung berlari meninggalkan Yuki dan yang lainnya.

"Vebby!!" Yuki akan mengejar Vebby namun dicegah oleh Hitto.

"Udah Yuk, nanti biar gue yang jelasin ke dia. Pesawat lo bentar lagi take off" ucap Hitto sambil memegang pergelangan tangan Yuki.

Selama ini Vebby begitu manja terhadap Yuki dan juga Hitto. Meskipun usianya lebih tua dari Yuki beberapa bulan namun sikap manjanya menjadikan Yuki dan Hitto begitu protektif terhadapnya.

"Yuki, tante harap kamu bisa memaafkan semua yang sudah terjadi ya, dengan cara iklas memaafkan, kamu bisa hidup lebih bahagia. Kamu pasti tahu keinginan mama mu kan" ucap tante Thalia yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Yuki akan berusaha tante, tapi Yuki gak janji" jawab Yuki dengan mata menerawang.

"Kamu harus bisa jaga diri baik-baik ya. Jangan telat makan, jangan sering begadang, selalu jaga kesehatan, jangan sakit-sakit. Sering-sering kabarin tante,.." ucap tante Thalia yang tak bisa menahan tangisnya dan langsung memeluk Yuki sayang.

Yuki membalas pelukan tante Thalia yang sudah ia anggap sebagai ibu keduanya. Sambil menangis Yuki mengucapkan terima kasih pada tante Thalia.
Hitto juga memeluk sahabatnya itu, yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Jagain Vebby yaa, kalo ada apa-apa langsung kabarin gue. Gue bakalan kangen banget sama kalian"

Setelah mengucapkan kata-kata perpisahan Yuki segera berjalan menuju tempat boarding karena panggilan untuk pesawatnya yang segera berangkat. Sebelum masuk Yuki menoleh ke belakang berharap Vebby datang menemuinya lagi. Dan ya, sebelum masuk Vebby yang sedari tadi berada di balik tembok segera berlari memeluk Yuki untuk terakhir kalinya.

***
Di lain tempat dan di waktu yang sama, dua orang laki-laki paruh baya yang sedang berada di lantai 25 suatu gedung sedang terlibat pembicaraan.

"Apa pesawatnya sudah berangkat" tanya lelaki yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"5 menit lagi pesawat akan segera lepas landas Tuan" jawab lelaki yang berdiri di depan seberang mejanya.

"Kenapa tidak kau jemput dengan pesawat pribadi" tanya lelaki itu lagi.

"Resikonya akan lebih besar tuan jika kita menjemputnya dengan pesat pribadi. Banyak yang akan curiga dan tahu hubungan nona dengan tuan dan hal itu akan lebih mengancam nyawa nona Yuki tuan" jawab lelaki yang berdiri lagi.

"Tapi bukankah akan lebih berbahaya jika dia berada di pesawat penumpang yang banyak orang dan tidak ada yang dikenal?"

"Semua penumpang yang ada di pesawat itu adalah orang-orang kita tuan. Mereka semua menyamar namun tetap lengkap dengan persenjataan dan tidak akan ada yang tahu"

"Apa kau bisa menjamin?"

"Iya tuan"

"Kapan dia akan sampai?"

"Kurang lebih 12 jam dari sekarang"

***
Bandara Internasional London

Pukul 07.15 waktu London

Yuki telah sampai di tempat tujuannya. Ya, dia berada di negara Inggris, negara dimana keluarga besar dari ayah kandungnya berada.

Yuki baru tahu jika keluarga besar dari ayahnya masih lengkap. Dan yang membuatnya geram adalah karena keluarga ayahnya merupakan salah satu keluarga yang berada. Sedangkan selama ini, ia dan mamanya yang tinggal di negara kelahiran mamanya begitu hidup sederhana. Mama Yuki sebenarnya juga dari keluarga yang cukup mampu, namun karena dianggap mempermalukan keluarganya, akhirnya mama yuki tak pernah dianggap ada lagi oleh keluarganya. (Kejam banget yaa)

*anggap percakapannya pakekk bahasa inggris ya, soalnya bahasa inggrisku masih parah banget, hehehe

"Selamat datang Nona" seorang lelaki paruh baya dengam setelan jas hitamnya menyambut Yuki sambil membungkuk sopan.

"Perkenalkan, saya Ilham, sopir sekaligus asisten Nona Yuki. Saya ditugaskan untuk menjemput nona, mari silahkan"

Tanpa menjawab perkataan Pak Ilham, Yuki mengikuti arah tangan pak Ilham yang menunjuk ke arah mobil mercy yang sudah menunggunya. Sambil mengambil alih koper milik nonanya, pak Ilham segera mengantar Yuki masuk ke mobil mercy tersebut.

Di perjalanan menuju tempat yang akan ditinggali oleh Yuki, Pak Ilham menjelaskan tentang hal hal yang akan dilakukan Yuki, tak lupa Pak Ilham juga menyebutkan siapa saja orang - orang atau keluarga yang berada di rumah tempat yang akan ia tinggali.

Setelah satu jam perjalanan, Yuki sampai di salah satu rumah megah, bahkan mungkin paling megah di antara rumah lain yang memang berada di komplek perumahan elit tersebut.
Yuki segera turun dari mobil jemputannya, dan mengikuti Pak Ilham yang berjalan di depannya.

Saat akan memasuki rumah, Yuki telah disambut oleh beberapa pelayan dan juga bodyguard. Yuki agak begitu canggung dengan keadaan tersebut karena tidak terbiasa, namun dengan wajah datarnya Yuki berusaha bersikap biasa, bahkan terkesan angkuh.

Pak Ilham yang sedari tadi berjalan di depannya, kini mulai berhenti dan menghadap ke arah Yuki.

"Nona, silahkan, Tuan besar dan semua orang telah menanti kedatangan nona" ucap Pak Ilham seraya membungkuk sopan.

Yuki yang baru sadar dia telah berada di ruangan yang sangat besar dan mewah segera menoleh ke arah pandang pak Ilham. Terdapat beberapa orang yang tengah duduk di kursi yang melingkari meja makan, dan saat mendengar perkataan pak Ilham, semua orang yang berada di meja makan tersebut sontak menoleh ke arah Yuki.

Mata Yuki tidak lepas dari sosok lelaki paruh baya yang juga tengah memandangnya. Pandangan Yuki begitu penuh dengan rasa amarah dan benci, sedangkan lelaki paruh baya tersebut begitu terlihat kerinduan di kedua matanya.

Lelaki paruh baya tersebut kemudian berdiri dan menghampiri Yuki yang masih menatapnya dengan tajam.

"Kau begitu mirip dengan ibumu, terutama matamu" ucap lelaki paruh baya tersebut ketika telah sampai di hadapan Yuki.

"Dan aku sangat bersyukur begitu mirip dengan ibuku" jawab Yuki dengan pandangan yang begitu tajam

To be cont...

Maaf yaa lamaaaaa bangeett baru update. Maaf Al nya belum muncul. Mungkin beberapa part lagi baru muncul.
Duh aku agak ilfil nih sma cast yg cowok disini, makanya agak males gtu nglanjutinnya.

Btw maaf banget kalo semakin hancur, cuma berusaha nuangin imajinasiku.

Sekali lagi makasih buat yang mau mampir.

Jangan lupa kasih vote n komen yaa.
Smga bisa segera lanjutin.

19 Juli 2016

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Big LoveWhere stories live. Discover now