Moonlight

574 58 7
                                    

Moonlight

"A place where i can't touch you and can't even hold you
What's shining under the surface is not that person
your sad story that can't come true".
-EXO, MOONLIGHT-

Entah memang aku ditakdirkan untuk menjadi gadis dungu atau gadis idiot. Aku mencintainya, mencintai seseorang yang bahkan tak bisa membalas persaanku, menyedihkan bukan? Lelaki berkulit gelap itu adalah oksigenku, aku membutuhkannya untuk hidupku, dia duniaku, dia segalanya bagiku. Maka dari itu ketika dia datang padaku, aku akan menyambutnya dengan senang hati. Apapun alasannya aku tak peduli, akan kuberikan apapun untuknya.
"Aku mencintainya Suez, aku sangat mencintainya. Namun, apa yang kudapat hari ini? Dia berselingkuh! Ini sudah yang kedua, demi Tuhan!" Masalah ini lagi, entah sudah keberapa kalinya ia datang padaku untuk membicarakan hal ini. "Kalau kau memang mencintainya, sadarkan ia betapa berharganya kau untuknya" .
Bodoh, aku malah memberi saran untuknya agar berbaikan dengan gadis-tukang-selingkuh itu.
"Tapi, ia sudah melakukan hal ini lebih dari dua kali, parahnya ia berselingkuh dengan dua lelaki yang berbeda!", aku menggenggam kedua tangannya bermaksud menyalurkan sedikit kekuatanku untuknya. "Kalau begitu. . .tinggalkan saja dia". Aku mungkin sudah gila dengan berani mengatakan hal ini, tapi sesedikit apapun kemungkinannya,harapan itu tetap ada bukan?
"Tidak! aku tidak bisa meninggalkannya, aku mencintainya".
Final. Ucapannya barusan menegaskan bahwa memang apa yang aku lakukan selama ini tidak berguna, aku tetap hanya menjadi gadis pemimpi yang bahkan impiannya baru saja telah dihempaskan oleh seseorang yang aku cintai.
"Kalau begitu pilihan pertama lebih baik". Kurasa bakat aktingku meningkat karena selalu berdekatan dengan lelaki ini. "Begitukah? Suzy kau memang sahabatku yang terbaik".
Senyumnya yang selalu kutunggu muncul, namun entah mengapa hal itu malah membuatku sakit. Sebegitu cintanyakah ia pada gadisnya? Apa keberadaanku disini memang tak pernah ia anggap? Apa perasaanku padanya terlihat transparan dimatanya? "Pergilah temui gadismu, jika kau butuh teman berbagi datanglah padaku".
Haha sekarang aku malah terlihat lebih menyedihkan, gadis murah yang mau saja dijadikan tempat pelarian sementara. Harapan kosong, aku tahu. Tapi, aku masih mengharapkannya walaupun aku tahu, gadis naif sepertiku tidak mungkin mendapatkan lelaki sempurna sepertinya. "Suzy aku harus pergi, terima kasih atas saranmu. Aku banyak berhutang padamu". Iya, bahkan kau berhutang perasaan padaku, tambahku dalam hati. Tapi seperti biasanya aku hanya dapat mengumbar senyum manisku untuk menutupi perasaanku padanya.
"Hei, Jongie kau tau tidak ada yang gratis di dunia ini!" Ucapku sambil tersenyum, "Tenang saja, manis. Apapun untukmu". Ia menepuk lembut ujung kepalaku, sedangkan aku hanya dapat mendengus, apakah ia tak tahu seberapa besar efek perkataannya barusan padaku? Jantungku berdegup kencang dan berakibat baik bahkan sangat baik bagi kedua pipiku ini, sehingga meskipun aku tidak berdandan rona merah muda itu bisa muncul sekarang. Sikapnya yang seperti inilah yang membuat aku enggan melepasnya.

Sejak tadi ia tak henti - hentinya menasehatiku tentang ini dan itu, memberiku petuah yang telah kuhafal diluar kepala. Dia, Sehun sahabat kecilku, lelaki yang mengetahui seluruh kisah hidupku, termasuk tentang kisah cinta sepihakku. "Suzy, sudah berapa kali aku katakan padamu. LUPAKAN LELAKI ITU!"
Aku terhenyak, sahabatku ini tak pernah sekasar ini sebelumnya. Namun bukannya marah malah, jiwa melankolisku muncul, kurasakan air mataku mengalir dari ujung mataku. "Aku tahu, aku tahu seharusnya tidak begini tapi aku sangat mencintainya". Aku mulai terisak, badanku bergetar hebat. Kai mendekat dan membawaku kedalam dekapan hangatnya. " Hentikan ini semua, sebelum kau terluka lebih jauh lagi".

Warna jingga mendominasi di ufuk barat, aku berjalan menyusuri atap sekolah berusaha mencari ketenangan. Sayup - sayup kudengar suara dari arah berlawanan tempat dimana aku berdiri, kakiku melangkah mendekati sumber suara tersebut. "Jongin dengarkan aku, aku tidak ada apa - apa dengan lelaki itu. Aku hanya mencintaimu". Cih, wanita itu. Dari wajahnya terlihat ia sedang menyimpan kebohongan. Jongin hanya terdiam, namun gadis itu mengucapkan jutaaan kebohongan lain dan kalimat manis yang akhirnya menghentikan aksi bungkamnya. "Baiklah kuberi kau satu kesempatan lagi, karena aku mencintaimu".
Sudah jutaan kali aku mendengar ia mengucapkan bahwa ia mencintai gadisnya, tapi ternyata mendengarnya secara langsung seperti ini lebih menyakitkan dari yang kuduga. Sakit sekali rasanya melihat pria yang kucintai mengucapkan kata ajaib yang kutunggu keluar dari bibirnya, hanya untukku bukan untuk gadis itu. Aku berlari meninggalkan atap sekolah sambil terisak, tak kupedulikan tatapan orang - orang yang memandang prihatin kepadaku. Aku berlari tanpa arah, aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Otakku tak bisa berpikir dengan jernih, hanya kekosongan yang menyergap hatiku secara perlahan yang dapat kurasakan.
Aku terduduk sambil terisak dijalanan yang sepi, aku mulai berteriak dengan histeris sekarang."Gadis bodoh, lupakan dia, kau harus melupakannya. Bahkan ia tak pernah menganggapmu ada!".

Dinginnya malam sama dengan dinginnya hatiku sekarang, disinilah aku, ditemani sinar sang dewi malam, aku melangkahkan kakiku menuju kembali menuju atap sekolah. Tiba - tiba aku merasakan kedua lengan seseorang mendekapku dari belakang. Harum tubuhnya yang menguar terasa familiar, harum tubuh Sehun, sahabatku."Maafkan aku, aku terlambat menemukanmu. Maafkan aku, Suzy. Bahkan sejak awal aku sudah terlambat untuk mengehentikanmu mencintai pria itu. Jangan menangis lagi untuknya aku mohon". Ketenangan dalam suaranya entah mengapa malah membuatku terisak lagi, lebih hebat dari sebelumnya."Suzy, izinkan aku membantumu melupakannya. Aku berjanji akan membahagiakanmu dan tak akan pernah membuatmu menangis seperti ini". Aku terkejut mendengar perkataannya, "Kau bercanda? Apakah aku terlalu terlihat menyedihkan sehingga kau berkata seperti itu?" Jujur saja aku agak tersinggung dengan perkataannya, aku tidak membutuhkan belas kasihannya seperti ini.
"Apakah aku terlihat sedang bercanda? Suzy kau tahu, sebenarnya selama ini aku sama saja denganmu. Mencintai seseorang yang mencintai orang lain, berusaha menggapaimu namun tidak bisa, ingin menahanmu disisiku tapi kau selalu ingin pergi bersamanya. Aku tahu apa yang kau rasakan sekarang, karena aku juga merasakannya. Sekarang aku hanya ingin mengatakan ini padamu". Ia menghela napas, dan aku hanya menunggunya melanjutkan ucapannya dalam diam.

"Aku mencintaimu, berhenti melihatnya mulai sekarang. Lihatlah aku, aku disini selalu ada ditempat yang sama untukmu. Anggap aku adalah rumah untukmu, tempatmu berlindung, tempat kau kembali jika kau sudah lelah dengan semua yang kau jalani".
Aku berusaha mencerna perkataannya, kemudian aku berbalik menghadapnya dan langsung mendekap tubuhnya erat. Aku menangis dipelukannya, sungguh ucapan tulus yang kudengar darinya tadi membuatku sadar betapa jahatnya sikapku selama ini padanya. Dia yang selama ini ada disisiku, menemaniku, melindungiku. Tapi, karena kebodohanku sendiri aku malah mengacuhkan ketulusan cintanya padaku."Sehun, bantu aku untuk melupakannya. A ... a ... Aku ... percayakan hatiku padamu". Aku hanya berdoa semoga keputusanku kali ini benar. Kurasakan dekapan Sehun mengerat,"Terimakasih Suzy, aku berjanji untuk menjagamu selamanya".

Mungkin memang tak semua cinta harus memiliki, aku mungkin tak bisa mendapatkan cinta Kai. Namun, aku lebih beruntung dari yang kukira. Masih ada seseorang yang mencintaiku dengan tulus, seseorang yang mampu menghapus luka hati ini, memberikan jutaan kebahagiaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Menjalani kisah baru dengannya, sahabat kecilku yang sekarang menjadi rumah bagi hatiku.

Moonlight [ KAIZY VER] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang