Broken.

1K 33 8
                                    

9.00 AM

"Minah-ya!"
Seorang gadis berambut panjang memanggil sahabatnya yang tengah sibuk membaca novel yang bernama Park Min Ah . Mereka telah menjalin persahabatan sejak mereka duduk di bangku 1 SMA.

"Hmm?" Jawab Minah.
"Ayo ke kantin"
"Iya, sebentar lagi"
"Ya! Perutku sudah sangat lapar, apa kau mau aku mati kelaparan hah?"
"Aish.. iya iya" Minah menutup novelnya dengan berat hati dan pergi ke kantin bersama sahabatnya.

"Yoojin-ah kau mau makan apa?" Tanya Minah. Ya nama sahabatnya adalah Kim Yoo Jin.
"Molla, mungkin ramyun." Yoojin melihat-lihat ke sekeliling kantin.
"Kalau begitu, kau pesankan untukku juga ya, aku ingin ke toilet sebentar." Minah memberi uangnya kepada Yoojin dan pergi ke toilet.

Minah POV

Aku berjalan menuju toilet yang tak begitu jauh dari kantin. "Aish jinjja, aku lupa menitipkan novelku kepada Yoojin"
Aku terus berjalan menyusuri lorong sekolahku.

"Mmmpphh.."

Tiba-tiba aku mendengar sesuatu. Karena penasaran Aku merubah tujuanku dan mengikuti sumber suara tersebut. Aku melambatkan langkah kakiku dan Suara itu terdengar semakin jelas. Akupun melihat ke arah sumber suara itu

"Braakk"

Novelku terjatuh ke lantai, kakiku lemas, air matapun menetes dari ujung mataku.
Bagaimana tidak? Melihat namja chinguku berciuman dengan gadis lain yang tak lain adalah adik kelasku.

"Jung.. Jungkook.." Ucapku lirih.

"Noona?" Seorang lelaki bertubuh tinggi dan tampan itu menoleh ke arahku, perempuan tak tau diri itu juga menoleh ke arahku.
Akupun lari meninggalkan mereka berdua.

"Noona! Tunggu!" Aku mendengar Jungkook meneriaki namaku, aku tidak peduli. Aku lari menuju kantin, aku melihat Yoojin memanggilku tapi kubiarkan saja. Jujur, aku sedang ingin sendirian sekarang.

FAST FORWARD

"Hikss.." Aku tidak dapat berhenti menangis, aku memeluk erat guling tersayangku. "Jungkook kau jahat, kau brengsek, kau bodoh.. Hikss.." Tangisku semakin menjadi-jadi. Aku mengambil handphoneku dan menelepon Yoojin.

'Tut..tut..tut..tut.. Nomor yang anda tuju sedang sib--' Aku mematikan teleponku. "Aish, kemana anak ini disaat aku membutuhkannya huh?" Aku mengacak-acak rambutku frustasi. "Atau aku langsung ke rumahnya saja?" Akupun beranjak dari kasurku dan mengganti seragamku dengan kaos putih dan celana pendek, kemudian aku mengambil tas ku dan pergi menuju rumah Yoojin.

"Ting tong!"

Aku menekan bel rumah Yoojin. Tak lama kemudian seorang wanita membukakan pintu.
"Annyeonghasseyo Ahjumma" aku membungkukkan badanku kepada wanita itu, dia adalah eomma Yoojin. "Annyeong, ada apa kau kesini? Ah, Dan kenapa matamu bengkak Minah-ya?" Sepertinya ia menyadari mata bengkakku yg diakibatkan oleh lelaki brengsek itu. "Ah ani ahjumma.. Nan gwenchanhayo" Aku tersenyum semanis mungkin. "Oh begitu.. Baiklah, mungkin masalah anak muda hahaha, yasudah ayo masuk! Yoojin ada di kamarnya." Ia mempersilahkan aku masuk dan mengelus kepalaku. "Gamsahabnida ahjumma" aku tersenyum dan berjalan menuju kamar Yoojin yang terletak di lantai dua. Rumah yoojin sangat besar, tidak jarang aku menginap disini untuk menonton film horror bersamanya.

"HAHAHAA YA! OPPA!!"

Aku mendengar Yoojin tertawa dari dalam kamarnya, andaikan aku bisa tertawa seperti itu sekarang. "Tok tok!" Aku mengetuk pintu kamarnya.
Ia pun membuka pintunya. "Minah? Sedang apa kau disini? Ayo masuk!" Aku terdiam di tempatku.
"Ya! Ayo masuk!" Aku masih terdiam di tempatku.
"Aish, kau kenapa sih? Oh ya! Tadi kenapa kau tidak menyaut saat aku memanggilmu di kantin? Trus kau diam saja selama pelajaran, Waeyo?"

I'm Sorry, I Love YouWhere stories live. Discover now