PART 1

61 6 2
                                    


Dibawah langit, ku tulis sebuah asa..
Ditemani oleh awan yang temaram
Ku ukir namamu, tipis kecil dan hampir tak terlihat...

-Juni 2018-

-------------------------✨-------------------------

Jakarta, Indonesia
Alvin's POV

Sudah 5 tahun aku seperti ini, hampa! Entahlah, aku terkesan menjadi seseorang yang dingin dan cuek. Aku tau ini bukan lah diriku yang sebenarnya. Kepercayaan diriku menghilang begitu saja.

Semua nya terasa berbeda.Ya benar! ketika dia pergi semua nya berubah. Aku tak lagi se-ceria dulu. Kalian boleh bilang kalau aku ini memang lebay. Terserah kalian. Tapi begini lah keadaan yang sebenarnya terjadi padaku.

Dia pergi entah kemana, aku tidak tau. Dia tak ada kabar sama sekali, pergi pun tidak bilang padaku . Tidak ada kata atau pun pamit darinya.

Mungkin ini adalah salah satu cara Tuhan untuk menyadarkan ku. Tapi aku tak bisa jika terlalu lama seperti ini. Aku bisa gila!

Aku sudah mencarinya kemana-mana namun sampai sekarang pun belum ada titik terang aku menemukan nya. Aku juga sudah menghubungi teman-teman nya, mereka juga bilang tidak tau.

Jangan kalian pikir aku menyerah begitu saja. Sampai saat ini pun aku masih mencari nya, entah memantau dia lewat sosial media ataupun langsung main ke rumahnya.

Saat itu, hari terakhir aku bertemu dengan nya. Hari dimana kami bertengkar. Aku yang membuatnya menangis, lalu ia lari masuk kedalam rumah dan membanting pintu dengan cukup keras. Aku terkejut. Baru kali ini aku membentaknya. 

"Woi broo.." Sapa Arsen pada ku.

Arsen ini sahabat ku yang paling sabar dan ngertiin banget kalo aku udah mode gak peduli ke sekitar, tapi ini anak usil nya bukan main lagi.

"Hmmm.." Sahut ku sekenanya, kalau lagi badmood plus lagi mikirin Karina ya gini deh jadi ga mood buat ngomong.

Terdengar helaan nafas dari Arsen yang ku dengar. Yahh mau bagaimana lagi, gini nih jadinya kan.

"Udahlah bro.. Gausah terlalu diambil pusing. Mending lo ikut gue yuk, gue kenalin sama temen-temen perempuan gue yang cakep" Hibur Arsen padaku. Ku putar bola mata ku, lelah. Sudah yang keberapa ratus kali Arsen menawari teman teman perempuan yang katanya cantik.

Percuma aja dia mau kenalin ke aku, orang aku nya aja ga tertarik sama sekali. Arsen ini orangnya pantang menyerah banget. Harus ku galakin dulu kali ya biar dia lelah.

"Apa sih lo, percuma lah. Lo mau ngenalin gue sama perempuan gak jelas gitu. Ogah!" Ujarku dingin. Yakali dia ngenalin aku sama perempuan bedak tebal macam ondel-ondel, macam perempuan jadi-jadian.

Haduhhh,, Karina kamu dimana sih ? Semua sosmed kamu pada gak aktif, telepon gak diangkat, sms gak dibales. Gaboleh nyerah!!!!!!!!! Pasti ada jalan, ga mungkin dia ga ninggalin jejak sama sekali. Pasti ada, cuma belum ketemu aja. Yakan ???

"Ekhemm.." Tegur Arsen padaku. Arsen tuh harus di diemin dulu. Biar dia ga aneh aneh. Untung sabar.

Dari tadi aku tidak mendengarkan apa yang diomongin sama Arsen. Bodo amat lahh. Gak penting.

"Udah ya sen, gue cabut duluan"
Pamit ku pada Arsen untuk masuk kelas.Karena sebentar lagi aku ada kelas. Biarlah dia ngedumel setelah ini karena aku tinggal.

"Yah yahh vin. Woi ALVINN TUNGGUIN KUNYUK. GUE BELOM SELESAI NGOMONG ALVINNNNN " Teriak Arsen pada ku kesal. Aku abaikan teriakan Arsen. Hampir seisi kantin heboh karna teriakan Arsen. Rasanya aku ingin langsung berteleportasi atau menghilang dari area kantin ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang