Daily Life (1)

348 40 26
                                    

"... Mi! Kunimi!"

Hah... A-Apaan ini-.

Perlahan pandangan seorang remaja menangkap sesosok pria tua yang sedang berdiri persis di samping kirinya. Dengan memegangi buku standar mata pelajaran Matematika pada tangan kirinya, pria berpakaian wol berwarna hijau yang menyelimuti kemeja panjang putihnya ini lalu menginterogasinya dengan nada kesal, "Akira Kunimi. Sudah berapa kali saya peringatkan kau? Jangan tertidur di jam pelajaran Bapak, atau kau akan mengulang lagi mata pelajaran Matematika ini."

... Guru...? Oh iya, iya...!

"Maafkan saya, Pak. Saya mau cuci-."

"Selesaikan dulu soal yang akan Bapak berikan." tahannya.

Bah... Tapi karena takut situasi ini takkan baik... Apa boleh buat dulu.

Kunimi lalu kembali duduk dengan manis. Dengan semena-mena Bapak lalu memberikan pertanyaan panjang nan luar biasa mumetnya, "Akira Kunimi, selesaikan soal yang Bapak sebutkan. Nomor lima; Pak Gamou akan menjual berasnya sebanyak 60 karung dengan berat per karung 70 kg. Ia akan menjualnya melalui seorang komisioner bernama Pak Fukuzawa dengan kesepakatan 3%, rofaksi 10%, dan komisi 15%. Beras dijual Yen 4000,00 per kg. Tentukan : a) Hasil komisi yang diterima Pak Fukuzawa. b) Hasil penjualan yang diterima Pak Gamou. Sekarang."

Begitu guru tersebut selesai menyebutkan nomor lima soal matematika pada textbook standar anak SMA tersebut, ia dengan malas berdiri. Sembari menghela napas, ia lalu berjalan dengan santai menuju papan tulisan. Jemari mungilnya lalu meraba kapur pada kotaknya, dan kemudian menulis dengan cekatan. Yang membuat seluruh siswa kelas itu menganga syok, ia menulis jawabannya dengan sangat mendetail (bahkan ia sengaja menambah beberapa trivia pada salah satu penyelesaiannya). Guru Matematikanya sampai tak sadar kacamatanya melorot hingga dagu dan bukunya terjatuh dengan nistanya pada lantai.

Dengan seringaian puas, Kunimi lalu berbalik dan berkacak pinggang pada salah satu tangannya, "Sudah selesai, Bapak. Aku jamin jawabannya pasti sama dengan yang ada di buku Bapak."

Murid yang duduk persis di sebelah Kunimi lalu membungkukkan badannya ke buku malang itu; dan ternyata catatan jawaban soal itu memang sama persis!

A-Apa-apaan dia...?!

"... Errr, um... Y-Ya, kau boleh cu-cuci muka..." Tanpa mampu berkata-kata, guru itu hanya bisa mempersilakannya.

"Makasih, Pak." Tanpa tedeng aling-aling, ia lalu keluar dari pintu depan, hendak ke toilet untuk mencuci muka.

Tanpa Kunimi itu sadari, segenap siswa di kelasnya seketika menggosip tentang perubahan pada diri Kunimi. Ya iyalah, masa anak yang bahkan untuk bangun ditengah kelasnya saja susah minta ampun, mendadak menjadi seperti cowok badass di komik shoujo? Belum-belum dia bahkan menyelesaikannya kurang dari semenit dan dari wajahnya saja dia bahkan sudah senang hati mengejek habis seluruh murid tersebut, seperti orang utan.

Itu Kunimi kesambet apa gusti...?!

.

.

.

Joker Game ~ Switch On!

© Himomo Senohara (is now Sakurasakakihara-P)

Disclaimer : I own nOTHING OK? Eh plotnya punyaku deng.

Warning : Sekarang beralih ke rada serius *dipenyet*. Garing kriuk. Amnesia (?). Absurd pasti. OOC? Iye. AU? Udah pasti. Gatel? Iya. O(---(

A/N : Heyya heyya *kissu* btw aku jadi pengin ikutan tuker Oink2 sama Kmng atau ga Myosh :( *dipenyet lagi*

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Switch On!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang