CARAMEL

250 14 4
                                    

#Cafe

Sudah lebih dari sepuluh menit, namja itu duduk di sana -meja di sudut ruangan dengan nomor 7- dan di temani secangkir coklat panas yang masih utuh. Sebuah headset masih setia melekat di telinganya, menyenandungkan beberapa lagu.

Matanya yang berwarna hitam itu memandang jalanan besar Seoul yang begitu ramai.

Sesekali dia berdecak sebal karena seseorang yang di tunggunya tak kunjung datang.

Tiba-tiba, seseorang menutup kedua matanya. Namja itu tersenyum - melepaskan kedua tangan tersebut dari matanya.

"Yuri-ya, kau tak usah menutup mataku begitu" protesnya.

Orang itu hanya terkikik pelan. "Jong Suk-ah, bagaimana kau tahu kalau ini aku?" tanyanya.

Namja yang bernama Jong Suk itu mengacak rambut Yuri - yeoja di sampingnya.

"Tentu saja. Dari parfummu saja aku sudah tau. Aroma karamel, hmm?"

Yuri mengangguk dan duduk di hadapan Jong Suk.

"Wah, kalau begitu aku ganti parfum saja agar kau tak mengenaliku" ucap Yuri.

Jong Suk menggeleng. "Andwae! Aku lebih suka parfum karamel itu" katanya.

"Wae? Memang apa bedanya parfum aroma karamel dengan aroma lain?" tanya Yuri.

"Aroma karamel lebih enak dan wanginya akan memberikan kesan manis bagi pemakainya. Ya, seperti dirimu ini" ucap Jong Suk.

Yuri tertegun. Baru kali ini dia mendengarkan Jong Suk berkata semanis itu.

"Jinjja? Ah, Oppa bisa saja" ucapnya malu.

"Tentu saja"

¤¤¤

Hari demi hari berlalu. Mereka berdua terlihat semakin akrab satu sama lain. Bahkan, Jong Suk selalu berada di samping Yuri. Untuk apa? Apalagi kalau bukan untuk menghirup aroma karamel dari tubuh gadis itu.

Tapi, kali ini berbeda. Jong Suk tidak melihat Yuri belakangan ini. Menurut informasi yang dia dapatkan, Yuri menghilang tanpa jejak.

Semua orang yang dekat dengan Yuri sudah dia tanyakan. Dan mereka menjawab tidak tahu. Ada sedikit rasa khawatir yang memenuhi otaknya tentang Yuri.

Dia khawatir jika gadis yang di cintainya mengalami sesuatu yang tak di inginkannya. Karena penasaran, Jong Suk pergi ke rumah Yuri yang dia dapat dari sahabat Yuri, Tiffany.

Jong Suk segera memasuki mobilnya dan melaju menuju rumah milik keluarga Yuri.

Perjalanannya terhenti ketika dia melihat mobil ambulans di sebuah rumah. Dengan langkah terburu-buru, Jong Suk menghampiri rumah tersebut.

Di sana banyak polisi yang berlalu lalang seperti sedang memeriksa sesuatu.

"Permisi. Kalau saya boleh tau, ada kejadian apa di rumah ini?" tanya Jong Suk sopan pada salah satu polisi.

"Begini, kami menemukan mayat seorang gadis di rumah ini. Menurut saksi mata, korban di perkosa oleh orang yang tak di kenal. Dan gadis tersebut bernama Kwon Yuri" ucap polisi tersebut.

Jong Suk membulatkan matanya kaget. Kwon Yuri? Tiba-tiba saja kaki Jong Suk melemas. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Jong Suk menangis.

Dengan langkah cepat, dia menghampiri ambulans dan masuk ke sana. Jong Suk membuka jasad tubuh Yuri yang sudah di tutupi kain putih.

"Yuri-ya. Maafkan aku" gumam Jong Suk pelan - menangisi tubuh Yuri yang sudah melemas dan dingin.

"Permisi, tuan. Kami harus membawa jasad korban ke rumah sakit secepatnya" ucap salah satu petugas yang tiba-tiba datang.

Jong Suk mengangguk - menghapus air matanya dan beranjak pergi dari sana.

Selamat tinggal Yuri-ya.

Aku pasti akan merindukan aroma karamelmu itu.

Terima kasih karena kau sudah membuatku jatuh cinta dengan dirimu hanya karena aroma karamel di tubuhmu.

Aku berharap kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti. Kuharap kau mau menungguku.

Good bye caramel, good bye Yuri!

.

.

.

END

JANGAN LUPA RCL YA! SEE YOU IN THE NEXT FANFICTION ^^

Ahra.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang