Perjanjian

956 46 7
                                    

Chap 3

Yosh hari ini hari pertama aku sekolah menginjak kelas 2 SMA. Aku bangun lebih awal hari ini, mandi, uh hari ini dingin yah? Jadi ada alasan bagi ku untuk mengenakkan syal kesekolah, arrghh.. tanda merah dileher ini tak hilang juga, kupikir kau memang berbakat jadi vampire Neji-baka!.

Tap tap tap tap, aku melangkah cepat menuruni anak tangga, "Ohayou.." sapa ku pada semua pelayan rumah itu, mereka menunduk dan serempak membalas sapaan ku. Aku mulai duduk di kursi meja makan dan aku tak menangkap sosok rambut panjang itu, mungkin dia belum bangun, "ano, baa-san apa seragam baru ku bagus?" berdiri sambil menunjukkan sisi kanan kiri tubuh ku yang terbalut baju kemeja putih dengan almamater coklat berkancing tiga guna memperlihat kan dasi besar berebentuk pita warna merah yang bertengger dibawah leherku yang tertutupi syal, semakin lengkap dengan rok biku berwarna biru dongker selutut. "Bagus sekali ditub-" belum sempat menyelesaikan kata-katanya suara bariton masuk kependengaran ku "Cocok untuk mu".

Aku berbalik kebelakang dan benar saja dia disana ia memajukan sedikit kepalanya kearah ku lalu kembali seperti semula "konoha gakuen ya?, sayang kita tidak satu sekolah" ucapnya sembari duduk disebelah ku "..." aku tak menjawab, lalu mengambil posisi duduk lain agar tak berdekatan dengan Neji.

"Tuan Neji sudah sembuh?" Tanya pelayan itu dan itu membuat wajah ku berasap.

"Iya baa-san itu semua karena Ten-chan" ia melirik arah ku sambil tersenyum miring.

" memangnya Tuan sakit apa?" ya ampun enyahlah dari sinii!! gerutu ku dalam hati.

"Hanya sakit gigi ringan" dia tersenyum menyeringai.

"Memangnya apa yang Tenten-hime lakukan sehingga Tuan Neji bisa sembuh secepat ini?" pertanyaan itu sukses membuat wajah ku semakin memanas dan itu membuat ku menundukkan wajah ku dalam, sambil mengutuk dua orang yang bercengkrama dihadapun ku ini.

"Umm.. Dia..me-" TRANG!! Suara itu menghentikan pembicaraan mereka apa pun itu aku sangat bersyukur.

"Apa itu??" tanya Neji.

"Mungkin kucing, Saya permisi dulu" dia menunduk lalu pergi.

Paandangan Neji beralih kearah ku "Hey, kau kenapa duduk disitu?" tanyanya cepat setelah pelayan meninggalkan kami berdua dimeja makan meja makan.

"..." mempercepat makan ku, dia sungguh tak punya rasa bersalah sama sekali!.

"Hoi! Kau dengar tidak?" dia mengarahkan sendok garpu kearah ku.

"..." aku selesai meneguk segelas air dan langsung pergi dari sana.

"Dia kenapa??" Neji bingung, dan segera membuntuti ku.

"Ten, kau kenapa? Kau marah?" tanyanya lagi sambil memegang pundak ku.

"..." aku tak menghiraukannya dan sibuk memasang sepatu ku.

"Kau marah?, maafkan aku" mudah sekali kau mengatakan maaf.

"..." aku selesai berdiri dan aku hendak memanggil supir pribadi dirumah itu, namun aku tak melihatnya dihalaman depan.

"Supir sedang cuti, kau pergi sekolah bersama ku" mata ku membelalak kaget.

"Tidak mau!" balas ku cepat.

"Kau kenapa sih?, marah karena semalam itu?" ia mengangkat sebelah alisnya.

"..." ugh..aku tak bisa menahan rona dikedua pipi ku.

"Wajah mu memerah, berarti memang karena itu" aku melangkahkan kaki ku pergi dari hadapan Neji.

"Tenten mau kemana?" Neji menahan lengan ku.

"Aku akan pergi naik bis, jadi tolong lepaskan tangan mu dari ku!" aku menajap tajam kearah Neji.

"Sudah kubilang kau berangkat dengan ku kan, apa itu kurang jelas?... Ayolah Ten,Maafkan aku, aku sungguh tak bisa mengendalikan diriku waktu itu".

"Lepas!" ucap ku dan terus berusaha melepas cengkraman kuat Neji dilengan ku.

"A-ku akan lakukan apapun yang kau mau, asal kan kau mau memaafkan ku." Aku terdiam sebentar

"Tenten..please.." ucapnya lagi, cengkramannya mulai melonggar dan ia melepas kan ku.

"Baiklah..bagaimana kalau setiap malam lupakan soal tradisi sebelum tidur itu?" tawar ku pada Neji yang kelihatannya tak suka dengan penawaran tersebut .

"T-tapi Tenten, kau tau sendirikan itu sudah merupakan tradisi hyuga turun-temurun dan aku tak mungkin melupakan itu, kenapa tidak yang lain saja sih?" Neji mencoba menawar keputusan ku.

"Em, kau tidak mau, ya sudah aku tak akan memaafkan mu selamanya" aku hendak pergi namun tangan Neji kembali menarikku.

"Baiklah baiklah, tapi hanya sampai orang tua kita kembali"

"Janji?"

"Hn"

"Oke!" aku langsung berlari meninggalkan Neji sendirian.

"Hoii.. kau berangkat dengan kuuu.." teriaknya

"Aku tidak pernah bilang mau kan,, aku akan naik bis, byee.." Hati ku bersorak senang, mungkin Neji tak tau bahwa semalam ibu mengabari ku tentang kepergian mereka yang diperpanjang selama 2 minggu. Walaupun hanya 2 minggu setidaknya aku bisa bernafas lega.

"Dasar Pandaaa!!"

NEJI POV

Aku akan membuat mu kembali mencintai ku seperti dulu Tenten, tak peduli jika aku harus memaksa mu. Mungkin aku memang egois, aku meninggalkan mu dan aku kembali pada mu dan menuntut akan cinta mu, Kekasih macam apa aku ini ralat mantan kekasih macam apa aku ini?.

.....

nb : mungkin setelah ini, aku nggak bisa sering-sering ngepublish fanfic aku,karena besok udah masuk sekolah. T^T

Jadi maaf kalau aku bakalan sedikit nelantarin fanfic ini :(. Tapi tenang aja, ini nggak bakal aku DIS kok  :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(FORBIDDEN) LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang