___ WITHOUT YOU. I CAN'T REST, I CAN'T FIGHT. ALL I NEED IS YOU AND I. WITHOUT YOU --- Usher ft. David Guetta
ERIN POV
Malam minggu yang horror akhirnya tiba - bukan dalam arti yang mengerikan tapi lebih kepada debaran jantung yang sejak tadi berdegup tidak jelas ini. Angin malam berhembus pelan mengiringi perjalananku menuju Wuenak - kafe dekat kampus dimana kami telah berjanjian sebelumnya.
Setiap langkah terasa begitu berat mengingat standar persiapan telah kulakukan - sedikit makeup dan parfum tentunya. Walau harus kuakui, kali ini bukanlah the best-nya aku. Banyak masalah tiba-tiba terjadi, yang mengakibatkan aku tidak bisa berbuat apa-apa mengenai pakaianku - kemeja polkadot warna-warni dan rok bahan bewarna abu tua khas anak kampus.
Kali ini benar-benar salah perhitungan, kelas statistik yang bergeser jam kuliahnya membuatku stress. Pilihan terbaik tentu pulang kos-kosan dan berganti pakaian, dimana pastinya jam pertemuanku dan Dody akan tergeser. Walau berat, pada akhirnya aku putuskan untuk datang denga second noption - menurutku tepat waktu tentunya lebih penting daripada pakaian sebagus apapung.
Tepat sebelum tulisan 'open' didepanku, kakiku reflek berhenti dan seperti ingin berbalik saja. Namun gadis manis dengan rambut panjang terurai - bukankah bayangan diriku dikaca tidak begitu buruk. Sebuah tarikan nafas berat reflek keluar dari mulutku - sekali lagi berusaha kuyakinkan diri ini untuk lebih rileks dan tenang sebelum akhirnya aku menginjakkan kaki masuk ke dalam.
***
Cahaya lampu terang menyambutku saat masuk, beda dengan kondisi diluar tadi yang mulai gelap. Mata ini kemudian terus berkeliling mencari sosoknya dengan hati yang dag-dig-dug tentunya. Refleks satu hembusan nafas lega keluar dari mulutku setelah memastikan bahwa ternyata aku tiba disini terlebih dahulu. Dengan sampai lebih cepat paling tidak aku bisa mengatur nafas - duduk dan terlihat lebih rileks.
Setelah beberapa langkah, akhirnya kuputuskan duduk di meja tak jauh dari pintu masuk dengan harapan Dody tidak perlu susah payah mencariku. Hanya saja tampaknya injury time ini tidak berlangsung lama - semenit setelah aku minumanku datang, mataku tak sengaja menemukan sosok Dody dari balik kaca. Wuenak memang hanya dipisahkan oleh kaca tembus pandang - membuat orang-orang diluar kafe dapat terlihat walau hanya sama-samar.
Dody belum hadir didepanku, tapi melihat sosoknya dari kejauhan saja benar-benar membuat jantungku berpacu semakin cepat. Seperti biasa - Dody tampak mengenakan kemeja putih salur tergulung di bagian lengan, dipadukan dengan celana jeans denim panjang bewarna abu butek - berjalan menghampiriku.
"Sorry telat!"
"Oh ya, wajahmu terlihat tegang Erin ada apa?"
Dody menarik bangku dihadapanku dan duduk, sementara aku masih tegang menatatapnya.
"Kau menakutkanku.. Oi..."
Dengan nada bicara menggoda lantas tertawa lepas sambil menaruh tas ranselnya di bangku lain yang kosong.
"Pelayan..."
Ia mengangkat tangan kanannya dan melambai ke arah pelayan. Hanya sesaat seorang gadis muda tampak berjalan menghampiri meja kami dan memberinya menu.
"Aku pesan es... Es kelapa muda tanpa gula."
Benar-benar khasnya Dody, ia tak membuka buku menu lagi dan langsung saja memesan minuman yang favoritny setelah main basket..
"Panas sekali..."
Dody lalu mengibaskan baju kemeja yang tak dikancingnya itu, bisa terlihat lehernya yang memakai kalung rantai hitam itu masih sedikit basah karena keringat.
YOU ARE READING
New Love Story
RomanceWalau telah memberanikan diri menembak Dody, akhirnya Erin ditolak juga oleh adik kelas sejak SMP-nya itu. Belum lama bersedih, Erin harus berusaha membujuk Andi - penerus perusahaan yang menduga adanya praktek KKN atas diterimanya tender ayah Erin...