Senin dan Hujan

10 0 1
                                    


Ah, Hujan.
Tanganku merogoh kebelakang kesebuah ransel dengan kekusasahan. Karna merasa sulit aku melepas ranselku yang cukup berat sambil menggerutu.

"huh susah sekali sih".

Aku mengeluarkan payung berwarna kuning, benda ini akan selalu menemaniku disaat hujan datang, aku selalu membawanya dalam ranselku. Ya hujan ini sedikit menyita waktuku, aku harus segera bergegas menuju sekolah.

"Taraaaaa tunggu akuuu"

Langkahku terhenti mendengar suara yang kukenali memanggilku.

"Rain ayo cepat nanti kau basah"

Aku berjalan cepat kearah Rain, Rain adalah teman dekatku dari SMP, teman lelaki pertamaku. Hobbynya adalah bermain volly, bahkan dengan hobbynya dia berhasil mengikuti lomba-lomba dan membawanya menjadi seorang juara. Aku sangat dekat dengannya sebenarnya aku mempunyai 2 sahabat, Rain dan Disty. Kami selalu bersama saat disekolah maupun diluar sekolah hanya untuk bermain ataupun mengerjakan tugas dari guru-guru.

"kau ini bagaimana, akhir-akhr ini sering hujan tapi kau tak bawa payung. Basah nanti kau bisa masuk angin, ac dikelas kita begitu dingin"

"aku lupa Ra, payungku tertinggal dalam bus yang aku naiki tadi. Aku ingat setelah bus itu sudah jalan dan untung saja aku melihatmu".

"aissss ceroboh sekali kau ini Rain, ayo nanti kita terlambat"

Kamipun mempercepat langkah agar cepat sampai sekolah.

***

"Akhirnyaaa pulang juga.. aku ingin makan ramen pasti sangat segar lagian tadi dikantin kan kita tidak dapat tempat duduk"

Perut Disty yang sedari tadi belum diisi memberontak ingin makan.

"kalian duluan saja aku ada latihan volly nih".

Jadwal latihan Rain memang akhir-akhir ini terbilang cukup padat, Rain akan mengahadapi kejuaraan tingkat nasional dan Rain baru mengikutinya dikelas dua ini karna Rain salah satu pemain volly yang sangat gesit diantara anak-anak kelas dua lainnya, kakak kelas banyak juga yang merasa iri sebab Rain selalu menjadi macan diantara yang lainnya.

"jadi kapan kau bisa makan ramen bersama kami lagi, kegiatanmu hanya latihan latihan dan latihan".

Aku cemberut sambil melipat tangan didada. Memang, minggu ini kami bertiga sangat sulit memukan waktu bersama bahkan hanya untuk makan ice krim langgangan kami didepan sekolah seperti biasa saat Rain belum sibuk seperti ini.

Rain tersenyum kemudian tangannya mengacak-acak rambutku dan Disty

"kalian ini, sebegitu kangennya yah sama aku"

Aku berdecak dan mendesah.

"yasudah sana kau latihan saja, aku juga bisa berdua bersama Disty, semangat latihan ya dan awas saja kalau kau tidak menang, kaukan selalu saja menduakan kami dengan volly!"

"iya iya, doakan aku ya"

Rain pergi meninggalkanku dan Disty. Sebenarnya Rain merasa tidak enak pada kami namun Rain yakin dalam hati sahabatnya pasti akan mendukungnya, pertandingan volly ini adalah pertandingan yang diimpikan Rain untuk bisa meraih juara.

Sesampainya di warung ramen yang berada didepan sekolah aku dan Disty langsung memesan ramen dengan beef tak lupa memesan lemon tea.

"sepi sekali rasanya tidak ada celoteh anak itu"

Disty kangen saat makan bersama Rain yang pasti diselingi candaan khas Rain.

"hhhhhhh yang benar saja anak itu sekarang sedang menjalani proses tempur antar provinsi, aku bangga menjadi sahabat anak itu".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kala KemarauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang