Reason to be change
Someone POV
Hidupku rumit karena baru beberapa tahun lalu orang tua ku berpisah untuk selamanya. Membuatku berubah dan hanya menjadi seorang yg keras kepala.
Hariku dimulai dipagi hari seperti semua orang lakukan. Bangun tidur,mandi,sarapan lalu pergi kesekolah tepatnya didaerah Busan.
Disekolah aku mempunyai sedikit teman- ah tidak lebih tepatnya hanya memiliki seorang sahabat. Sahabat yg selalu ingin merubahku menjadi Jihoon yg ceria bukan lagi Jihoon yg dingin. Sahabat yg akan memiliki banyak cerita denganku.
Aku Lee Jihoon menegaskan membenci keluargaku dan aku terlalu naif mengakui jika sebenarnya aku memiliki hidup yg indah,aku tetap teguh dalam pendirianku entah sampai kapan.
Lee Jihoon end POV
Author POV
Busan, Sunday.
Hari yg terlalu gelap untuk seorang Lee Jihoon yg sudah mengurung dikamarnya hampir sehari. Dia yg sudah beranjak menjadi dewasa diumurnya yg 16 tahun begitu terkejut ketika mendapati kertas perceraian dilemari ayahnya. Bahkan selama setahun ia tak mengetahui hal itu,orangtua nya sengaja menyembunyikannya dari Jihoon. Namja mungil itu hanya tahu jika ibunya kembali ke Jepang untuk mengurus urusan bisnis tapi yg ia dapatkan fakta jika orangtua nya sudah berpisah sejak setahun lalu. Setelah ibunya meninggalkan dirinya dengan alasan bisnis. Jihoon merasa dikhianati oleh ayah dan ibunya yg sangat ia sayangi. Sejak hari itu dimana ia mendapati kertas putih dengan tinta hitam diatasnya,ia berubah 180° dari kehidupan normalnya dulu. Walaupun tidak menyalah gunakan aturan umum namun sikapnya yg terlalu dingin adalah salah satu wujud perubahan jati diri seorang Lee Jihoon.
"Jihoon? Buka pintunya nak" suara yg Jihoon kenal dari arah pintu,sekilas namja mungil itu menatap pintu. Menimbang-nimbang apakah ia harus membukanya,ia begitu sedih setelah menelan sebuah kenyataan pahit. Dengan malas ia beranjak dari tempat tidurnya,wajah yg sembab namun datar itu perlahan memutar knop pintu dan membukanya.
Tuan Lee-selaku ayah Jihoon- berjengit senang saat anaknya bersedia membuka pintu setelah hampir 5 jam mengurung diri
"Jihoon ayah akan jelaskan"
"Sepertinya bukti sudah cukup,jadi jangan menjelaskannya lagi" Jihoon tersenyum kecut sambil menutup kembali pintunya tak lupa ia juga menguncinya.
Jihoon merosotkan tubuhnya kelantai,punggungnya masih menempel dengan daun pintu. Ia menangis diantara kedua lipatan tangannya dan disandarkan dikaki yg ia tekuk. Hanya terisak merasa ia sangat bodoh menjadi anak yg selalu dimanja oleh ayahnya. Sampai ia sendiri tidak mengetahui fakta jika keluarganya sudah tidak utuh lagi
.
.
Pagi menjelang burung-burung menyanyi dengan merdu menyambut musim semi yg selalu indah. Jihoon terbangun dan segera beranjak untuk menyibak tirai,seberkas cahaya terang menyapa wajahnya yg cantik. Lalu kakinya melangkah kekamar mandi untuk membersihkan diri,jujur saja ia sangat berantakan dengan bekas air mata yg sudah mengering dipipinya.Selang beberapa menit Jihoon selesai dengan acaranya,dan memilih secepat mungkin menuju kebawah untuk makan. Ia sangat lapar sebab seharian kemarin perutnya tidak terisi apapun jadi pantas saja ia ingin segera menyambut makanan sedap yg sudah disediakan maid atau sekedar roti pengganjal lapar? Entahlah
"Selamat pagi sayang" Jihoon mengabaikan ayahnya ketika ia menuruni tangga. Tuan Lee hanya mendesah menelan kekecewaan,sepertinya anaknya masih marah.
Jihoon segera duduk dan mengambil beberapa helai roti lalu mengolesnya dengan selai coklat. 2 keping menurutnya cukup jadi ia berdiri dan pergi begitu saja sambil memakan rotinya. Tuan Lee sekedar memandang sedih Jihoon yg tidak menganggapnya ada. Padahal beberapa hari lagi ia sudah tidak berada diBusan,melainkan meneruskan bisnisnya di Beijing. Akan jadi apa nanti jika Jihoon mengetahuinya pasti akan marah besar-pikir Tuan Lee yg masih tersenyum kecut memandang punggung Jihoon menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FEELING
FanfictionDia sahabatku,tapi aku mencintainya Main Cast: SoonHoon Other: Jeonghan, and OC Rate: T Author: Naiwu520 Oneshoot