WARNING!! 18+
Get back !!
...
Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Keadaan apartement itu tidak jauh berbeda seperti hari-hari biasanya. Tenang, damai, sunyi - ah tidak. Tidak sampai seorang gadis cantik menyelinap masuk dan memohon kepada sang pemilik untuk di izinkan menginap disana sampai jangka waktu yang belum ditentukan.
Sang pemilik dengan berat hati meng-iyakan, walau dalam hati kecilnya merasa sangat senang. Delisa Flynn, nama gadis itu. Berpenampilan menarik, dengan rambut panjang gelombang berwarna emas kecoklatan. Sangat kontras dengan kulit mulusnya yang putih bersih. Wajahnya tirus, dengan hidung macung, hazel indah, dan bibir semerah cherry. Siapapun yang melihat akan jatuh hati padanya. Hanya saja, ia gadis yang cukup agresif dalam segala hal. Tetapi tak menurunkan kadar kecantikannya di mata semua orang.
Jeonathan Allison - sang pemilik apartemen - sudah sibuk dengan kegiatannya mengaduk hot coffe di cangkir porselen di pantry. Wajahnya tak sekusut khas orang bangun tidur, namun kebalikannya. Ia terlihat sangat maskulin dengan kaos putih polos yang melekat ditubuh bidangnya, dan celana dasar hitam yang pas untuk pinggangnya. Semua terlihat sangat sempurna dalam bentuk kesederhanaan.
"Joe.." suara itu memecah keheningan di dapur. Joenathan menoleh dan mendapati Dee - begitulah panggilan gadis itu - berdiri di samping sekat pembatas antara dapur dengan ruang tengah masih menggunakan handuk yang melingkar ditubuh proporsionalnya. Depan berisi, belakang berisi, dengan liukan indah bak gitar Spanyol.
Hening sesaat, sampai Jeo berhasil mengembalikan kesadaran. Lalu bertanya "Ada apa Dee? Kenapa hanya mengenakan handuk? Kemana bathrobe mu?" Berhenti mengaduk, Jeonathan fokus menatap wajah Dee melontarkan 3 pertanyaan sekaligus.
"Engg.. itu.." Dee menggerakkan jemarinya di udara menunjuk ke arah kamar "wastafelnya mampet.. tadi gak sengaja jatuh ke salurannya pas ngelepas cincin. Aku kesini buru-buru buat ngasih tau kamu" masih menjelaskan dengan suara semakin mengecil, Dee menunduk malu menatap Jeonathan di pantry. Ini kecerobohannya yang lain, yang pasti tidak bisa dibilang ke berapa karena terlalu banyak.
Dee mengatup jemarinya satu sama lain, berusaha membuang kecanggungan. Ia sadar apa yang ia lakukan ini mengundang. Tetapi bukankah itu memang tujuannya. Dee belum sempat menjawab semua pertanyaan, saat Jeonathan sudah bersuara.
"Ya sudah, nanti aku panggil ahli reparasi. Kamu gak usah khawatir. Kalo kamu mau make wastafel yang dikamar aku aja" Jeonathan kembali mengaduk cairan kental itu. Ia berusaha menahan air wajahnya agar Dee tidak salah baca.
"Serius?? Ahh Joe, terima kasih sudah mengerti. Maaf ya, aku lagi-lagi ngerepotin kamu" Dee dengan riang berlari kecil mendekap lengan kiri Jeo. Itu sebuah sentuhan yang membangkitkan. Bagaimana mungkin sepagi ini? - batin Jeo frustasi.
"Kau buat kopi? Ussshhhh..aromanya nikmat. Bisa buatkan aku satu Jeo? Eung?"
Dee semakin merapatkan bagian tubuhnya pada Jeonathan. Menggesekkannya pelan tanpa sadar dan mendongak untuk menatap wajah pemuda yang hanya sejengkal lebih tinggi darinya itu. Masih tanpa ekspresi yang berarti, Jeonathan hanya bergumam menanggapi. Hingga Dee melenggang pergi, kembali ke kamarnya.
Bagaimana bisa gadis itu selalu berbuat sesukanya diapartement yang bernotabene bukan miliknya.
***
Delisa Flynn
Masuk ke kamar lagi-lagi dengan kekecewaan di ubun-ubun. Joe itu spesimen jenis apa sebenarnya. Susah untuk ditaklukan. Sudah 99 cara paling menggoda aku lakukan hanya untuk membuatnya bertekuk lutut dengan pesonaku. Tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Dan itu membuatku aku setengah mati membenci dirinya. Maksudku bukan sepenuhnya tentang diri Joe, hanya sikap dinginnya yang sulit untuk ditebak.
YOU ARE READING
As You Wish
SonstigesDia harus tau apa akibatnya membangunkan singa yang sedang tidur !! Sekali terkam tidak akan aku lepaskan. - Joenathan Allison - Dia sedingin es, tak berhati dan juga seksi. Bagaimana mungkin setelah semua usaha yang aku kerahkan tidak membuahkan ha...