#1

168 10 9
                                    

mencium aroma sedap yang berasal dari kopi pagiku membuatku rindu akan kopi buatan ibu, sudah tiga tahun ibu tidak pulang. Entahlah ia berada dimana, ayah dan aku telah putus asa mencarinya. Ia seperti telah tiada. Tapi entah mengapa, hari ini aku begitu merindukannya.

"Abigail. Habiskan sarapanmu." Oh. Ayah, aku terlonjak kaget saat mendengar suaranya.

"Ok, ayah.. ehm." Aku berdehem untuk menormalkan suaraku yang terdengar rapuh. "Apa kita tidak ingin mencari ibu ?." Aku menatap cangkir kopiku, enggan menatap ayah.

"Oh abigail." Ia menarik kursi yang ada diseberangku. Aku mendongak untuk melihatnya.
"Kau tahu, tiga tahun adalah waktu yang lama. Kufikir ia telah melupakan kita disini." Ayah terlihat sedih, guratan keriput diwajahnya semakin jelas. Oh ayah,maafkan aku. Ia menghirup udara lalu melanjutkan perktaannya "pihak kepolisian menelfonku." Aku mendelik, apakah ini kabar gembira. "Mereka berkata, kemungkinan besar elly,telah mengasingkan dirinya." Yatuhan. Ibu, kau tega melakukan ini ?.

"Ayah. Aku. Aku merindukannya." Aku tidak kuasa membendung airmataku untuk bertahan lebih lama. Ayah menggenggam tanganku, seperti menyalurkan kekuatannya untukku.

"Kita semua merindukannya." Aku mendongak,itu bukan suara ayah, alex. Alex ?! Ia pulang. Ya tuhan, aku berlari kearahnya. Memeluknya erat ia membalas pelukanku lebih erat. Ayahpun ikut memeluk kami.

Ya tuhan, jangan kau hilangkan lagi orang yang ku sayang cukup satu. Ok ?.

*****


"Ayah, aku pulang terlambat hari ini,Ok ?." Aku menghubungi ayahku saat tahu ada kelas dadakan hari ini. Ayah terdengar khawatir. ''Aku ingin alexa yang menjemputku ... pukul tujuh malam ... iya ayah ... da-ah ... iya aku tau, aku juga menyayangimu.'' Aku memutuskan sambungan telfon secara sepihak.

Aku berjalan melewati koridor koridor kampusku yang terlihat gelap, karna lampu belum dinyalakan dan awan mendungpun datang. Oh shit ini sangat dingin. Umpatku karna aku menyesal pergi kekampus hanya menggunakan dress tanpa lengan dan panjang hanya sebatas lutut. Ok,kelas terakhirku pada harini sampai empat jam. Dan itu membuatku geram.
Ini dia kelas sore yang akan kuikuti. Aku memasuki kelas dan sudah ada beberapa murid, aku menyapukan pandangan mungkin ada chloe,sahabatku. Ah,tapi nihil tidak ada batang hidungnya. Aku membuang wajahku ke arah jendela, dan memori memori itu terputar kembali. Seperti untaian film yang mulai rusak.

"Bu ?." Yang dipanggilpun menoleh ke arahku, aku berjalan ke arahnya. Aku menatapnya bingung. Ingin kemana dia,malam larut seperi ini berdandan sangat rapi dan menenteng tas besar ditangan kananannya.

"Abigail." Ia terlihat gugup saat melihatku berada didepannya. "Kau tidak tidur nak ?." Tanyanya seraya meletakkan tas jinjingnya.

"Kau mau kemana bu ?." Tanyaku bingung, ayah dimana. Mana ayah, alexa,dimana mereka.

"Aku ingin pergi kerumah teman sebentar. Aku akan kembali nanti, ok." Apa, ibuku mulai gila rupanya,keluar larut seperti ini seperti jalang.

"Apa ?. Apakah ayah dan alex mengetahui ?." Tanyaku penuh tanda tanya.

"Tidak,mereka tidak mengetahui. Jadi saat mereka bangun dari tidur kupastikan aku sudah berada dirumah." Oh baiklah.

"Ok ? Jangam terlalu larut bu. Berhati hatilah." Aku mengecup pipi ibuku yang sudah mulai keriput. Ibuku memeluk kusingkat lalu keluar rumah. Dan naik mobil BMW yang kufikir itu adalah temannya.

Dan ingatan ingatan lain yang membuatku merindukan sesosok ibu.

*pict of abigail johnson in mulmed.

5 votes for next chapter :*. Thankyouuuuu :*
ilysm ({})

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang