The caphter 2
Matahari terbit menerobos masuk melalu jendela dan menganggu seseorang yang sedang tidur dengan nyenyaknya, pria itu mengerang karena gangguan dari matahari, membuka matanya perlahan dan langsung memegangi kepalanya karena sakit meyerangnya, melihat kondisi kamarnya dan dirinya yang berantakan, mengingatkan sesuatu apa yang telah terjadi, kaget serta bingung melandanya apa yang harus ia lakukan? Ia telah meniduri istri dari sahabatnya dan apa yang harus dikatakan pada Naruto dan sekarang dimana 'dia'dan apa yang sekarang wanita itu lakukan apa sekarang ia sedang menangis atau apa? Itulah pertanyaan yang ada di otaknya
Di kamar sebelah di pojok kamar mandi terlihat wanita yang sedang menangis sesegukan
"gomen Naruto, gomen, gomen Naruto" terus kata-kata itu terus di ucapkanya bagaikan mantra yang dapat menghapus dosanya. Air mata terus meluncur deras membasahi pipi putihnya, sekarang apa yang harus ia katakan pada suaminya, berkata bahwa ia telah tidur dengan sahabatnya atau apa, entalah ia benar-benar tak bisa berfikir yang bisa ia lakukan hanya menangis dan menangis, ia telah menodai cinta sucinya pada Naruto.
Dikamar Sasuke
"kuso, apa yang telah ku lakukan, kenapa hal ini bisa terjadi, sial" umpatan-unpatan terus dilayakan pemuda Uchiha itu, masih jelas gambaran malam nista itu di ingatanya, lagipula ini bukan seratus persen salahnya. Ia tahu bahwa Kabuto telah menusukan sesuatu pada tubuhnya, yahh sesuatu yang ia sendiri tak tahu apa itu, dan Sasuke berfikir bahwa ini salah satu rencana Kabuto, entah apa rencana sesungguhnya yang ada di pikiran pemuda berkacamata itu. Tapi ia yakin bahwa Kabuto merencanakan sesuatu, apa Kabuto ingin Ia dan Naruto bertengkar karenaa masalah ini atau apa, entahlah Sasuke sendiri pusing dibuatnya.
"sial, sebaiknya aku melihat wanita itu"
Sasuke membuka pintu kamar penginapan Hinata, kosong itulah yang Sasuke lihat, suara isakan terdengar di telinga Sasuke, mencari tahu asal suara itu, dan Ia yakin suara itu berasal dari kamar mandi dan itu pasti suara Hinata. Sasuke pun membuka pintu kamar mandi, seorang manusia yang meringkuk di pojok kamar mandi dengan pakaian yang basah itulah yang didapat dari penglihatan sang mantan missing nin, entah apa yang harus ia lakukan, berdiam diri atau menolong wanita itu itulah yang ada di pikiranya sekarang, melangkah sedikit demi sedikit. Heyy ini Sasuke sang missing nin yang ditakuti oleh banyak orang kenapa ia kikuk dengan masalah seperti ini. Ia hanya perlu menjelaskan kekacauan semalam dan berkata bahwa ini efek dari sesuatu hal yang telah ditancapkan si keparat Kabuto itu, lagipula ini salah satu resiko yang bisa saja terjadi bagi para sinobi yang sedang menjalankan misi. Jadi, kenapa perempuan ini menangis dan terlihat bagaikan orang yang tak bernyawa.
Sasuke pun sudah berada di hadapan Hinata, ia pun berjongkok menyamakan tingginya dengan Hinata dan meyentuh pundak Hinata.
Hinata sedikit menegang karena sentuhan itu, mengangkat wajahnya dan melihat wajah pemuda yang telah merusak cinta sucinya pada suaminya, Hinata juga menyadari bahwa hal tersebut adalah resiko yang bisa saja terjadi bagi para sinobi saat menjalankan misi hanya saja ia sudah mempunyai suami dan seharusnya hal tersebut tidak terjadi.
"Hinata" lirih Sasuke, seorang Uchiha yang memiliki sifat yang arogan berkata dengan sangat pelan. Tapi perkataanya masih dapat didengar dengan telinga mungil Hinata.
"Hinata apa kau tak apa?" tanya Sasuke "aku benar-benar menyesal karena hal itu"lanjutnya " aku benar-benar tak bisa menahanya entah zat apa yang telah Kabuto tusukan pada bahuku kemarin dan aku benar-benar minta ma-"jelas Sasuke terputus
"ya aku tau Sasuke-kun ini pasti ada sangkut pautnya dengan penyerangan Kabuto kemarin aku saja yang berlebihan lagi pula ini resiko bagi para sinobi kan" ujarnya dengan senyum getir.
KAMU SEDANG MEMBACA
last hope
RandomSummary Pengkhianatan! Apa bisa di katakan pengkhianatan jika hal tersebuat sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Takdir! sungguh sial jika kau mempunyai takdir seperti ini. Jadi apa yang menggambarkan hal tersebut? Cinta yang berujung pengkhiana...