3. Semua Telah Berubah
Di bawah terlihat lengang. Sepi sekali. Tapi mataku tertuju pintu halaman belakang yang menjadi akses menuju istal kudanya Ciarán yang besar di belakang. Aku tertegun sesaat, ragu untuk melangkahkan kaki ke sana. Bukan apa-apa, halaman belakang pun menjadi trauma untukku, dan sejak aku datang aku belum sempat ke halaman belakang.
Setengah takut aku keluar dari sana dan mataku langsung terpaku pada sebelas sisi teras bera belakang, sebuah kolam renang besar berbagai ukuran kedalaman dan dilengkapi dengan kolam Jacuzzi. Masih seperti dulu, tak ada perubahan, dan tidak ada penambanhan hal-hal modern lainnya. Justru itulah, yang membuat gambaran itu melekat kuat di sana.
Kolam renang, sumber peristiwa itu.
"Finn, hati-hati! Dijagain adeknya, ya!" tiba-tiba suara Maa terdengar dari arah teras.
Aku menengok ke arahnya dan melihat perut Maa masih besar, menunggu kelahiran bayi yang tidak ia perkirakan kehadirannya. Terlebih dengan keadaan dadda yang sekarang.
"Iya, Maa!" seorang anak kecil menyahut di dekat kolam renang yang sedang mendorong sepeda roda dua yang dikendarai anak yang lebih kecil darinya, yang kuyakini sebagai adiknya. Dia mendorongnya dengan pelan. Tangannya memegang kuat sadel yang diduduki adiknya. Terlihat bagaimana ia menjaga agar sepeda tetap berjalan dan tidak jatuh, karena sang adik belum mahir benar mengendarai sepeda.
Tiba-tiba entah apa yang terjadi, pegangan tangannya terlepas, dan sepeda meluncur dengan cepat ke arah kolam. Si Adik terjun bebas ke dalam kolam renang sedalam 3 meter.
Si Kakak syok dan tidak bisa bergerak, hanya melihat Adiknya menggapai-gapai meminta tolong. Adiknya tidak bisa berenang!
"KELLY!!" pekikan panik maa terdengar mengejar Kelly, tidak mempedulikan perutnya.
Anak itu tersedar, dan siap untuk menolong adiknya. Tapi belum sempat ia terjun, seseorang laki-laki berbadan besar tba-tiba mendorong mundur hingga jatuh terduduk. Laki-laki itu terjun dan segera menolong adiknya yang sudah tidak terlihat di permukaan. Adiknya melayang di dalam air tak sadarkan diri. Tenggelam!
Orang itu mengangkat tubuh adiknya dari dalam air.
Maa menagis dengan histeris, dan kini sudah ada Dadda di sana, yang kebingungan tidak tahu apa yang baru saja terjadi.
Secepatnya Kelly dibawa ke rumah sakit.
"Finn, ikut ke rumah sakit?" Dadda masih sempat menananyakan anak itu dengan hati-hati.
"Nggak!! Aku pengen dia mati aja!!" pekiknya sama histerisnya, mengagetkan Ayahnya dan lansung berlari ke kamarnya.
Aku memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Semuanya seperti baru kemarin terjadi.
"Kak...," suara Kelly yang hati-hati tiba-tiba masuk di telinga menyadarkanku. Aku tak tahu dia sudah berada di sampingku.
"Ya?" Aku menoleh ke arahnya.
"Jangan takut, Kak, aku sudah bisa berenang, kok," ucapnya dengan tersenyum takut.
Aku harus tersenyum lega. "Syukur, deh" walau aku masih tidak bisa menutupi kegugupanku berhadapan dengan Kelly. Bagaimana tidak, kejadian itu membuat Kelly harus di ruang ICU selama 2 minggu, dan Maa harus melahirkan lebih cepat dari yang seharusnya. Ally lahir prematur usia 6 bulan!
Kutoleh Maa yang berdiri di teras. Dia memandangku dengan pandangan sedih dan penuh penyesalan. Seakan ingin menghindariku, ia langsung masuk dan kembali ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finn Oh Finn ...
FanfictionKehadirannya di dunia ini tidak diharapkan. Tak ada yang menginginkannya selain ayahnya. Sempat terbuang dari keluarganya selama beberapa tahu, kini ia kembali. Kembali untuk mendapatkan cinta yang hilang itu dan mencari semua kebenaran akan hidupan...