2

6 2 0
                                    

" Fally, nyontek PR MTK dong! " seru Ghina, mengeluarkan buku tulis serta pulpen dari dalam tas sekolahnya.

" Kalo salah, jangan salahin gue ya. " sahut Ifally, mendorong kaca matanya ke atas, kemudian mengeluarkan buku tulis matematikanya dari dalam kolong meja. Ghina mengangguk mantap. Gadis itu sudah tidak lagi peduli berapa nilai yang akan ia dapat. Pikirannya dipenuhi ekspresi marah Bu Riza bila ia tidak mengerjakan PR.

Salahkan Zafran, abang Ghina, yang mengganggu Ghina saat gadis itu hendak mengerjakan Prnya. Zafran merengek-rengek minta di temani Ghina keluar, karena abang Ghina yang satu itu sedang galau setelah putus dengan mantan pacarnya.

Karena Zafran, Ghina sukses melupakan PR-nya, dan baru teringat kembali di pagi harinya.

Untung saja Ifally, teman semejanya yang agak rajin, mengerjakan PR dari bu Riza. Tak terbayangkan apabila keduanya tidak mengerjakan PR dari guru tersebut. Bisa-bisa keduanya di blacklist dan terancam tidak naik kelas!

" Widih, pagi-pagi Ghina udah rajin aja nyalin PR! " ledek Sheila. " Terus aja ledek. Liat aja lu, La. Kalau nanti lu yang berada dalam posisi gue. " Ghina mendengus.

" Udah ah, pagi-pagi jangan berantem. Elu juga Ghin. Cepetan nyalinnya, keburu masuk! " ucap Ifally. Gadis itu mengikat rambut pendek ikalnya dengan karet gelang, kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

" Pagi-pagi jangan main hp, " tegur Adras yang baru masuk ke kelas.

" Bawel ah. Suka-suka gue. " sahut Ifally, membuka aplikasi line dari ponselnya.

" KRIIINGGG!! " bel tanda mata pelajaran pertama dimulai berbunyi. Ghina dengan panik dan terburu-buru menyelesaikan salinan Prnya. Ia mencolek Fally yang terlalu sibuk dengan ponselnya. " Simpen hp lu. Bu Riza bentar lagi masuk. "

~~~

Menjadi angkatan pertama di suatu sekolah bukanlah hal yang mudah. Apalagi kalau orang-orang menjelek-jelekkan sekolahmu dan dirimu. Sheila mengutak-atik ponselnya, jenuh. Kalau saja dia memang sepintar yang ia kira, pasti ia bisa masuk ke SMA yang sama dengan pacarnya, Athalla.

Penyesalan tinggal penyesalan. Ia sekarang harus masuk SMA Danuardi, dan mencoba menikmati kehidupan SMAnya disana, minimal satu semester.

" Udahlah, Sheil... Lu nggak usah dengerin orang mau ngomong apa. Mereka kan nggak tahu kehidupan lu yang sebenarnya, " ujar Fally, menghela napas panjang.

" Uninstall aja ask.Fm lu. Daripada lu enggak tenang kayak gini. " tambah Dita, teman semeja Sheila.

" Gue juga nge uninstall ask.Fm, gara-gara banyak yang nge ask gue sekolah dimana. Ya, enggak mungkin gue jawab kalo gue sekolah di Danuardi. " tambah Dita.

Sheila mengangguk-angguk, kemudian menguninstall aplikasi ask.Fm di ponselnya.

" Gue kangen Athalla deh. " kata Sheila dengan bibir cemberut, sedih.

" Ini nih efek LDR beda sekolah. "

" LDR mah bukan segini jaraknya, mba, bu. LDR itu kan singkatan dari Long Distance Relationship, nah elu, enggak jauh-jauh amat kayaknya. Sekolah kita sama Athalla paling beda 45 menit doang, Sheil. " sahut Ifally, menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Namanya juga orang pacaran, Fai. Enggak ketemu sehari, berasa enggak ketemu setahun. Jarak Cuma itungan sejam, berasa 24 jam enggak bisa ketemu. " timpal Dita.

Yang jadi pokok pembicaraan Cuma bisa nyengir sedih.

" Jalanin dulu aja Sheil. Walaupun terasa berat buat lu sekarang, siapa tahu nanti malah terasa ringan. Nikmatin dulu masa-masa SMA lu disini, sebelum lu pindah semester 2 atau kelas 11 nanti. " Ifally menepuk bahu Sheila pelan, kemudian melangkah keluar kelas.

Sheila diam. Berusaha mencerna kalimat Ifally, kemudian tersenyum samar.

Write, Erase Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang