Hilang

489 16 1
                                    

Seorang gadis terlihat kecewa sambil memandang ke arah ponsel nya. Dia pun membolak-balik ponselnya seperti menanti telepon dari seseorang. Tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan berteriak-teriak.

"Sayang, makan malamnya udah siap nih!" teriaknya. "Ayo cepat turun!" perintahnya.

"Iya bun," sahut gadis itu. Lalu terdengar seorang pria menyahut dengan jawaban yang sama.

Gadis itu pun segera beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar meninggalkan ponselnya dengan malas. Saat gadis itu menuruni anak tangga sambil melamun, datanglah seorang pria yang tingginya lebih tinggi darinya 5 cm.

"Woi neng!" tegur pria itu sambil menyenggol gadis disebelahnya.

"Apa'an sih bang Kiki? Senggal senggol aja." balasnya kesal pada pria itu yang ternyata bernama Kiki.

"Lo tuh dari tadi gue panggil gak nyahut-nyahut, malah bengong aja," jelas Kiki. "Lo kenapa sih neng?" tanyanya bingung.

"Gak papa," jawabnya singkat.

"Oke, sekali lagi abang lihat Salsha kayak gini dan bilang gak papa, awas aja lo neng!" ancam Kiki pada gadis itu yang ternyata bernama Salsha.

"Ahh!!! Abang kok ngancem eneng sih!!!" serunya dengan kesal.

"Siapa suruh gak mau cerita ke abang sendiri," sahut Kiki sambil menjulurkan lidahnya dan langsung berlari menuruni anak tangga.

"Ihhh!!! Abang ngeselin!" teriak Salsha semakin kesal dan segera mengejar Kiki.

"Ada apa sih ini? Kok pada lari-larian?" tanya seorang perempuan paruh baya sambil menata piring di meja makan.

"Iya nih, anak ayah diapain sama abangnya kok teriak-teriak pake toa gitu?" tanya sang ayah ikutan penasaran.

"Tau tuh bun, yah, abang nyebelin," jawab Salsha dengan muka cemberut sambil duduk di kursi ruang makan.

"Aduh anak bunda jangan cemberut gitu dong! Ntar mukanya jelek lho," seru sang bunda sambil mendekati Salsha dan memeluknya.

"Udah mulai deh manjanya," ledek Kiki.

"Abang gak boleh gitu ah," tegur sang ayah ke Kiki.

"Cerita sini sama bunda, abang tadi ngapain kamu?" tanya bunda dengan lembut.

"Abang tadi ngancem aku," jawabnya dengan manja.

"Hahhh? Bener itu bang?" tanya bunda ke Kiki.

"Bukan ngancem sih bun tapi negor, habis dia bengong mulu dari tadi, aku panggilin malah diam aja gak jawab, pas aku tepuk baru deh dia jawab. Trus aku tanyain kenapa bengong dia nya bilang gak papa. Kan jelas-jelas lagi mikirin sesuatu. Ya udah aku bilang aja 'kalo lain kali eneng gini trus ditanyain kenapa jawabnya gak papa, awas lo neng!' masa itu namanya ngancem bun? Padahal niat aku udah baik buat perhatian sama dia malah di bilang ngancem," tutur Kiki panjang kali lebar kali tinggi.

"Emang eneng ada masalah ya?" tanya bunda sambil melihat ke Salsha dan dia hanya memberikan anggukan dengan wajah murung.

###

Sementara itu, di sebuah restoran jepang, terlihat seorang pria tengah asyik makan bersama seorang gadis cantik. Mereka pun makan malam sambil cerita-cerita tentang kehidupan mereka masing-masing.

"Eh Di, ngomong-ngomong masa kecil kamu kayak gimana sih?" tanya gadis itu. "Aku kan tadi udah cerita tentang masa kecilku, jadi sekarang gantian kamu," tambahnya dengan semangat ingin tahu.

"Dulu aku punya sahabat dari kecil, sejak dia lahir aku sudah ketemu sama dia, biasanya kita ditidurin sebelahan, jadi kita sering main bareng waktu kecil, apalagi dulu rumah kita hadap-hadapan, kita juga slalu satu sekolah terus, dan kebetulan kita juga satu kelas, jadi kita slalu duduk sebelahan, sampe akhirnya aku pindah rumah, dan kita mulai jarang ketemu, padahal kita udah kayak sodara kembar yang tak terpisahkan, tapi ahh ya sudahlah," ceritanya sambil meneteskan air mata yang tak ia harapkan turun.

"Kok ya sudahlah?" tanya gadis itu bingung.

"Gak papa Cat," sahutnya sembari menghapus air matanya. "Oh iya gimana rencana single kita?" tanya pria itu.

"Oh iya kata kak Aan lagunya udah selesai, Aldi suruh datang ya? kapan kamu mau ke kantor?" tanya gadis itu.

"Oke weekend ini aku ke kantor kak Aan," balas pria itu yang ternyata bernama Aldi.

###

Sahabat Hidup [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang