BAB 1

1.8K 33 6
                                    

Perfect. Sepatu berwarna Hitam bertali, Tas kesayangan berwarna merah jambu serta rambut yang kubiarkan terurai. Kuputarkan tubuhku yang memakai pakaian putih abu-abu itu didepan cermin. Aku menyukai gayaku. Apalagi dibaluti dengan sedikit sentuhan Make-up, membuat wajahku terlihat lebih cerah pagi ini.

Aku melirik jam ditanganku. Pria itu menyuruhku menunggunya lima menit yang lalu. Tapi dimana dia sekarang?. Lebih baik kutunggu diluar saja. Aku mengambil handphone diatas meja, lalu keluar kamar sambil mengutak-atik handphoneku.

"Ada menu apa hari ini?" Tanyaku pada seluruh manusia yang ada dimeja makan hari ini sambil menarik kursi kebelakang.

Suasanya rumah ini begitu sepi. Serasa hidup seorang diri di rumah bertingkat ini. Terkadang, Aku muak ketika harus pulang kerumah. Serasa tidak ada kebahagiaan dirumah ini. Tapi, ketika melihat Pria kecil yang duduk disampingku ini, Hatiku selalu berkata, Dia adalah kebahagiaanku. Setidaknya aku bisa membuatnya nyaman dirumah ini.

"Kamu makan apa, sayang?" Tanyaku pada adik Yang masih menggunakan seragam putih merah.

"Aku makan nasi goreng sama telur mata sapi, kak. Kakak mau?" Tawarnya padaku.

"Terima kasih sayang. Buat kamu aja"
semoga senyumku bisa membuatnya tersenyum juga. Bukankah itu juga kewajiban seorang kakak?!.

Andi. Anak yang sering membangunkanku dihari libur. Anak selalu membuatku tersenyum. Dia masih kelas 3 sekolah dasar. Semua nilainya bagus. Diatas rata-rata. Dia juga punya guru les sendiri. tapi sayang, satu kelemahannya. Jantungnya lemah. Andi sangat takut dengan ketinggian juga semua yang bisa mengganggu tekanan jantungnya.

Ketika kalian bertanya. Dimana ibunya? Dimana ibuku?. Aku juga tak tau apa yang wanita itu lakukan sepanjang hari. Berangkat subuh juga pulang selalu malam. Tanpa memperdulikan aku dan andi.

Aku menoleh kebelakang. Suara motor Terdengar dari luar. Sudah hampir setengah tujuh dan pria itu baru saja datang. Aku meninggalkan andi sendiri untuk menemui pria itu diluar.

"Kenapa lama banget sih?" Tanyaku sambil melipat kedua tangan didada.

Namanya Dika. Pria tampan dan termasuk ketua tim basket ini adalah pacarku. Dia pintar dan juga penyayang. Aku beruntung memilikinya. Banyak hal baru yang ku temui saat menjalin kasih dengannya.

"Maaf" Ucapnya sambil melepas helm. "Tadi motorku nggak bisa nyala" jelasnya yang kemudian melirik ke andi disebelahku. "Hei, andi" Sapanya, lalu mendekati andi. Dika berlutut. Ia menyamakan tubuhnya dengan andi. "Mau berangkat sekolah?"

Andi hanya mengangguk tersenyum. Tangannya memegang rok abu-abuku.

"Kalo begitu. Belajar yang benar dan andi harus bisa dapet peringkat pertama. Nanti kak dika kasih hadiah. Kamu mau?"

Andi mengangguk lagi "mau".

"Yaudah. Mang udin udah siap tuh buat nganterin kamu" ucap dika sambil menunjuk bang udin "hati-hati ya bro" Aiiish.. pria ini. Gaya gokilnya membuat ku semakin suka.

"Oke bero" sok-sokan mau ngikutin dika. Eh malah salah ucap. Anak kecil dasar.

....................

Tepat bel masuk berbunyi. Dika memarkirkan motornya. Ia membuka helmnya juga sarung tangannya, lalu berbalik badan menghadapku. Tangan yang satu memegang lenganku dan tangan yang satunya menyentuh bibirku dengan ibu jarinya.

"Kamu pakai make-up lagi?" Tanyanya dengan kening mengkerut. "Udah aku bilang. Ini sekolah. Bukan tempat pesta" Dika menghapus semua make-up diwajahku yang menurutku tidak terlalu tebal. Itu menurutku sih.

MANTAN TERINDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang