Dia?

5 0 1
                                    

Belvania's POV

Ayah? Tumben menelfon. Aku mengendikkan bahu lalu mengangkatnya.

"Van, kamu ke kantor ayah sekarang. Oke?"

"30 menit lagi. Oke? Aku lapar. Aku ingin makan dulu."

"Tidak sayang. Sekarang. Kau bisa makan nanti di kantor ayah."

"Hmmm...Ayah yang bayar?"

"Iyaaa..."

"Okeee..."

Aku langsung berjalan menuju parkiran.

"Vania!"

Aku menenengok ke arah yang memanggilku.

"Tidak makan?" tanyanya.

"Tidak. Aku buru-buru ayahku menyuruhku untuk ke kantornya sekarang."

"Woah, ada apa?"

"Hm aku tidak tau, Sien."

"Oke. Aku duluan ya," katanya sambil melambaikan tangan.

Aku juga melambaikan tanganku dan tersenyum.

Itu tadi Arsienta Karline, teman dekatku. Bukan sahabat. Aku tidak pernah menganggap orang sahabatku. Kenapa? Karena aku takut kisahku yang lama terulang kembali. Ya sebenarnya aku tau kalau Sienta orang yang baik. Maksutku di sini adalah orang yang benar-benar baik.

*flashback on*

Dulu aku adalah gadis cupu. Memakai kacamata besar dan rambut yang selalu kepang 2. Aku selalu dihina, dibully, dan lain sebagainya.

Hingga suatu saat ada 1 laki-laki yang selalu ada untukku, selalu membantuku saat aku dicaci maki. Dia orang yang selalu tenang dan dingin. Tapi, ketika melihatku menangis dia melembut. Entah hanya padaku atau pada semua orang.

Sampai suatu hari dimana dia tidak membantuku bahkan dia tidak masuk ke sekolah. Aku menangis di bawah pohon sendirian. Masalahnya bukan karena aku dibully, dicaci, atau sebagainya. Tapi masalahnya adalah perempuan yang selama ini menjadi sahabatku membuat sebuah pengakuan. Pengakuannya adalah ternyata yang memberi hal-hal yang aku takuti ke dalam loker adalah dia. Dia pura-pura menjadi sahabatku agar dia bisa tau apa yang aku takuti. Dan ternyata dia adalah ketua genk yang sering membullyku.

Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menyodorkan sapu tangan kepadaku. Dan aku mengambilnya dan menghapus air mataku. Lalu aku berterimakasih kepada orang itu. Ternyata orang itu adalah lelaki yang selalu menolongku dia memakai baju bebas.

"Te...te...terimakasih." kataku dengan tersipu malu.

Dia tidak menjawab dan duduk di sebelahku.

"Kamu kenapa tidak menolongku tadi?"

"Karena tidak ada yang bisa aku bantu."

"Lalu, kenapa kau ada di sini sekarang?"

"Karena aku tahu kau membutuhkanku sekarang."

"Terimakasih untuk semuanya dan maaf aku tidak percaya saat kau menyuruhku menjauhi Sarah. Seharusnya aku percaya padamu dulu, seharusnya aku menjauhinya, dan seharunya ak..."

"Sssttt...ini bukan salahmu. Kumohon jangan menangis. Aku tidak pernah kuat ketika melihat 3 wanita yang kusayangi menangis. 3 wanita itu adalah mamaku, adikku, dan... kau."

Dia menarikku ke dalam pelukannya dan mengusap rambutku pelan. Dan aku mengangguk di pelukannya.

"Kenapa kau tidak memakai seragam sekolah?"

"Aku ke sekolah untuk mengurus kepindahanku."

"Ka..ka...kau"

"Iya. Maaf Belva, setelah ini aku tidak bisa lagi ada untukmu. Tidak bisa di sampingmu lagi. Aku yakin kau pasti bisa melaluinya tanpaku seperti sebelum aku datang ke sekolah ini. Ujiab sebentar lagi. Kumohon jangan hiraukan ucapan orang-orang. Jangan pikirkan aku. Anggap aku tidak pernah ada. Dan buatlah mereka menjadi motivasimu untuk semakin giat belajar. Tunjukan pada mereka bahwa apa yang mereka katakan selama ini salah. Kumohon jangan menangis atau mereka akan senang melihatmu menangis. Berjanjilah padaku kau akan melakukannya."

Aku hampir menangis tapi aku menahannya agar dia tidak ikut sedih. Aku menggeleng lalu mengangguk.
"Janji."

Dan semenjak itu aku tidak pernah bertemu dengannya. Aku menghadapi semua nya sendiri walaupun sangat sulit. Dan aku mendapat nilai UN tertinggi di sekolah. Sekarang aku menjadi penulis terkenal. Aku berhasil menunjukan pada mereka bahwa apa yang mereka katakan itu salah. Seandainya kau tau, kau pasti akan bangga padaku.

*flashback off*

Aku mengetuk pintu ruang kerja Ayah.

"Masuk..." itu suara ayah.

Aku langsung masuk ke ruang kerjanya.

"Nah itu, Vania sudah datang."

Lalu, seorang lelaki di samping ayah membalikkan badannya. Dan aku sangat tidak percaya ternyata orang itu adalah...

"Kevan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NumberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang