Dirimu.

41 0 0
                                    

    Gadis berambut sebahu itu berjalan dengan wajah dingin terkesan angkuh melewati kerumunan orang-orang yang sedang di sisi koridor bergerombol. Para mata pria dan wanita menatapnya begitu bersahabat seolah ingin menyapanya tapi siapa yang tak kenal Ataya Rafaina Linski gadis berwajah cantik,manis dan anggun. Namun sayang semuanya tertutupi karna Taya selalu memasang wajah dingin tanpa senyuman seolah dunia tak boleh mengetahui sisi lain dari dirinya dan mungkin hanya dirinya dan tuhan yang tau.

   Banyak yang selalu mencoba mengajaknya beteman namun siapa sangka hanya untuk di ajak berkenalan saja dirinya bahkan diam seribu bahasa, dia hanya kadang menampakan senyum yang mungkin harus dipaksakan oleh dirinya begitulah Taya, dimata orang orang yang mengetahui cerita hidupnya mengasihani sikap Taya yang sekarang, namun beda dengan orang-orang yang belum mengetahui cerita hidupnya mereka berpikir bahwa taya orang yang sombong dan keras kepala. Taya memang keras kepala namun dalam hal berbeda.

   Kini gadis itu memasuki ruang kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, sesampainya di kelas Taya langsung menduduki bangku paling depan dan langsung membuka bukunya. Bukan buku pelajaran tentunya tapi Novel kisah cinta yang senang dia baca sebelum memulai pelajaranya, novel-novel itu yang mungkin hanya bisa mengerti perasaanya di masa sekarang karna masalalu, hanya novel itu yang mungkin bisa diajak bicara oleh Taya.

   Nilan teman semasa SMA nya menghampirinya. "Taya cantik deh" seru Nilan pada Taya.

Taya hanya tersenyum menyungging tanpa menengok.

"Hari ini bisa dong bagi liat dikit gituh" tanya Nilan sambil menaik turunkan alisnya.

"Pak somat ngadain kuis hari ini" jawabnya enteng.

"Oh kuis" Nilan menyengir "Apa kuis ? parah lu Ya parah" Nilan gelagapan dan Taya hanya mengendekin bahunya dan masih lanjut membaca novelnya.

Taya pun dengan tenangnya mengikuti kuis hari ini sampai habis.

Baru saja Taya ingin keluar dari kelasnya, tapi di hadang oleh bunga mawar bertumpuk-tumpuk yang di letakan di pot bunga besar. Pot bunga ? "uuhh so sweet dari fans lo nih pasti" ujar Nilan cekikikan.

Taya sudah mengetahui itu ulah siapa jadi Taya pinggirkan pot bunganya dan melewatinya dengan tidak peduli dan tak terjadi apa-apa.

****

   Seolah-olah sang pengirim bunga tadi tau bahwa bunga'nya tidak di terima dia mencegat Taya di gerbang masuk universitas, Taya yang sedang berjalan pun terhenti dan menatap dingin pada Gilang, ya dia Gilang lebih tepatnya Gilang Anggara cowok paling ganteng nomor dua di kampus setelah rektor kampus tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah bapaknya sendiri, dia satu-satunya orang yang terus berjuang untuk mendapatkan hati Taya walau sikap Taya tidak merespon dengan baik apapun yang Gilang lakukan berbagai cara yang sudah di lakukan cowok tengil, petakilan dan gak pinter itu tidak berhasil atau tepatnya belum berhasil mendapatkan perhatian dari Taya.

"Minggir!" ujar Taya dingin. Gilang hanya menyengir.

Taya lalu mengangkat alisnya "kenapa bunganya gak lo terima ?" tanya gilang.

"Gak ada yang mau bawa pot bunga segede itu"

"Oh jadi lo maunya yang di bucket gituh yak" ujar Gilang sumringah "kenapa gak bilang dari tadi cakep, ah untung gua cukup peka" Taya langsung menatap Gilang tajam.

"Minggir?! gua mau pulang!!" ketusnya. Gilang diam beberapa detik lalu celingak celinguk dan-

"Ta gua mohon Ta, mau yah pulang bareng sama gue, gua janji gak bakal macem-mecem'in elu kok, kalo lo pulang bareng sama gua seenggaknya gue tau lo selamat, gue tau lo gak pulang bareng sama cowok lain" tak disangka gilang berjongkok dan merengek pada Taya.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang