Part 1- Yang Benar Saja

22 1 1
                                    

Begin

____

Bukankah setiap manusia memiliki perasaan.
Hanya saja mereka bisa menutupi perasaan mereka dengan baik.

***

Disuatu pagi yang cerah, terdengar suara alarm yang begitu keras hingga membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan langsung terbangun. Namun, tidak untuk seorang gadis cantik yang telah memasang alarm tersebut tadi malam. Dia hanya sedikit mengerutkan wajahnya kesal mendengar bunyi alarm-nya tapi tidak terbangun juga.

Setelah sekian lama gadis itu mendengar bunyi Alarm-nya yang tak kunjung mati, perlahan gadis itu membuka matanya.

Dengan kesal, gadis itu meraih alarm yang berada tak jauh disamping tempat tidurnya. Sambil menggerutu dia mulai melihat jam berapa sekarang.

'Sial, aku hampir terlambat' ucapnya sambil menaruh kembali jam wekernya dimeja lalu berdiri untuk mengambil handuk.

Beberapa menit kemudian setelah gadis itu selesai mandi, yang merupakan rekor tercepatnya selama mandi sesegera mungkin memakai baju yang sudah dia siapkan tadi malam.

'Untung aku sudah menyiapkan sejak semalam' gumamnya sambil tersenyum.

Setelah dirasa siap dan sudah memoles wajahnya dengan krim wajah, bedak serta lipgloss yang dia andalkan agar wajahnya tidak terlalu kentara seperti bangun tidur, mulai melangkah keluar dari kamarnya setelah mengambil tasnya dan menuju meja makan.

"Sudah mau berangkat, Key?" Ucap Rian, sang Ayah yang melihat putrinya berpakaian rapi.

"Iya Pa, Key udah telat nih"

Keyla mencomot dua roti tawar lalu menuangkan sedikit susu kental manis diantara kedua roti tersebut, setelah itu memakannya dalam hitungan detik yang membuat kedua orangtuanya menggelengkan kepalanya.

"Yang manis dikit gitu Key jadi cewek" Keyla mengangguk pelan sambil meraih susunya lalu meminumnya perlahan.

"Aku udah telat Ma, jadi gabareng Papa soalnya pasti lama dijalan hehe"

"Aku berangkat duluan Ma, Pa"

***

Dengan sedikit bergegas, Keyla dengan mengendarai ojek yang menurutnya cepat karena bisa menyelip bagaikan upil menuju Universitas yang menjadi tempatnya belajar untuk menempuh gelar S1.

Tak sampai lima menit Keyla sudah sampai didepan gerbang kampusnya. Seusai membayar sang ojek, Keyla berlari kedalam gedung lalu menuju ke lift yang berada disebelah kamar mandi. Dengan gusar Keyla menunggu dengan berdoa agar dosennya belum masuk kelas.

Ting!

Pintu lift pun terbuka, Keyla membiarkan orang-orang yan didalam lift tersebut keluar terlebih dahulu, lalu dirinya masuk kedalam lift dan menekan tombol berangka lima. Saat pintu lift akan tertutup Keyla melihat seseorang yang berteriak untuk menahan pintunya agar tidak tertutup, sontak Keyla menekan tombol yang membuat pintu lift kembali terbuka.

Keyla menahan nafasnya.

Gibran.

"Untung belum tertutup, makasih udah nahan pintunya" Gibran berkata sambil tersenyum kearah Keyla.

Sontak Keyla terdiam karena mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dibandingkan biasanya. Keyla menganggukan kepalanya pelan. Pintu lift sudah menutup kembali.

"Sama-sama" hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Keyla.

Gibran melirik kearah Keyla dengan tatapan yang tak bisa dibaca. Menurut Gibran, Keyla adalah cewek yang cukup unik. Kalau dipikir-pikir oleh Gibran, Keyla tidak bisa ditebak. Kadang dia aktif sekali, kadang juga jadi pendiam. 'Unik' piker Gibran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finding HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang