Aku, Fina.

2.1K 7 1
                                    

Fina Angelica

jujur saja ku tak mampu tuk pergi menjauh darimu meski hatiku ragu Kau tak disampingku setiap waktu, Ku sadari Aku cinta padamu....

Alunan merdu dari penyanyi Cassandra terdengar melow sekali ditelingaku. Berulang kali Aku memutar lagu Cinta Terbaik, tapi Aku tak merasakan rasa bosan sedikitpun. Entah karena lagunya yang bagus, suara penyanyinya yang merdu, atau memang lagu ini menggambarkan kisahku sekarang. Seperti yang dikatakan Vicky Prasetyo, ya saat ini Aku sedang mengalami yang namanya kontroversi hati dan statusisasiku Masih di ambang kepastian. Mengerikan. Oke, ini berlebihan dan Aku sadar itu.

 

Aku mematikan handphone ku. Mengelap tetesan air yang keluar sedikit dari mataku, mungkin ini efek dari lagunya yang sangat menyentuh. Ya! Mungkin.

Aku memandang wajahku di cermin, Aku terlihat sangat berantakan. Wajahku kusam, mataku membentuk pola mata panda, dan rambutku sudah tak karuan. Tapi dalam kondisi seperti ini Aku, Fina Angelica, mencoba untuk menarik bibirku dan berkata "tersenyumlah walau apapun yang terjadi" :) dan Aku berhasil! Walau tak ada yang tau apa yang sedang Aku alamin saat ini.

Aku senyam-senyum sendiri di depan cermin besar di kamarku, berlenggak lenggok, berpose bak seorang model. Menampilkan berbagai macam senyum dan ya entahlah Aku juga ga tau Aku sedang apa di depan cermin, yang terpenting adalah Aku akan berusaha untuk tetap senang. Tapi...

#Brakk!!

"Heh Fina, kamu liat ga jam berapa itu?" Mas Jerry membuka pintu kamarku dengan paksa. Sontak Aku kaget dan melempar botol handbody yang tadinya sedang Aku pakai untuk memeragakan iklannya. 

"Eh sorry Mas, kamu sih ngagetin Aku!" Mas Jerry semakin kesal. Ya begitulah dia, tipe mudah marah. Tapi anehnya banyak sekali gebetannya, sedangkan Aku yang penyabar?? hm sudahlah jangan bahas yang ini.

"Eergh!! Finaaaa cepet sana kamu mandi jangan bikin Aku ikutan telat." Mas Jerry melemparkan lagi botol handbody itu kepadaku dan Aku refleks langsung menangkapnya. Dia melempar tatapan sinisnya lalu turun ke lantai dasar untuk memanaskan motornya. Aku segera menuju kamar mandi sebelum monster tikus itu datang lagi.

 *****

"Maaas jangan ngebut-ngebut dong! Jantung Aku copot nih!" Aku berpegang erat pada pegangan belakang motor. Mas Jerry terus mengendarai motornya dengan kecepetan lebih dari 80 km/jam. Entah kesurupan setan apa dia tumben banget ngebut kaya gini. Walaupun dia pemarah tapi abangku yang satu ini sangat anti ngebut-ngebutan di jalan. Tapi hari ini?? Aneh.

"Lo liat ngga sih itu jam berapa? Udah jam 6 pagi nih!" Aku langsung bingung. Masih 1 jam lagi gerbang sekolah di tutup, lalu apa yg salah? Kalo ada tongkat baseball sudah Aku pukul kepalanya daritadi, biar dia sadar 1 jam itu waktu yang lama untuk sampai ke sekolah.

"Lo aneh banget sih Mas, mau apa sih pagi-pagi ke sekolah? Mau nembak cewe hah???" Niat Aku bercanda tapi Mas Jerry malah mengerem mendadak motornya. Jelas jidadku langsung terbentur helm mas jerry.

"Mas Jerryyyyyy!!!!"

"Sorry fin, Aku emang mau nembak cewe. Sorry banget ya." Yang tadinya Mas Jerry menampakkan wajah pemarahnya, kali ini dia begitu gugup dan takut, terlihat jelas dari wajahnya. Tadinya Aku ingin memarahi dia lagi, tapi aku jadi ngga tega.

"Eh iya Mas ga apa-apa, lanjut nyetirnya Mas. Nanti kamu harus cerita ke Aku siapa cewenya ya kali aja Aku bisa bantu." Aku menepuk pundak Mas Jerry untuk menenangkannya.

 

Sampai juga kami di sekolah. Sebenarnya Aku beda 2 tahun dengan Mas Jerry tapi kebetulan Aku bisa Masuk kelas akselerasi dan jadi Aku duduk di kelas 3 SMA dengan Mas Jerry. Sudah seperti anak kembar aja. Tapi demi apapun sifat Aku dengan Mas Jerry sangat bertolak belakang. Tapi ya Aku Akuin, Aku sayang Mas Jerry Aku ngga mau dia sedih kaya tadi lagi.

"Mas Aku duluan ya, good luck buat duar-in cewenya ya haha" tawaku sambil memberikan tembakan jitu dengan tanganku ke wajah Mas Jerry. Dia tertawa, dan melemparkan botol minuman ke arahku. Dan ini beneran, bukan imajinasinya. Sialan nih makhluk! Aku manyun, dia semakin tertawa.

"Hahaha udah sana lo masuk jangan ngerusak rencana gue."

"Iyaaaa!! dasar monster tikus!" Aku meneriakinya dan langsung lari kencang menuju kelasku.

"Heeeh!! awas lo!" teriak Mas Jerry. Aku hanya membalasnya dengan julurin lidah tanda sebuah ejekan. duh Mas Jerry ini.

Cerita GantungWhere stories live. Discover now